Masturbasi Menurut Alkitab

Post a Comment

Abstrak
Masturbasi adalah suatu perilaku seseorang yang merangsang alat kelaminnya untuk menikmati hasrat seksul.  Perilaku masturbasi ini di lakukan oleh  individu bukan  di lakukan perkelompok. Melakukan masturbasi tidak ada untung ruginya bagi orang lain, melainkan benar-benar urusan pribadi.   Oleh sebab itu disaat melakukan masturbasi efeknya dan dampak tertuju kepada pelaku masturbasi. Salah satu efek disaat melakukan masturbasi yaitu timbulnya penyesalan pada diri sendiri.  Penyesalan ini tidak terus menerus beberapa hari, namun hanya sesaat saja.  Hal-hal yang membuat seseorang tersebut menyesal yaitu ia gagal untuk menguasai dirinya, ia merasa berdosa di hadapan Allah.  Apakah di saat seseorang melakukan masturbasi adalah dosa?.  Terlebih dahulu harus di mengerti salah satu penyebab melakukan masturbasi yaitu pikiran yang duniawi.  Artinya dia menggunakan pikirannya untuk membayangkan hal-hal porno.  Oleh sebab itu yang membuat pelaku masturbasi berdosa di hadapan Allah adalah pikirannya yang tidak sesuai dengan pikiran Allah yang kudus.  Tidak ada orang yang melakukan masturbasi tanpa dorongan pikiran.  Segalah sesuatu yang di lakukan manusia di dasari control dari pikiran untuk melakukan.  Bagaimana supaya pikiran seseorang tersebut di ubahkan maka ia harus sepaham dengan pikiran Kristus.  Sebab yang mampu mengubahkan pikiran seseorang hanya Kristus.

Kata Kunci: Masturbasi, Dosa, Manusia, Alkitab

PENDAHULUAN

Pada mulanya Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya.  Yang memiliki natur Allah dalam diri Manusia.  Seperti berbuat baik, mengasihi, melindungi, menciptakan dan lain-lain.  Namun  ketidakpercayaan manusia terhadap perintah Allah mengakibatkan manusia melanggar perintah Allah.  Jadi setiap firman Allah yang dilanggar adalah dosa.  Bila ditelusuri dalam sejarah penciptaan manusia di Alkitab  sejak manusia jatuh di dalam dosa hubungan manusia dengan Allah semakin jauh.   

Yang perlu diperhatikan bahwa Allah menciptakan manusia dilengkapi untuk bisa berkembang biak. Yang sangat jelas yang dikatakan-Nya kepada manusia untuk "Beranakcuculah" (Kej.1:28).  Jadi seks itu kudus karena Allah sendiri yang menciptakan-Nya kepada manusia.  Dengan tujuan supaya manusia itu memenuhi bumi.  Namun yang menjadi masalah di dalam diri manusia itu terkadang lepas kontrol.  Di mana manusia itu tidak sabar akan hawa nafsunya.  Hal ini disebabkan karena natur imputasi dosa dalam diri manusia.

Pada zaman milenial ini keinginan manusia untuk memuaskan hasrat nafsu seksualnya ia melakukan berbagai cara untuk bisa menikmatinya tanpa memikirkan efeknya kedepan.  Memang untuk menikmati nafsu seks bisa berbagai cara seperti hubungan seks atau dengan masturbasi.  Hal ini bisa di survey di media sosial atau internet seperti hasil-hasil penelitian atau karya ilmiah.  Yang kebanyakan melakukan masturbasi adalah anak-anak remaja atau yang masih belum nikah, sehingga melakukan pada diri sendiri (merangsang alat kelaminnya sendiri).  Hal ini di lakukan karena tidak ada penguasaan diri akan hawa nafsu. 

Setelah melakukan masturbasi ini timbulnya penyesalan pada diri sendiri.  Disebabkan karena mereka berpandangan itu dosa dan membuat dirinya kaya bersalah disaat melakukan masturbasi.  Disaat timbulnya penyesalan tersebut  berkomitmen untuk tidak melakukanya, namun tidak bisa.  Oleh sebab itu apakah di saat melakukan masturbasi adalah dosa atau tidak.  Dan bagaimana cara mengatasi kebiasaan melakukan masturbasi? Sebab jika sering melakukan masturbasi akan menyebabkan suatu dampak yang buruk bagi yang telah melakukannya.

PEMBAHASAN
1. Defenisi Masturbasi
Pengertian dari masturbasi merupakan suatu tindakan seseorang untuk menyalurkan hasrat seksual dengan mencapai kenikmatan seksual di luar hubungan seksual melalui merasang alat kelaminya sendiri.  Perilaku masturbasi adalah suatu perbuatan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi.  Sebab perilaku masturbasi ini dilakukan pada diri sendiri bukan dilakukan kepada orang lain. Tindakan ini lakukan oleh anak-anak mudah, remaja,  yang masih belum nikah dan maupun yang sudah nikah.

Disaat melakukan masturbasi menimbulkan suatu rasa bersalah, dan malu. Walaupun perbuatan ini dilakukan secara tersembunyi namun rasa bersalah dan penyesalah selalu ada. Perilaku masturbasi dilakukan dalam keadaan sadar dan tahu efeknya kedepan bila melakukan masturbasi.  Banyak orang berpendapat bahwa masturbasi merupakan bagian dari kesadaran dan kematangan seksual remaja.  Kebiasaan masturbasi yang sudah kuat merupakan gejala bahwa seksualitas orang  yang bersangkutan belum terangsang dalam dirinya. 

Namun ahli moral katolik enggan untuk berpandangan bahwa masturbasi hanya merupakan bentuk pelampiasan seksual yang normal.  Mereka hanya menyatakan bahwa secara "fenomenologis", masturbasi merupakan ungkapan seksualitas yang lebih berpusat pada diri sendirian dan "hedonistis"daripada relasional.  Melakukan masturbasi tidak ada kaitannya dengan diri orang lain. Oleh sebab itu disaat melakukan masturbasi tidak ada untung-runginya secara langsung yang dialami orang lain. Itu murni urusan pelaku tersebut (Feri Sulianta, 2010: 211).

2. Faktor-Faktor Penyebab Melakukan Masturbasi
Setiap orang yang melakukan masturbasi adalah orang-orang yang tidak bisa mengedalikan emosinya atau nafsunya. Tidak mungkin orang tersebut melakukan masturbasi tanpa ada sebab akibat. Oleh sebab itu adapun faktor-faktor yang menyebabkan seseorang tersebut melakukan masturbasi adalah sebagai berikut:

a. Faktor Ingin Tahu
Yang menyebabkan seseorang melakukan masturbasi muncul akibat dorongan diri sendiri ingin tahunya terhadap keberadaan tubuh dan kelaminnya.  "Manipulasi"genita; sederhana yang dilakukan ini ternyata dianggapnya bisa mendatangkan sensasi baru yang mengasyikkan.  Disaat melakukan masturbasi membuat seseorang tersebut mengalami kesenangan ketika memegang genitalnya. Hal ini merupakan suatu faktor yang menyembabkan seseorang melakukan masturbasi.  Sebab alat kelamin adalah suatu organ tubuh yang mudah "sensitive"bila seseorang tersebut memegangnya.  Apalagi pada masa-masa remaja dimana dorongan seks sangat kuat (Yulinda, 2015:88).

b. Faktor Biologis
Dikalangan anak muda pasti mengalami masa-masa pubertas.  Pubertas ini biasanya mengalami perubahan secara fisik maupun psikis.  Perubahan fisik  perubahan pada organ seksual, sedangkan secara psikis terjadi perubahan sikap dan perilaku seksual yaitu remaja mulai menyukai lawan jenisnya (Lianny Hendranata & James A, 2005: 22).   Hal tersebut menandai bahwa minat seks pada ramaja meningkat.  Perubahan yang terjadi karena adanya peningkatan hormone yang menimbulkan dorongan seksual untuk melakukan seks.

Perubahan sikap yang dialami remaja membuat dirinya ingin tau melakukan seks. Sehingga timbulnya mengingini dan imajinasi seperti mencium, memeluk, membanyakan dan hal-hal yang bersifat prono atau dapat dikatakan menimbulkan rangsangan seksual.  Hal ini yang menyebabkan seseorang melakukan masturbasi bila tingkat seks terlalu tinggi sehingga tidak ada penguasaan diri dan hanya mengikuti hasrat nafsu seseorang tersebut. Sebab dorongan seksul dalam diri seseorang telah ada dan hanya mengikuti kenikmatan tanpa memperhatikan suatu resiko yang dialami.

Gelaja-gejala umum "voyeurism"menunjukkan kontrol diri yang semakin berkurang, adanya pengembangan perilaku "infantile", makin banyaknya muncul fantasi seks dan makin berkembang gejala-gejala "psikiatrias".  Faktor-faktor penyebab masturbasi adalah perasaan cemas, kegagalan mengendalikan dorongan "insting" atau "energy lobido".  Perilaku agresi atau kecanduan seks dan ketidakseimbangan hormone.  Terjadinya penyimpangan seksual masturbasi tidak hanya berkaitan dengan kepuasan seksual semata, tetapi juga merupakan bentuk "defencemechanism", yakni proyeksi rasa tidak tenang, ketakutan, kecemasan, dan depresi (Herri Zan Pieter, dkk, 2006:124).

c. Faktor film pornografi
Istilah pornografi berasal dari bahasa Yunani berdasarkan unsur etimologi yaitu pornographos (porne: "prostitute"dan "grapheir" menulis), diartikan sebagai: menulis mengenai prostitusi.  Tentu disaat seseorang menonton film porno pasti membuat seseorang tersebut candu dan ketagihan disaat menyaksikan film porno.  Sehingga menyebabkan nafsu seks seseorang meningkat disaat ia menonton film porno dan akibatnya ia lepas kontrol.  Maka memberikan dampak yang tidak baik seperti melakukan masturbasi.

Menonton film porno merupakan hal yang baik bila hanya sekali-kali saja.  Karena informasi seperti ini merupakan suatu kebutuhan jasmani dalam hal hubungan pernikahan. Mungkin saja ada pasangan tidak mengerti hubungan seks, maka perlu sekali untuk mengetahui informasi tersebut.  Namun jangan menjadi suatu panduan, kebiasaan atau kecanduan menonton film porno.  Film porno ini telah menjadi bisnis untuk mendapatkan suatu keuntungan yang begitu besar yang telah tersebar di dunia maya.  Namun disisi lain yang menjadi masalah bisnis film pornografi adalah merusak pola pikir anak bangsa.  Sekian banyak anak muda terpengaruh bahkan kecanduan menonto film porno (Bunda Hana, 2014: 56).

Film porno ibarat candu yang bisa membuat siapapun ketagihan untuk menyaksikannya kembali.  Jika hal itu dilakukan terus menerus tanpa mengenal batasan waktu, maka bisa memberikan dampak yang tidak baik.  Seperti aktivitas onani atau masturbasi, pemerkosaan, pencabulan, selingkuh dan banyak lagi.  Ketagihan itu akibat dari rasa nikmat yang dirasakan oleh para penontonnya setelah mempraktikkan adegan atau bermasturbasi setelah menonton sambil membayangkan adegan yang ada dalam film tersebut.  Oleh karena itu, hal yang paling di hindari adalah ketika keseringan nonton film porno akan membuat kecanduan.  

Kecanduan film atau hal-hal berbau porno tak hanya bisa merusak hubungan dengan pasangan, tetapi juga bisa memberikan hal negatif lainnya dalam hidup Anda.  Kecanduan film atau hal-hal porno membuat seseorang tersebut terjebak. Seseorang tersebut ingin terus-terusan melihat film tersebut dan tak punya waktu untuk hal lain (Thomas, 2006:22).

d. Faktor lingkungan
Sebagi manusia dewasa yang pernah merasakan bahwa melakukan hubungan seks itu menyenangkan, tentu ada rasa ketagihan bila kepuasan tersebut lama tidak dirasakan. Dr. Wimpie Pangkahila, mengatakan bahwa keinginan untuk tetap melakukan penyaluran hasrat seks dan berharap mendapat kepuasannya adalah sesuatu yang wajar.

Para kalangan ahli mengatakan bahwa masturbasi bisa dinilai sebagai salah satu "alternative" yang paling aman untuk menyalurkan hasrat seks seseorang, mengingat banyaknya bahaya penyakit kelami menular yang bisa terjangkit, jika seseorang dalam menyalurkan hasratnya melakukan seks bebas dengan siapa saja berdasarkan suka sama suka. Buka hanya itu saja bila dilihat dari sisi budaya jika seseorang tersebut melakukan perzinahan atau permekosaan bisa-bisa dihukum oleh masyarakat sekitar.  Misalnya hukuman mati, di penjarah, di permalukan, dan bertanggujawab untuk menikahinya. Daripada seseorang tersebut mendapatkan masalah dari perbuatannya lebih baik ia melakukan masturbasi untuk menyalurkan hasrat nafsunya (Feri Sulianta, 2010:56).

3. Efek Melakukan Masturbasi
Kecanduan melakukan masturbasi memiliki efek, baik secara fisik maupun kejiwaan, terlebih-lebih lagi terhadap remaja putri.  Masturbasi dapat membuat remaja putri selalu merasa khwatir dan gelisah tentang keutuhan selaput daranya.  Bagi para pemudi yang pernah melakukan masturbasi akan mengalami kesulitan untuk meninggalkan perbuatan tersebut, hal ini dapat menjadi candu dan akan menimbulkan efek-efek yang negatif dari kecanduan melakukan masturbasi (Yulinda Puspita, 2011: 111).

Dari segi medis, kebiasaan masturabasi terkadang bisa mempengaruhi kesehatan seksual. Dan dalam waktu yang sama juga berpotensi menimbulkan bahaya tersembunyi, yakni kalau kebiasaan ini sering dilakukan bisa mempengaruhi kesehatan secara umum yang bisa mempengaruhi kesehatan reproduksi.  

Selain itu kebiasaan ini juga bisa mengakibatkan suatu kegagalan seksual karena tidak adanya kemampuan untuk mewujudkan sel-sel seksual yang harus dipenuhi oleh seorang wanita pada saat sedang melakukan masturbasi yang masih memungkinkan dibarengi dengan berlangsungnya pernikahan antara   pasangan suami istri dan pada saat itulah seorang wanita terkadang melakukan kebiasaan tidak terpuji tersebut untuk menggantikan hubungan seksual yang lazim.

Tidak menjadi masalah bila melakukan masturbasi jika sesekali saja.  Hal tersebut masih tergolong relative aman.  Namun jika berlebihan akan muncul efek negatif.  Pada pria semakin sering melakukan masturbasi semakin banyak efek negatif yang bisa saja terjadi iritasi pada penis, ejekulasi dini dan bisa terjadi kemandulan.  Begitu juga dengan perempuan walaupun dampak yang dihasilkan tidak seberat pada pria, pada perempuan efek negatifnya adalah iritasi pada organ intim, ketagihan, menurunnya konsentrasi (Sa,ad Riyadh, 2011:78).

Orang yang sering melakukan masturbasi kadangkala merasa berdosa, bersalah, malu kepada diri sendiri.  Hal ini menyebabkan ia cenderung menarik diri yang kemudian mempegaruhi proses hubungan sosialnya dikemudian hari, dalam arti juga mempengaruhi hubungan kelami dengan lawan jenisnya (masalah psikologi).   Karena telah dikemukakan di atas bahwa hubungan persetubuhan bukan hanya bersifat fisik saja.  Jadi bukanlah masturbasinya yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam mengadakan kontak sosial di kemudian hari melainkan karena perasaan bersalah akibat melakukan masturbasi (Feri Sulianta, 2010:35).

4. Alkitab Adalah Firman Allah
Kalau berbicara masturbasi dalam perspektif Alkitab terlebih dahulu harus di mengerti yang dimaksud dengan Alkitab.  Kata inggris "bible"=alkitab berasal dari kata Yunani "biblion", yang berarti "kitab" atau "gulungan".  Nama itu berasal dari "Byblos", yang menunjuk pada pohon papyrus yang banyak tumbuh di rawa-rawa atau pinggiran sungai di sepanjang sungai Nil.  Bahan yang dipakai untuk menulis dibuat dari tumbuhan papitus dengan memotong bagian yang lunak sepanjang satu kaki (=12 inci) dan kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari.  Kata "Kitab Suci" merupakan terjemahan dari kata Yunani "graphe",yang artinya adalah terjemahan dari kata Yunani "graphe", yang artinya adalah "tulisan".  Ada banyak bukti yang menyatakan bahwa Alkitab secara keseluruhan adalah kitab yang unik, yaitu berbeda dengan karya tulis lainnya.  Harus dicatat bahwa para penulis yang mengklaim bahwa kitab suci berasal dari Allah adalah orang-orang yang patut dipercayai.

Alkitab merupakan inspirasi kepada penulis Alkitab. Inspirasi merupakan suatu keharusan untuk memelihara wahyu Allah.  Di mana Allah telah menyatakan diri-Nya di dalam Kitan Suci. Inspirasi dapat didefinisikan sebagai pimpinan Roh Kudus pada para penulis, sehingga meskipun penulisan dilakukan sesuai dengan gaya dan kepribadian mereka, hasilnya adalah firman Allah yang tertulis, yang berotoritas, patut dipercaya, dan bebas dari salah dalam autograph yang asli.

Kitab Suci adalah salah satu cara untuk bisa mengenal Allah yang telah menyatakan diri-Nya di dalam Kitab Suci.  Penyataan Allah di dalam Kitab Suci disebut sebagai penyataan secara khusus.  Alkitab mengajarkan bayak hal bagi manusia seperti tentang Allah, Malaikat, Setan, Manusia, Dosa, Kristus, Roh Kudus, Gereja, dan Akhir Zaman.  Di dalam Alkitab manusia banyak mendapatkan makna-makna kehidupan, hikmat dan pengalaman baru. Alkitab mengajarkan manusia begitu banyak hal seperti moral, etika dan bersosial.  Orang Kristen sejati selalu tunduk akan kebenaran firman Allah yang telah menjadi kepercayaan (Paul Enns, 2010: 234).

5. Pandangan Alkitab Tentang Dosa
Sebelum membahas lebih medalam mengenai masturbasi dalam perspektif Alkitab. Terlebih dahulu  harus dimengerti yang dimaksud dengan dosa.  Dengan memahami yang dimaksud dengan dosa memudahkan untuk mengerti dan menerima perbuatan masturbasi apakah dosa atau tidak.

a. Defenisi Dosa
Dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Allah. Kata Yunani "Parabasis" berarti "melewati", melanggar.  Dosa adalah kegagalan untuk selaras dengan standar Allah.  Kata Yunani hamartia berarti "meleset dari sasaran", meninggalkan jalan kebenaran.  Jadi hal itu berarti bahwa semua orang telah meleset dari standar Allah dan terus gagal untuk mencapai standar itu.  Hal itu menyangkut baik dosa melakukan dan dosa tidak melakukan.  Kegagalan untuk melakukan apa yang benar juga dosa (Rm.14:23).  

Dosa adalah suatu prinsip dalam diri manusia.  Dosa bukan hanya suatu tindakan tetapi juga suatu prinsip yang diam dalam diri manusia.  Paulus menunjuk pergumulan dosa dalam dirinya (Rom.7:14,17-25); semua orang memiliki natur dosa ini (Gal.3:22). Ibr.3:13 menunjukan pada hal itu sebagai "tegar hati karena tipu daya dosa".  Yesus juga menunjuk dosa sebagai suatu "kondisi atau karakteristik dari kualitas' (Yoh.9:41; 15:24; 19:11).  Dosa adalah suatu pemberontakan pada Allah.  Dosa adalah tindakan yang salah pada Allah dan manusia.(Charles Ryrie, 2014:321).

b. Hakikat Dosa
Paulus telah mengupas dalam-dalam hakikat dosa ini di dalam Roma 1:18 dan ayat-ayat berikutnya.  Di sini mula-mula digambarkannya dosa di dalam segi keagamaannya.  Dosa ialah kesombongan terhadap Allah dan sujud kepada dewa-dewa.  Kesombongan ini berakhir dengan kehancuran keagamaan, yang ternyata dalam bermacam-macam penyembahan berhalal.  Dan akibat kehancuran keagamaan ini adalah kehancuran moral. Juga di dalam lapangan kesusilaan semuanya menjadi kacau.  Hasrat akan persamaan dengan Allah, keinginan untuk tidak menjadi gambar Allah, tidak mengakibatkan persamaan dengan Tuhan, tetapi kefasikan ini menjadikan kehacuran moral.  Dosa itu pertama-tama kerusakan keagamaan.  Kemudian juga suatu kerusakan moral. Ketika "anak yang hilang" itu memutuskan hubungan dengan sang Bapa (keagamaan), maka secara moral pun sampailah kepada babi-babi.

Di dalam pandangan Alkitab tentang hakikat dosa ini adalah penting untuk diperhatikan, bahwa dosa itu menurut Alkitab tidak dimulai pada kejasmanian, tetapi justru pada inti manusia, di dalam hatinya, di dalam hubungannya dengan Allah.  Jika hubungan di situ diserang oleh kesombongan, maka jasmani pun diperalat oleh dosa. sombong mengakibatkan meluapnya hawa nafsu.  Jika hati tak jujur lagi di hadapan Allah, maka hidup ini pun disalahgunakan untuk kecabulan, kelahapan, kelobaan akan uang, keborosan dan sebagainya.

c. Ada 3 Jenis Dosa
Adapun jenis-jenis dosa dalam kehidupan manusia yang terdiri dari tiga bagian yaitu sebagai berikut:

  • Dosa warisan

Dosa warisan dapat didefinisikan sebagai keberadaan berdosa dari semua orang yang dibawa sejak lahir.  Para ahli teologi telah mengunakan beberapa istilah untuk menjelaskan konsep ini: Pertama:semua orang mewarisi keberadaan berdosa dari orang tua mereka; orang tua itu dari orang tua mereka pula, demikian seterusnya sehingga kembali kepada Adam dan Hawa.  Kedua, dosa telah merusak seluruh tabiat kita.  Istilah "tabiat dosa" memberikan perbedaan yang jelas antara akar tabiat itu dan buah-buahnya (biasanya merupakan perbuatan-perbuatan dosa khusus).  Ketiga, "dosa asal" karena dosa yang berasal dari Adam-lah yang mengakibatkan terjadianya kemorosotan moral dalam sifat manusia yang ditularkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

  • Dosa pertalian

Pertalian di sini dimaksudkan sebagai pertautan, pelimpahan, atau pengaitan sesuatu terhadap seseorang.  Yang menjadi pokok perhatian dalam pengertian ini adalah keterlibahan bukan hanya pengaruh.  Di Perjanjian Lama memberi penjelasan tentang beberapa contoh pertalian. Im.7:18 dan 17:4 menyatakan adanya pengurangan berkat dan rasa bersalah yang diberlakukan Allah bagi orang Israel yang tidak mengikuti peraturan soal persembahan korban. Dan di dalam Perjanjian Baru beberapa kali juga membicarakan soal pertalian seperti yang dibahas dalam Perjanjian Lama.  Paulus menyatakan bahwa dosa-dosa tidak diperhitungkan sebagai pelanggaran khusus suatu peraturan resmi apabila tidak ada hukum Taurat (Rom. 5:1).

  • Dosa pribadi

Masalah dosa pribadi tampaknya juga merupakan salah pokok bahasan yang amat penting apabila orang berpikir mengani dosa.  Tentu saja, orang berkata bahwa dosa itu nyata karena manusia berdosa.  Tetapi, dosa juga merupakan suatu kenyataan karena kita mewarisi tabiat dosa dan dosa Adam dipertalikan kepada kita.  Meskipun demikian, memang benar bahwa dosa-dosa kita secara pribadi menyadarkan kenyataan akan dosa.  Semua orang melakukan dosa secara pribadi, kecuali bayi.  Yakobus menegaskan hal ini ketika ia mengatakan bahwa kita semua bersalah dalam banyak hal (Yak.3:2).  Dosa-dosa pribadi tidak saja meliputi hal-hal yang kita perbuat secara terang-terangan, tetapi juga hal-hal yang kita pikirkan.  Perbuatan tidak susila, kecemburuan, ketamakan, dan penyembahan berhalal.  

Dosa-dosa pribadi tidak ditularkan dari satu orang generasi kepada yang lainnya.  Setiap orang melakukan dosanya sendiri. Memang, akibat dosa-dosa pribadi dapat juga menular dalam arti menimbulkan pengaruh bagi orang lain.  Akan tetapi, setiap orang pasti menderita akibat dosanya sendiri.  Salah satu akibat dari dosa pribadi yaitu hilangnya persekutuan yang harmonis.  Orang yang tidak beriman tidak memiliki persekutuan dengan Allah karena dosa-dosanya; dan apabila orang percaya berdosa, ia kehilangan sukacita dalam persekutuannya denga keluarga Allah (Charles Ryrie, 2014:328).

6. Apakah Masturbasi Termasuk Dosa
Sekian banyak orang di dunia pasti telah melakukan masturbasi walaupun tidak semua orang yang melakukannya.  Pelaku-pelaku masturbasi ini tidak di tentukan ia orang baik atau orang jahat, dia orang Kristen atau non-Kristen, anak muda dan orang tua.  Biasanya orang melakukan perbuatan ini adalah orang-orang yang nafsunya yang tidak terkendali.  Awalnya melakukan perbuatan masturbasi ini, suka memegang alat kelaminya.  Alat kelami merupakan suatu organ tubuh yang mudah sensitif disaat dipegang, terlebih-lebih disaat membayakan hal-hal porno. Pembahasan sebelumnya telah menjelaskan beberapa faktor yang menyembabkan seseorang melakukan masturbasi seperti faktor biologis, faktor film porno, dan faktor lingkungan.  Penyebab-penyebab seseorang melakukan masturbasi bukan hanya itu saja melainkan banyak hal.

Tentu setelah melakukan masturbasi timbulnya penyesalan pada diri sendiri.  Terutama bagi anak-anak Tuhan atau pelayan-pelayan Tuhan yang suka melakukan perbuatan yang tidak terpuji ini.  Hal ini bisa disebut masalah psikologi yang membuat pikiran, perasaan dan jiwa terganggu. Penyesalan melakukan masturbasi hanya sesaat saja tidak terus menerus menyesalinya.  Hal bisa dikatakan 1 jam ia menyesalin bahkan 2 jam maupun satu hari.  Setelah itu kembali lagi ia melakukan perbuatan atau perilaku masturbasi.  Jika ia terus melakukan perbuatan ini akibatnya ia mengalami kecanduan.  Seolah-seolah disaat ia tidak melakukan masturbasi kaya hidupnya tidak tenang.

Melalui pembahasan ini penulis mau menjelaskan kepada pembaca apakah perilaku masturbasi adalah dosa? Dosa adalah kegagalan untuk selaras dengan standar Allah.  Kata Yunani "hamartia" berarti "meleset dari sasaran", meninggalkan jalan kebenaran.  Jadi hal itu berarti bahwa semua orang telah meleset dari standar Allah dan terus gagal untuk mencapai standar itu.  Dengan demikian orang sering melakukan perbuatan masturbasi sesuai dengan defenisi dosa tersebut adalahorang yang gagal untuk mencapai standarnya Allah.  Tentu Allah yang Mahakudus tidak menginginkan perbuatan ini dilakukan manusia.  Allah menciptakan alat kelami bagi manusia supaya manusia bisa mempunyai keturunan bukan dengan tujuan Allah menciptakan alat kelami bagi manusia untuk memuaskan hawa nafsunya.  Allah menghendaki manusia hidup kudus atau hidup dengan Roh bukan terus melakukan keinginan daging.

Rasul Paulus menjelaskan kepada orang-orang Kristen di Roma supaya mereka hidup  oleh Roh bukan hidup dengan perbuatan-perbuatan daging (Rom.8:13-14).  Jika hidup menurut daging, Rasul Paulus mengatakan ia akan mati, bila hidup menurut Roh maka ia akan hidup. Namun Rasul Paulus menjelaskan kepada pembaca untuk bisa hidup dengan Roh ia harus mematikan "perbuatan-perbuatan tubuh". Memang Rasul tidak menjelaskan secara detail bagaimana itu perbuatan-perbuatan tubuh yang harus dimatikan di konteks ayat ini. Bila dilihat tulisanya di Surat Galatia 5:18-20 disitu menjelaskan kepada pembaca bagaimana yang dimaksud dengan perbuatan daging salah satu dari penjelasanya itu adalah "percabulan dan hawa nafsu".  Dan penyebab seseorang melakukan masturbasi karena faktor "nafsu seseorang".   

Melalui ayat dapat di ketahui bahwa Rasul Paulus menegaskan supaya orang yang telah hidup oleh Roh tidak lagi hidup perbuatan-perbuatan daging.  Tentu perbuatan masturbasi adalah perbuatan daging bukan perbuatan Roh.  Apakah disaat melakukan masturbasi telah mengabaikan ayat firman Tuhan ini?  Paulus mengatakan supaya jangan hidup oleh perbuatan-perbuatan daging.  Apakah disaat seseorang tersebut disaat ia melakukan masturbasi ia telah menetang ayat firman Tuhan ini atau mengabaikan firman Tuhan ini. Di dalam Amsal 13: 13 "Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan".

Orang yang melakukan masturbasi adalah orang yang tidak memiliki penguasaan diri. Penguasaan diri merupakan salah satu dari bagian buah-buah Roh (Gal.5:22).  Orang tidak memiliki buah-buah Roh adalah orang yang tidak dipenuhi oleh Roh.  Keinginan Roh dan keinginan daging adalah berlawanan atau bertantangan. Bila seseorang terus melakukan masturbasi  maka Roh itu akan padam di dalam diri seseorang tersebut sehingga keinginan daging semakin kuat.  Semakin seseorang tersebut melakukan perbuatan masturbasi dan semakin juga ia dikuasai keinginan daging dan bukan hidup oleh Roh.

Orang duniawi tidak merasa bersalah bila melakukan masturbasi bahkan melakukan seks diluar nikah tidak menjadi masalah bagi mereka.  Pemahaman manusia duniawi tentang kebenaran tidak ada. Melainkan apa yang dia paham tentang kebenaran tidak sesuai dengan kebenaran Allah.  Manusia tidak mengenal Allah dan orang percaya kepada Tuhan sangat berbeda cara pikir akan kebenaran.  Bagi orang duniawi melakukan masturbasi adalah hal biasa namun bagi manusia rohani melakukan masturbasi merupakan dosa.  Disaat seseorang tersebut menerima Kristus dalam hidupnya dan Roh itu diam di dalam dirinya.  Apakah disaat seseorang tersebut melakukan masturbasi itu dosa? tentu dosa.   Bagi anak-anak muda, remaja dan orang tua yang telah mengetahui bahwa tubuh ini adalah kediaman Roh, maka jagalah kekudusanmu.

Alkitab mengajarkan supaya tidak mengingini sesama (Kel.20:17).  Penyebab seseorang melakukan masturbasi karena karena ia sedang mengingini sesamanya atau lawan jenis.  Tidak mukin seseorang melakukan masturbasi tanpa ada yang dia banyangkan dalam pikirannya. Mengingini sesama saja adalah dosa terlebih-lebih lagi melakukan masturbasi.  Membayangkan dalam pikiranya dan sekaligus menikmati hawa nafsu dengan merasang alat kelaminya.

Tubuh adalah persembahan yang sempurna dihadapan Tuhan (Rom.12:10) yang harus diberikan kepada Tuhan.  Alasan orang percaya memberikan atau mempersembahkan tubuh ini kepada Tuhan karena Dia yang terlebih dahulu mempersembahkan tubuh-Nya menjadi korban yang sempurna supaya manusia ini tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal. Tubuh ini bukan milik diri sendiri, melaikan milik Tuhan sebab Tuhan telah membeli lunas (1 Kor.6:19-20).  Tubuh ini wajib dipersembahkan kepada Tuhan melalui perbuatan sehari-hari. Tentu diisaat melakukan masturbasi apakah tubuh ini wajib diberikan kepada Tuhan? Seolah-olah sedang mempermaikan Tuhan dengan perbuatan tersebut.  Disaat melakukan masturbasi merupakan perbuatan yang tidak benar yang bertolak belakang dengan kebenaran.

Jika diteliti dalam teks Alkitab mengenai kata masturbasi dalam Alkitab tidak ada sama sekali.  Alkitab tidak menjelaskan bila seseorang tersebut melakukan masturbasi apakah dosa atau tidak.  Namun melalui penjelasan dari atas dapat disimpulkan adalah melakukan masturbasi yaitu dosa.  Bila dipahami lagi perkataan Yesus dengan ahli taurat mengenai perzinahan.  Yesus menjawab pertanyaan ahli taurat itu dengan mengatakan "Setiap orang yang memandang perempuan serta mengingikannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya" (Mat.5:28) terlebih-lebih lagi yang melakukan masturbasi udah termasuk dosa.  

Tidak mukin ia melakukan masturbasi tanpa ada sebab akibat.  Apakah ia sedang membayangkan kekasihnya, istri orang, dan seterusnya sehingga ia melakukan masturbasi.  Melakukan masturbasi merupakan perbuatan yang tidak baik yang mencemari tubuhnya sendiri dan Alkitab ajarkan bahwa tubuh ini bait Allah.  Namun kebayakan orang uda tahu yang baik namun tidak melakukan.  Dalam penulisam Yakobus mengatakan bahwa bila seseorang tersebut telah tahu yang baik tidak melakukanya adalah dosa (Yak.4:17).  

Ingat bahwa setiap orang mengatakan ia ada di dalam Kristus maka ia akan menaruh pikiran dan perasaannya kepada Kristus (Fil.2:5).  Namun bila seseorang tersebut tidak ada di dalam Kristus maka pikiran dan perasaanya tidak sepaham dengan pikiran dan perasaan Kritus.  Maka seseorang tersebut terus menerus melakukan dosa di mulai dari pikiran dan perasaan dan sehingga menimbulkan suatu tindakan untuk berbuat dosa.  Oleh sebab itu yang menyebabkan seseorang itu berdosa saat melakukan masturbasi adalah pikiran yang belum di ubahkan.  Bila seseorang itu telah di ubahkan pikirannya maka ia tidak akan melakukan masturbasi, namun karena pikirannya masih belum di ubahkan maka ia terus menerus melakukan masturbasi.  Tanpa memikirkan pikiran dan perasaan Kristus dalam hidup-Nya.

7. Solusi Mengatasi Melakukan Masturbasi
Berikut ini beberapa solusi untuk mengatasi melakukan masturbasi yaitu sebagai berikut:
  • Menyadari perbuatan melakukan masturbasi itu adalah dosa. Jika seseorang tersebut tidak menyadari perbuatan masturbasi bukan dosa maka seseorang tersebut akan terus menerus melakukan masturbasi.  Hal ini kembali pada kesadaran diri sendiri dan mempertimbangkan dengan baik dengan akal pikiran yang sehat.  Jangan anggap biasa saja dan tidak merasa bersalah di saat melakukan masturbasi, melaikan pikirkanlah perasaan Allah sebagai Allah yang Mahatau.
  • Minta ampunlah kepada Tuhan atas perbuatan yang anda lakukan, maka Ia setia dan adil menyucikan diri mu (Yoh.1:9).
  • Berdoalah dan percayalah kepada Tuhan bahwa Ia akan menolongmu untuk tidak trus melakukan masturbasi dengan pimpinan Roh Kudus.  Sebab Ia akan membantu dalam kelamahan kita (Rom.8:26)
  • Komitmen untuk mengurangi kebiasaan melakukan masturbasi.  Komitmen bukan hanya didasari perkataan saja, namun harus di buktikan untuk tidak melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
  • Hal yang menyebabkan seseorang melakukan masturbasi adalah disaat sedang sendirian. Untuk mencegah masalah untuk melakukan masturbasi jangan biasakan dirimu menyediri.
  • Pikirkanlah hal-hal yang positif yang membangun seperti merenungkan firman Allah hidupmu yaitu pagi, siang dan malam.
  • Usahakan tidak membayakan hal-hal prono, sebab hal ini yang mendorong seseorang untuk melakukan masturbasi.
  • Hindari kebiasaan nonto film prono
  • Hendaklah banyak terlibat dalam kegiatan rohani untuk menghidari untuk melakukan masturbasi.
  • Adanya kesadaran diri bahwa Allah itu Mahatau setiap yang dilakukan manusia.


PENUTUP
Topik permasalah dalam karya tulisan ini adalah mengenai perilaku masturbasi.  Apakah melakukan masturbasi itu dosa atau tidak.  Melalui penjelasan dari atas dapat penulis simpulkan bahwa melakukan masturbasi adalah dosa.  Alasannya adalah disaat melakukan masturbasi pasti ada sebab akibat ia terdorong untuk melakukannya yaitu nafsu, membayakan hal-hal prono, pikiran-pikiran kotor dan tidak ada penguasaan  diri.  Dan perbuatan-perbuatan daging tersebut dilarang oleh Alkitab untuk tidak melakukannya.  Perilaku masturbasi ini tergolong sebagai dosa pribadi.  Masturbasi merupakan suatu tindakan seseorang untuk menyalurkan hasrat seksual dengan mencapai kenikmatan seksual di luar hubungan seksual melalui merasang alat kelaminya sendiri.  Perilaku masturbasi adalah suatu perbuatan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Oleh sebab itu melakukan masturbasi menikmati sendiri dan menerima akibatnya sendiri.

Setiap perbuatan yang tidak baik pasti ada upah yang akan dia terima.  Walaupun saat ini ia tidak mendapatkan gajaran dari perbuatannya tersebut, pasti suatu saat ia akan mendapatkan akibatnya.  Memang akibat dosa-dosa pribadi dapat juga menular dalam arti menimbulkan pengaruh bagi orang lain.  Akan tetapi, setiap orang pasti menderita akibat dosanya sendiri. Salah satu akibat penting dari dosa pribadi yaitu hilangnya persekutuan yang harmonis.  Orang yang tidak beriman tidak memiliki persekutuan dengan Allah karena dosa-dosanya; dan apabila orang percaya berdosa, ia kehilangan sukacita dalam persekutuannya dengan keluarga Allah. 

Akibat melakukan masturbasi bukan hanya itu saja namun ada efeknya dalam kehidupan sehari-hari seperti jika remaja putri melakukan masturbasi akan selalu merasa khwatir dan gelisah tentang keutuhan selaput daranya.  Bagi para pemudi yang pernah melakukan masturbasi akan mengalami kesulitan untuk meninggalkan perbuatan tersebut, hal ini dapat menjadi candu dan akan menimbulkan efek-efek yang negatif dari kecanduan tersebut.  Dari segi medis, kebiasaan masturbasi terkadang bisa mempengaruhi kesehatan seksual.  Dan dalam waktu yang sama juga berpotensi menimbulkan bahaya tersembunyi, yakni kalau kebiasaan ini sering dilakukan bisa mempengaruhi kesehatan secara umum yang bisa mempengaruhi kesehatan reproduksi.  Selain itu, kebiasaan ini juga bisa mengakibatkan suatu kegagalan seksual karena tidak adanya kemampuan untuk mewujudkan sel-sel seksual yang harus dipenuhi oleh seorang wanita.

Referensi
Enns, Paul. 2010. The Moody Handbook Of Theology. Malang: Literatur Saat.
Hana, Bunda. 2014. Right From The Start. Jakarta: PT Media Komputindo.
Hendranata,  Lianny & James A. Salam. 2005. Seksualitas, Tombol Ajaib Untuk Meraih Kebahagiaan.Jakarta Barat: PT Bhuana Ilmu Populer.
Pieter, Herri Zan. Dkk. 2011.  Pengantar Psikopatologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Kencana.
Rausch,Thomas P. 2006.  katolissme teologi bagi kaum awam.Yogyakarta: Kanisius.
Ryrie, Charles C.2014. Teologi Dasar 1.Yogyakarta: ANDI.
Riyadh, Sa,ad. 2011. Bagaimana Menjadi Wanita. Jakarta Timur: Akbarmedia.
Verkuyl, J. 2018. Etika Kristen bagian Umum. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Sulianta, Feri. 2010.Cyber Porn Bisnis atau Kriminal.Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Yulinda. 2015Panduan Cepat Mendapatkan Buah Hati. Jogjakarta: CV. Diandra Primamitra Media.
Indah Eliyanti, Nur Alam Fajar, Najmah. Faktor yang berhubungan dengan perilaku masturbasi Pada remaja sma di kecamatan indralaya utara.Vol.3. 2010.
Murni H. Sitanggang. Masturbasi Ditijau Dari Prespektif Etika Kristen. Vol.1. 2012.
Sri Sunarsih, Sugi Purwanti dan Amik Khosidah. Hubungan frekuensi paparan media pornografi dengan frekuensi perilaku masturbasi remaja putra di smk wongsorejo gombong kebumen. Vol.1. 2010.





Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter