Amos 8:1-5: Tafsiran/Catatan - EKSEGESA

Post a Comment

 


OBSERVASI

1. Konteks:

Penglihatan ke empat penghancuran dan penghakiman untuk bangsa Israel karena mereka keras kepala, tidak mau bertobat dan lebih lagi mereka melakukan ketidakadilan bagi kaum yang lemah. 

2. Pertanyaan:

Apa yang terjadi diperistiwa itu?

Jawaban: Suatu penglihatan Amon mengenai penghakiman Allah kepada bangsa Israel karena  mereka tidak berbalik kepada Tuhan. Penglihatan  Amos itu seperti Berbuah bakul berisi buah-buahan musim kemarau.Yang berbicara mengenai suatu kedukaan yang dialami bangsa Israel atas penghakiman Allah. Kalau dilihat dibudaya orang Yahudi musim kemarau merupakan musim panen. Dimana mereka hepy dan senang-senang. Namun pelinghatan ini berbalik menjadi suatu kedukaan bagi mereka. Karena Amos melihat buah musim kemarau (qaits) yang berarti kesudahan (qets). Yang artinya musin panen telah berakhir atau terakhir.

Bagaimana peristiwa itu terjadi?

Jawaban: Karena mereka melakukan penyembahan berhalal di Betel (Amos 7:10). Sebab bagi Allah tidak senang atau tidak berkenang bagi Dia bila ia melihat umat-Nya menyembah berhalal sehingga Allah akan menghukum mereka.

Siapa saja tokoh dalam peristiwa itu?

Jawaban: Tokoh yang terdapat di teks itu adalah Yerobeam dan imam Amazia dari Betel. Arti nama Yerobeam mungkin adalah 'umat itu bertambah-tambah' atau 'semoga ia berperang bagi umat, maksudnya menentang penindasan Rehabeam. Ia seorang Efraim, anak Nebat, yang memberontak melawan Rehabeam dan menjadi raja Israel (2 Taw. 10:2-13:20. Yerobeam ini ditimpa murka Allah, karena ia mendirikan kuil-kuil di Dan dan Betel untuk menandingi Bait Suci Yerusalem, dengan tata ibadah baru dan dilayani oleh imam-imam non-Lewi.

Mengapa terjadi peristiwa itu?

Jawaban: Yerobeam berpikir jika orang Israel terus pergi ke Yerusalem beribadah bisa-bisa orang Israel akan kembali atau berpihak kepada Rehabeam. Dan akibatnya mereka meninggalkan dia (Yerobeam). Sehingga Yerobeam memikirkan sebuah cara supaya bangsa Israel tidak pergi lagi ke Yerusalem dengan cara membuat kuil-kuil di Betel untuk menggantikan bait suci Salomo.

Kapan peristiwa itu terjadi?

Jawaban:Peristiwa itu terjadi kira-kira 931-910 sM; I Raj. 11:26-15:20; II Taw. 10:2-13:20). Dimana peristiwa itu terjadi?

Jawaban: Terjadinya peristiwa terpecahnya kerajaan Israel itu di Sikhem. Dan setelah kerajaan Israel terbagi dua yaitu Kerajaan Selatan (Yehuda) dan Kerajaan Utara (Israel). Maka Yerobeam raja Kerajaan Utara membuat kuil-kuil di Betel.

3. Catatan Khusus Dalam Teks:

  1. Diperlihatakan Tuhan Allah kepadaku
  2. Berbuah bakul berisi buah-buahan musim kemarau
  3. Kesudahan sudah datang
  4. Aku tidak akan memafkan lagi
  5. Nyanyian-nyanyian bait suci akan menjadi ratapan
  6. Ada banyak bangkai

7.       Mengecilkan efa, membesarkan syikal

4. Latar Belakang

Di tempat suci akan menjadi ratapan

Di tempat suci ini dimaksud ini adalah di Betel dan namanya sekarang disebut Tell Beitin, di jalan batas air, 19 km di utara Yerusalem. Meskipun ada beberapa petunjuk tentang permukimannya yang lebih kuno, kota ini kelihatannya telah didirikan pada Zaman Perunggu. Pada zaman ini Abram tinggal di sebelah timur Betel, dimana ia mendirikan mezbah bagi Yahweh (Kej.12:8). Sesudah kunjungannya ke Mesir (Kej. 13:3) ia kembali ke tempat ini.  Bagi Yakub, Betel adalah awal dari kenyataan Allah, yang bagi dia adalah 'Allah dari Betel (Kej. 31:13; 35:7). Ia melihat Yahweh dan ia menamakan tempat ini 'rumah Allah' (Kej. 28:11-12).

Di awal Zaman Perunggu akhir, di sini dibagun tembok kota yang kuat, disusuli oleh masa makmur di mana di bangun rumah-rumah mewah bergaya Mesir. Kemunduran lambatlaut terjadi dan akhirnya mengalami kehancuran sangat dahysat. Puing-puing reruntuhannya ditemukan di tempat-tempat tertentu pada kedalaman 2 m. Kepingan-kepingan dan perbedaan kebudayaan dari budayaan penduduk sesudahnya, dijadikan dasar untuk mengira bahwa kehancuran itu disebabkan oleh masuknya orang Israel pada bagian yang ke dua abad 13 sM (Yos 12:6; Hak 1:22-26).

Betel dibagikan kepada suku Yusuf yang merebutnya, khususnya kepada Efraim (I Taw. 7:28), dan berbatasan dengan daerah Benyamin (Yos. 18:13). Orang Israel menduduki kota itu dan menamakannya dengan nama yang diberikan Yakub berhubungan dengan penglihatannya, dan bukan nama Luz (Hak.1:23). Waktu Israel perlu menghukum benyamin, maka mereka mencari nasihat tentang cara menyerangnya dan mengadakan kebaktian di Betel karena di sana tabut perjanjian Allah (Hak 20:27; 21:1-4).

Kota Betel adalah tempat keramat juga zaman Samuel, dan ia tiap tahun mengunjunginya (1 Sam.7:16; 10:3). Benda sejarah yang masih ada dari zaman itu menunjukkan suatu masyarakat sederhana dan tak aman. Tempat ini terbakar dua kali, mungkin dibakar oleh orang Filistin.

Di bawah kerajaan kota itu makmur, kemudian menjadi pusat dari kebaktian Yerobeam sekaligus menyaingin Yehuda. Pusat kebaktian itu dijatuhi kutuk oleh abdi Allah yang berasa dari Yehuda yaitu Amos (I Raj 12:28-13-32). Abia dari Yehuda merebutnya (2 Taw. 13:19) dan putranya, Asa, mungkin yang menghancurkannya (2 Taw. 14:8). Elisa menjumpai sekolompok 'putra nabi' dari Betel tapi juga anak-anaknya mengejeknya dia (2 Raj. 2:3,23). Amos menjatuhkan kutuk atas upacara tempat keramat raja Israel (Am.4:4; 5:6; 7:13; bdk Hos.10:15), dan Yeremia menunjukkan bahwa upacara itu sia-sia (Yer.48:13).[1]

INTERPRETASI

Amos 8:1-5

כֹּ֥ה הִרְאַ֖נִי אֲדֹנָ֣י יְהוִ֑ה

Inilah yang diperlihatkan Tuhan Allah kepadaku.

Ungkapan ini muncul setiap ucapan tentang penglihatan Amos dari Tuhan tentang kondisi dan keadaan bangsa Israel di hadapan Allah.

Berbuah bakul berisi buah-buahan musim kemarau

Jenis buah ini tidak bisa diketahui dengan pasti, tetapi buah musim kemarau menunjukkan bahwa inilah buah terakhir yang dapat dipanen. Setelah musim kemarau akan datang musim gugur lalu musim dingin. Saat itu semua pohon tidak akan menghasilkan buah lagi karena cuaca akan sangat dingin. Biasanya, buah musim kemarau dihasilkan pada Agustus atau September.

Dalam bagian ini pun, ada permainan kata dalam bahasa Ibrani antara kata buah musim kemarau (qaits) dan kesudahan (qets). "Lalu berfirmanlah Ia: "Apakah yang kau lihat (qaits)." Berfirmanlah Tuhan kepadaku: "Kesudahan (qets) telah datang bagi umat-Ku Israel (ayat.2). Jadi, Amos melihat buah musim kemarau (qaits) yang berarti kesudahan (qets).

Padahal biasanya bagi Israel, musim panas atau kemarau adalah saat untuk menjalani hidup dengan lebih nyaman, tanpa perlu khawatir akan persediaan makanan. Musim kemarau adalah saat orang bisa bersantai, berpiknik, dan menikmati seluruh kehidupan. Namun, musim kemarau ini telah berakhir. Musim menuai telah datang dan ini adalah  musim menuai yang terakhir.[2] Jadi, kesebaran Tuhan telah memucak dan tidak ada kesempatan bagi mereka untuk bisa terlepas dari hukuman dan penghakiman Allah. Karena mereka telah kelewatan yang tidak mau berbalik kepada Tuhan.

Kesudahan sudah datang

Maksud kesudahan sudah datang merupakan pengulangan pemikiran dari penglihatan ketiga[3]. Ketika Allah menaruh "tali sifat di tengah-tengah umat-Ku Israel"  yang artinya Allah mau menilai umat-Nya. Dan hasilnya telah jelas dihadapan Allah bahwa umat-Nya tidak tidak lurus dan pantas mereka menerima hukuman dari Allah.

Aku tidak akan memafkannya lagi

Kalimat ini sangat jelas sekali bahwa Allah tidak memberikan pengampunan lagi kepada bangsa Israel karena mereka telah kelewatan. Melalui kalimat ini menjadi pendukung bagi kita untuk memahami kalimat sebelumnya.

Nyanyian-nyanyian bait suci akan menjadi ratapan

Nyanyian gaduh yang terdengar di kuil Betel itu akan berubah menjadi ratapan dan jeritan, dan maut yang dahsyat akan berkuasa di sekeliling mezbah-mezbah berhalal itu (ay.3).[4]Di tempat bangsa Israel melakukan penyembahan berhalal (kuil Betel) di hancurkan. Bukan sukacita yang mereka dapatkan di tempat kuil Betel itu melainkan tangisan dan kesedihan yang mereka terima karena mereka menyembah berhalal. 

Ada banyak bangkai

Ini menunjukan hasil hukuman Allah kepada bangsa Israel di mana mereka bangaikan bangkai yang di lemparkan yang tidak berguna lagi.

Mengecilkan efa, membesarkan syikal

Para pedagang memakai ukuran-ukuran kecil untuk memberikan kurang dari sebenarnya dan dengan memakai timbangan uang yg lebih berat, mereka menipu dengan mengambil terlalu banyak uang dari pembeli.[5] Hal ini dilakukan di tempat ibadah mereka. Dan kondisi pada saat itu tidak ada keadilan yang dimana yang kaya semakin kaya dan yang miskin makin miskin. Kehidupan sosial pada saat itu para sekali dan moral mereka sangat rusak sekali. Dan inilah salah satu unsur yang membuat Allah tidak memaafkan lagi bangsa Israel karena tidak ada keadilan di negeri tersebut.



[1] J.D Douglas dkk, Eksiklopedi Alkitab Masa Kini,(Jakarta: Yayasan Komunikasi Kasih, 2008) Hlm.186

[2]  Eka Darmaputera, Mencari Allah Pemhahaman Kitab Amos Tentang Mencintai Keadilan dan Kebenaran,(Jakarta: BPK gunung mulia)hlm.107

[3] Charles F. Pfeiffer, The Wycliffe Bible Commentary,(Jawa Timur: Gandum Mas, 2005) hlm. 1036

[4]Frank M. Boyd, A.B.Kitab Nabi-Nabi Kecil,(Malang: Gandum Mas, 2016) Hlm. 55

[5] Charles F. Pfeiffer, The Wycliffe Bible Commentary,(Jawa Timur: Gandum Mas, 2005) hlm. 1036

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter