Jurnal Pembentukan dan Pembinaan Karakter

Post a Comment

PEMBINAAN KARAKTER PADA MAHASISWA
MULTI KULTUR
Trisman Jaya Ndraha
Bagus Subambang

Abstrak
Masyarakat multikutural dapat artikan dengan istilah lain adalah masyarakat yang hidup dari berbagai-berbagai budaya. Masyarakat multikultural adalah suatu kesatuan kehidupan manusia yang di dalamnya ada interaksi dan keanekaragaman yang menurut adat istiadat mereka. Di Indonesia terkenal dengan berbagai suatu permasalahan-permasalahan yang menimbulkan suatu gejolak dis-itegrasi ketidakpahaman satu dengan yang lain. Sehingga hal-hal tersebut menimbulkan ketidakpahaman arti nilai-nilai Multikultural. Untuk mencegah hal-hal tersebut hanya dapat melalui jalur pendidikan, dengan mencerdaskan bangsa. Dalam mencerdaskan bangsa didasari namanya pembentukan karakter, sebab tujuan dari pembentukan karakter adalah untuk membentuk pribadi mahasiswa, supaya mahasiswa tersebut menjadi manusia yang baik dan warga negara yang baik. Satu-satunya cara mengubah karakter bangsa melalui seorang pengajar yang baik. Guru adalah strategis utama dalam pembentukan karakter bangsa. Tugas guru adalah sebagai mendidik, mengajar dan melatih.

Kata Kunci: Pembinaan Karakter, Multikultural, Masyarakat, Mahasiswa

PENDAHULUAN
Di Indonesia terkenal dengan berbagai suatu permasalahan-permasalahan yang menimbulkan suatu gejolak dis-itegrasi ketidakpahaman satu dengan yang lain. Sehingga hal-hal tersebut menimbulkan ketidakpahaman arti nilai-nilai Multikultura. Contonya bentrokan antara warga, jika hal demikian dibiarkan maka nilai-nila kesatuan NKRI tidak ada lagi. Hal-hal tersebut dapat kita lihat dimedia sosial atau bisa kita lihat kondisi sosio-kultural maupun di beografi. Ketidak adanya kepedulian pada nilai-nilai NKRI timbulnya berbagai persoalan dimulai korupsi, kekerasan, pembunuhan, dan hal tersebut tidak ada lagi namanya rasa kemanusiaan. Keadaan bangsa Indonesia saat ini bagaikan api di dalam sekam, yang suatu saat akan terjadinya api yang begitu besar karna suhu yang begitu panas.

Jika hal-hal demikian dibiarkan makan akan terjadinya kekacauan yang begitu besar. Kondisi permasalahan seperti itu perluh namanya strategi yang bagus dalam hal memecahkan kondisi masalah tersebut yang terjadi pada masa kini. Salah satu caranya adalah melalui pendidikan Multikultural. Dengan adanya pendidikan Multikultural salah satu pemanfaatan keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, status sosial dan lain-lain. Jadi seorang pendidik tidak hanya saja mengajarkan materi saja tetapi perluh menanamkan nilai-nilai Multikultural kepada peserta didik. Nilai-niai tersebut adalah nilai-nilai demokrasi dan nilai humanis. Jadi penyembab konflik yang terjadi akhir-akhir ini, tidak lain adalah pandangan masyarakat yang bersifat eksklusf. Oleh sebab itu untuk mencegah berkembangnya pandangan tersebut, diperlukan adanya pandangan masyarakat yang ersifat inklisif-pluralis, multikultural-humanis.
PEMBAHASAN
Pembinaan Karakter
Pada pembahasan ini akan membahas apa yang dimaksud dengan pembinaan karakter. Di mulai dari pengertian, tujuan dan cara-cara dalam membentuk karakter seseorang, terutama dalam hal pembentukan karakter mahasiswa. Yang dimaksud dengan karakter adalah sifat kepribadian seseorang yang di miliki setiap manusia. Jadi karakter adalah tabiat yang dimiliki setiap manusia atau makhluk hidup. Terbentuknya suatu karakter seseorang dimulai sejak kecil. karakter yang baik menurut Lickona  adalah sesuatu yang diinginkan bagi anak-anak bangsa. Karakter yang baik adalah hidup dengan tingkah laku yang benar yakni tingkah laku benar dalam hal berhubungan dengan orang lain dan berhubungan dengan diri sendiri. Karakter mengalami pertumbuhan yang membuat suatu nilai menjadi budi pekerti. Karakter terbentuk tiga bagian yang dimana saling berkaitan dengan satu sama lain yaitu pengetahuan moral, perilaku moral dan perasaan moral. Ketiga karakter tersebut sangat begitu penting dalam hal pembentukan moral peserta didik.
Pembinaan suatu karakter kepada mahasiswa tidak terlepas dari penerapan pembentukan moral. Maksud pembinaan karakter adalah memberi suatu pemahaman dan pengertian tentang yang yang baik dan tidak baik kepada mahasiswa. Dalam pembentukan suatu karakter ada dua kebajikan fundamental yang dibutuhkan yaitu rasa hormat atau rerpect dan tanggung jawab atau responsibility.  Kebajikan itu merupakan nilai moral fundamental yang harus diajarkan dalam pendidikan karakter. Selain dua kebajikan fundamental itu, ada sepuluh kebajikan esensial yang dibutuhkan untuk membentuk karakter yang baik. Berdasarkan pendapat Lickona (2004:7-11) kesepuluh kebajikan esensial itu adalah kebijaksaan, keadilan, ketabahan, pengendalian diri, kasih, sikap positif, kerja keras, integritas, penuh syukur, dan kerendahan hati. Pembinaan karakter adalah segalah sesuatu yang dilakukan pendidik dalam memberih suatu pengaruh yang besar terhadap karakter peserta didik. Hal ini berupa sikap keteladanan pendidik dalam berbicara atau menyampaikan materi yang jelas.
Dalam pembentukan karakter tidak semudah yang seseorang bayangkan, sebab pembentukan sifat seseorang memelurkan waktu yang bigitu panjang. Sebab karakter seseorang merupakan sifat atau tabiat seseorang. Tapi cara dalam membentuk sikap atau karakter seorang adalah mengubah polah pikir seseorang tersebut dengan memberikan suatu pemahaman dan pengertian. Satu-satunya cara mengubah karakter bangsa adalah melalui guru. Guru adalah seorang yang memiliki profesi dalam keahlian dalam cara yang strategis dalam pembentukan karakter bangsa adalah dengan melalui guru yang profesional. Tugas guru adalah sebagai mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berakti bahwa mengembangkan nilai-nilai hidup dan karakter kepada peserta didik. Mengajar berarti menyampaikan ilmu pengetahuan. Dan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada individu yang menjadi peserta didik. Disamping lain guru adalah orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga menjadi idola para peserta didiknya.
Guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis yang memiliki peran penting dalam mengubah karakter bangsa. Dan guru mampu dalam menguasai bahan dan materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkan keterampilannya sebab sangat menentukan hasil kepada siswa. Jadi cara yang terbaik dalam mengubah karakter bangsa yaitu melalui jalur pendidikan. Tujuan dari pembentukan karakter adalah untuk membentuk pribadi mahasiswa, supaya mahasiswa tersebut menjadi manusia yang baik dan warga negara yang baik. Untuk dapat tercapainya tujuan tersebut, guru dapat mengetahui apakah proses belajar yang dilakukan cukup efektif memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau sebaliknya. Jadi guru hendaklah mampu dan terampil malaksanakan penilaian supaya dapat mengetahuai prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia melaksakan proses belajar. Dalam konteks pembangunan karakter bangsa, guru harus memiliki peranan strategis dalam mencapai suatu perubahan karakter bangsa. Dan yang paling penting dalam hal mengajar adalah mengajarkan seseorang tersebut bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Analisa Multikultur
Setiap daerah mempunyai suatu budaya masing-masing atau kebiasaan masing-masing. Kebiasaan-kebisaan tersebut telah tertanam pada setiap kehidupan masyarakat. Bangsa Indonesia adalah bangsa bersifat multi kultur dan multi etnis. Realitas tersebut setidaknya telah dirumuskan oleh pendiri negara dalam lambang negara yang  tertulis bnikel tunggal ika yang artinya bersatu dalam perbedaan. Pengertian dari Multi Kultur dapat di artikan dua kata yaitu Multi dan Kultu.“Multi” artinya “banyak” sedangkan “Kultur” adalah “budaya”. Negara Indonesia meliputi berbagai budaya yang berbeda-beda. Walaupun di Indonesia berbeda-beda tetapi tetap satu. Masyarakat di Indonesia juga disebut juga masyarakat multikultural adalah suatu kesatuan kehidupan manusia yang di dalamnya adan interaksi dan keanekaragaman yang menurut adat istiadat mereka.
Masyarakat multikutural dapat diartikan dengan istilah lain adalah masyarakat yang hidup dari berbagai-berbagai budaya. Namun posisi lain masyarakat multikultural memiliki suatu kebiasaan yang dimana masyarakat ini memiliki sistem kebersamaan yang dimana adanya hubungan timbak balik satu dengan lain dan terus menerus adanya keterikatan satu dengan yang lain.
Multi Kultur merupakan berbagai banyaknya budaya terutama di Indonesia. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai atas bermacam-macam etnis yang mendiami beribu-ribu pulau, dan masing-masing memiliki kebudayaan sesuai dengan daerah masing-masing. Jadi di Indonesia mempunyai dua macam budaya yaitu budaya nasional dan budaya daerah. Oleh karena itu untuk merumuskan pengertian kebudayaan nasional tidak terlepas dari eksistensi  kebudayaan daerah, sebab unsur budaya nasional didasari budaya daerah.
Menurut Prof. Heather sutherland menyatakan bahwa masyarakat multikultur memiliki potensi positif dalam bentuk asimilasi dan terciptanya intergrasi sosial, juga rawa bagi terjadinya konflik sosial. proses asimilasi dan integrasi yang terjadi dalam masyarakat multikultur antara lain  intergrasi yang terjadi dalam masyarakat multikultur antara lain dapat berbentuk melting pot.
 Dapat diketahui bahwa begitu pentingnya budaya, terutama di Indonesia yang tercinta ini, bahwa dengan adanya budaya merupakan suatu identitas keadaan bangsa indonesia. Budaya nasional adalah hasil interaksi kebudayaan-kebudayaan suku bangsa yang masing-masing memiliki kebudayaan daerah, yang kemudian diterima sebagai nilai bersama dan sebagai suatu identitas bersama sebagai satu bangsa yaitu indonesia. Perkembangan bangsa Indonesia dimatangkan oleh suatu sejarah yang begitu panjang didasari dengan kesatuan yang erat. Dengan demikian, kebhinekaan dan karakter  multikultur adalah kenyataan diri bangsa Indonesia yang telah didasari sejak awal sebagai kenyataan factual.
Budaya nasional sangat begitu penting, terutama fungsinya. Oleh karena itu berdasarkan fungsinya adalah :
a.       Suatu sistem gagasan dan perlambang yang memberi idenditas kepada warga negara Indonesia.
b.      Suatu sistem gagasan dan perlambang yang dapat dipakai oleh semua warga negara Indonesia yang Bhinneka itu, untuk saling berkomuikasi  dan dengan demikian untuk dapat memperkuat solidaritas (koentjaraningrat, 1986).
Keadaan Multikultural di Indonesia
Keadaan bangsa Indonesia yang majemuk masyarakatnya bersifat Multi Kultur dan etnik. Walaupun bangsa Indonesia berbeda-beda budaya dan berbagai suku tetapi tetap satu. Sebab kesatuan tersebut suatu sejarah yang begitu panjang. Sehingga para pendiri negara tersebut melambangkan satu lambang yaitu Bhineka Tunggal Ika yang artinya bersatu dalam perbedaan.
            Pada tahun 2000 Deny. J.A dikemukakan bahwa bangsa Indonesia sekarang ini adalah dapat dikategorikan sebagai masyarakat yang  terbelah. Maksud masyarakat adalah  masyarakat yang rawan terjadinya konflik primordial dan memiliki sejarah konflik yang panjang. Konflik tersebut meliputi sebagai berikut:
ü  Konflik antara agama antara kelompok Islam dan Kristen, Katholik dan Protestan, sering disertai dengan kekerasan dan pembakaran tempat-tempat ibadah seperti yang terjadi di Ambon dan Ternate.
ü  Konflik antara etnik atau ras terutama antara pribumi dan non pribumi.
ü  Konflik antara pendatang dengan penduduk asli di sebuah wilayah, seperti yang terjadi di Papua, Sambas, dan Potianak.
Melihat berbagai konflik sosial saat ini sangat begitu buruk. Apabilah masalah ini tidak dilalui dengan baik, dapat mengakibatkan disintegrasi bangsa. Jika ikatan sosial hancur, maka yang mucul adalah sosial trusk (iklim saling tidak mempercayai) yang dapat menimbulkan konflik secara massa (war of all agains all).
Keanekaragaman (multiculture) adalah wacana baru masyarakat dalam pengaturan kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai pengganti wacana monokultur yang bersifat rasis dan elitis dan (Van Dijk, 1999).

Penerapan Karakter Mahasiswa Terhadap Multi Kultur
Penerapan karakter pada mahasiswa sangat begitu perluh karna tanpa karakter yang baik kepada mahasiswa, maka bagaimana bangsa Indonesia yang tercintah ini akan maju. Sebab mahasiswa adalah penerus bangsa Indonesia kelak. Para mahasiswa sangat-sangat begitu perluh mengetahui keadaan Indonesia saat ini. Bahwa masyarakat Indonesia bersifat masyarakat multikultura. Keadan seperti inilah yang terjadi di Indonesia sekarang ini.
Seorang pembibing yang baik mampu memberikan suatu pemahaman yang objektif yang baik kepada mahasiswa. Bahwa Indonesia adalah negara kesatuan walaupun berbeda suku dan budaya. Nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika harus tetap ditanamkan dalam kehidupan mahasiswa. Supaya sifat membedakan-membedakan satu dengan yang lain hilang dalam pikiran mahasiswa. Sebab munculnya suatu pemahaman yang tidak baik terhadapan masyarakat Indonesia karna pikirannya berpikir bangsa. Mahasiswa harus mengetahui bahwa munculnya konfikl, baik sosial maupun konflik politik lebih disebabkan oleh paradigma berpikir bangsa. Di masyarakat Indonesia, perbedaan cara berpikir dan cara pandangan terhadap sesuatu, sering menjadi sumber konflik sosial maupun konflik politik.
            Mudahnya konflik diantara suku yang berbeda budaya, meskipun ada yang memprovokasi, disebabkan oleh paradigma berpikir bangsa Indonesia yang diagonalistik. Hampir sebagian besar bangsa Indonesia berpikir secara diagonalistik. Mereka memandang bahwa perbedaan pendapat itu adalah “konflik” antara benar dan salah. Jika mereka berbeda pendapat masing-masing berusaha membenarkan pendapatnya sendiri, dan berusaha menyalakan pendapat yang lain, sebab bila yang lain tidak salah atau disalahkan, mereka menganggap bahwa pendapatnya yang salah. Untuk itu, masing-masing dengan berbagai cara (membangun logika) berusaha untuk menanyakan pendapat orang lain dan membenarkan pendapatnya.
Dalam pembentukan karakter mahasiswa, seorang pendidik  mampu membangun hubungan keharmonisan melalui multikultura, yang berkaitan dengan tugas pendidikan. Tujuan hal ini adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Seseorang bisa berubah dalam pemikiranya dia telah mengerti dan memahami. Dalam hal ini untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebenarnya tidak terlepas dari konsep yaitu membangun karakter dan kehiduapan bangsa. Membangun karakter kehidupan berbangsa jelas terkait dengan nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
Multikultural adalah sebuah bentuk sikap akibat adanya hak-hak individu di dalam masyarakat atau hak-hak masyarakat dalam negara. Jadi dapat dikatakan bahwa  multikulturalsi adalah sebuah solusi bagi adanya perbentukan hak-hak. Multikultural dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara terdapat empat makna, yaitu:
a)      Merasa senasib sepenanggunan
b)      Menciptakan persatuan dan kesatuan, rasa kebangsaa atau nasionalisme
c)      Mengakui dan menghargai Hak Asasi Manusia
d)     Tidak menjelek-jelekan kebudayaan, suku, adat istiada orang lain.
Tujuan Pembentukan Karakter Mahasiswa Terhadap Multikultur
Dalam tercapainya suatu karakter multikulitural  harus adanya membangun hubungan keharmonisan. Terjadinya suatu keharmonisan adanya hubungan komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik adalah menciptakan suatu keterlibatan. Terjadinya suatu keterlibatan seseorang dengan yang lain yaitu melalui komunikasi. Sebab komunikasi itu sangat begitu penting sekali dalam keterlibatan seseorang dengan yang lain. Terutama dalam bahasa sehari-sehari. Terjadinya hubungan yang baik disebabkan komunikasi yang baik. Keterlibatan  tersebut sangat membantu humbungan seseorang. Sehingga adanya hubungan yang baik, maka segalah proses tujuan dan kerja sama dapat dilaksanakan dengan baik.
Dapat kita mengerti bahwa pendidikan memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa negara Indonesia adalah negara yang dikenal sebagi negara majemuk. Persatuan bangsa dan wilayah negara Indonesia digambarkan dalam lambang negara Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinnekal Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika sebagai pemersatu Bangsa Indonesia. Dalam membangun keharmonisan melalui multikultural, berkaitan dengan pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam mencerdaskan kehidupan bangsa bukanlah hanya bermakna mencerdaskan otak intelektual bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari konsep nation and characrar buiding, yaitu membangun karakter dan peradaban kehidupan bangsa. Membangun karakter kehidupan bangsa didasari dengan nilai-nilai Pancasila sebagian jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
            Tujuan dari pembentukan karakter terhadap Multikutur adalah supaya tidak terjadinya suatu konflik antara agama, kelompok, maupun konflik antar etnis. Melihat berbagai konflik sosial yang terjadi di Indonesia berada dalam kondisi transisi demokratis sedang menghadapi masa-masa yang kritis. Hal-hal ini satu-satunya cara mencapai pembentukan karakter yang baik bagi bangsa Indonesia adalah melalui jalur pendidkan. Disamping itu juga dalam dunia pendidikan memerlukan tenaga pengajar yaitu guru atau dosen. Seorang pengajar yang baik mampu menerapkan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika.
PENUTUP
            Model pembelajaran multikultural merupakan pola pembelajaran untuk mengajak para mahasiswa untuk menghargai berbagai perbedaan yang ada di sekitarnya. Model ini cocok diterapkan di Indonesia dengan beragam ras, suku, agama, bahasa, dan budaya yang berbeda. Dengan demikian bahwa pembinaan karakter kepada mahasiswa terhadap multikultural sangat begitu penting. Sebab terjadinya suatu konflik di Indonesia saat ini karna perbedaan permahaman satu sama lain. Oleh sebab itu dengan adanya jalur pendidikan menjadi suatu cara mengubah pola pikir anak-anak bangsa. Bahwa bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang Bhinneka Tunggal Ika. Dengan mahasiswa perlu belajar bagaimana multikultural perlu dibangun dalam pendidikan untuk membangun kohesivitas dan relasi antar sesama. Namun, hal itu tidak berarti pembelajaran multikultural ini langsung diterapkan. Selalu saja muncul riak kecil seperti halnya sikap dominatif yang dipertontonkan siswa mayoritas maupun bullying. Namun, berkat kesiapsiagaan, perilaku tersebut dapat tereduksi. Prinsip “Rumah Bersama” merupakan bentuk dari pembelajaran multikultural dengan mengajak semua civitas akademika menjadi satu keluarga yang utuh. Religiusitas adalah instrumentasi penerapan nilai universalitas agama mengenai tenggang rasa, toleransi, maupun perdamaian untuk menjaga semangat multikultur Dengan adanya religiusitas, siswa dapat memahami bagaimana agama itu dipraktikkan dalam level keseharian dengan membangun relasi masyarakat yang berbeda latar belakang sekalipun.

Daftar Pustaka

1.      Suprijadi, Bambang.Pendidikan Pancasila.Surabaya: PT.Dallas.2012.
2.      Kaelan & Achmad Zubaidi.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta: Paradigma.2017.
3.      Muhdi,Ali dkk.Merevitalisasi Pendidikan Pancasila.Surabaya:IAIN Sunan Ampel Press.2012.
4.      Basyir, Kunawi dkk.Pancasila dan kewarganegaraan.Surabaya:IAIN Sunan Ampel Press.2016.







Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter