Makalah Christian Leadership - Paper

Post a Comment

MAKALAH
PENTINGNYA MEMBACA BUKU
BAGI KEPEMIMPIN ROHANI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :

KEPEMIMPINAN II
PROGRAM  SARJANA TEOLOGI (S.Th.)

Dosen Pengampu:
Pandir Manduru, M. Th.

Oleh:
Trisman Jaya Ndraha
N.I.M 197.ST.11.17


SEKOLAH TINGGI TEOLOGI TABERNAKEL INDONESIA
 (STTIA)
Surabaya, Mei 2019

                                                                   
BAB I
PENDAHULUAN


  1. Latar Belakang
Pada masa kini kegiatan membaca literatur klasik dan rohani yang berbobot serta bermanfaat mulai ditinggalkan. Pada era ketika waktu luang semakin banyak, justru semakin banyak pula orang mengakui tidak punya waktu membaca.[1] Padahal kalau diteliti bukan  itu yang menjadi faktor utamanya. Malahan yang memicu seseorang tidak ada waktu membaca buku adalah tidak ada keinginan dalam dirinya. Padahal membaca buku begitu sangat penting dalam kehidupan seseorang tersebut. Jadi, Seorang pemimpin tidak boleh berdalil seperti itu!
Berikut ini adalah beberapa pandangan yang mengakui masalah dalam membaca buku berdasarkan hasil penelitian secara lisan dari beberapa mahasiswa STTIA :
a.       Robet
Membaca buku adalah hal yang membosankan. Alasanya karena ia tidak terbiasa membaca buku dari masa kecil, sehingga susah sekali memberi waktunya untuk membaca buku.
b.      Kris Eko
Ia mempunyai keinginan membaca buku tapi, ada beberapa faktor yang menjadi penghalang baginya yaitu tugas dan sosialmedia. Sehingga waktu membaca buku tidak ada.
c.       Agus Damai Lase
Bagi Agus Damai Lase mengatakan bahwa membaca buku tidak ada waktu karena:
-          Isi buku terlalu banyak, sehingga tidak ada niat untuk membaca
-          Malas
-          Percuma membaca buku karena setelah dibacah uda lupa lagi.
d.      Yosua Humedru
Membaca buku bukanlah suatu hal yang penting, karena menurutnya membaca Alkitab lebih penting dan ia lebih mengutamakan untuk membaca Alkitab dibanding membaca buku-buku yang lainnya.
Membaca buku nanti aja, sebab mengingat kondisi waktu luang disini sedikit maka yang diutamakan yang dibaca adalah baca Alkitab saja. Sebab baginya yang diutamakan yang dibaca di sini adalah Alkitab.
e.       Artina Zega
Membaca buku suatu hal yang membosankan karena tidak suka dan tidak ada minat.
f.       Andreta Yohana Sihombing
Menurut Andreta membaca buku adalah suatu hal yang menyenangkan, dimana dengan membaca buku banyak ilmu yang akan didapat. Namun, ada saja halangan atau hambatan apabila ia mau membaca buku. Sehingga dalam hal membaca buku tidak efektif.
            Dari berbagai pendapat diatas jika di simpulkan bahwa yang menyembabkan seseorang tidak membaca buku adalah tidak ada minat membaca. Minat membaca adalah keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi. Minat membaca tumbuh dari pribadi masing-masing seseorang sehingga untuk meningkatkan minat membaca perlu kesadaran setiap individu.
            Kesadaran setiap manusia sangat begitu penting untuk mendukung minat untuk membaca buku. Kesadaran itu dimulai dari hati seseorang tersebut bahwa ia sangat membutuhkan suatu informasi. Terutama seorang pemimpin rohani harus menyadari dirinya siapa dirinya sesungguhnya. Dia hanya hamba yang dipakai Allah untuk membimbing umat Tuhan. Bagaimana seorang pemimpin rohani mengarahkan umat Tuhan jika ia tidak mempunyai informasi-informasi tentang akan dunia ini. Membaca Alkitab saja tidak cukup, karena Alkitab adalah pikiran Allah. manusia tidak mampu mengerti pikiran Allah tanpa pertolongan Roh Kudus. Tentu setiap orang yang hembat pasti mempunyai pengalaman yang sangat luar biasa bersama Tuhan. Bagaimana memahami Alkitab, bagaimana menjadi seorang pemimpin rohani yang baik. Bagaimana mendapat informasi tersebut? untuk mendapat informasi-informasi tersebut. Seorang pemimpin rohani harus membaca karya-karya hamba-hamba Tuhan tersebut.
  1. Rumusan Masalah
1.      Mengapa begitu penting membaca buku bagi seorang pemimpin?
2.      Bagaimana cara mengatasi masalah seorang pemimpin tentang keinginan untuk membaca buku?
  1. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah memberi pengertian bagi calon-calon pemimpin atau seorang pemimpin bahwa membaca buku begitu penting meningkatkan kualitas seorang pemimpin. Penulis disini memberi suatu solusi dari masalah seorang pemimpin bagi bacaanya.
BAB II
LANDASAN TEORI
  1. Membaca Buku
1.1.Tujuan Membaca
Setiap kegiatan manusia di dunia pasti mempunyai tujuan yang harus di capai. Begitu pula dengan pekerjaan  membaca. Pasti dalam membaca tentu  ada tujuan yang harus dicapai. Salah satu tujuan dari membaca buku  adalah mencari informasi, mencangkup isi dan memahami makna. Ada beberapa berpendapat bahwa tujuan membaca buku yaitu:
ð  Memahami secara detail dan menyeluruh isi buku
ð  Mengenali kata-kata yang sulit
ð  Mendapatkan informasi tentang sesuatu
ð  Mengenali kata-kata sulit
1.2.Manfaat membaca buku
Membaca merupakan jendela dunia. Anggapan ini memberi penjelasan bahwa membaca buku memberi manfaat yang sangat baik, yakni membuka, memperluas wawasan dan pengetahuan pembaca. Membaca membuat seseorang menjadi cerdas, banyak mengakses informasi dan juga memperdalam pengetahuan individu. Sebab jika sering membaca buku akan membuat seseorang tersebut semakin luas pengetahuannya. Namun jika seseorang tersebut tidak ada minat membaca pasti pengetahuannya akan terbaktas.
1.3.Pandangan para ahli membaca buku
Gray & Roger (1995) mengatakan bahwa manfaat membaca adalah meningkatkan ilmu pengetahuan, daya nalar dan berpadangan luas yang akan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain, dapat melatih imajinasi dan daya pikir sehingga terpenuhin kepuasan intektual, memperoleh pengetahuan praktis yang berguna dalam kehidupan mereka sehari-hari untuk memenuhi kepentingan hidup.
Menurut Baco bahwa membaca bukanlah menentang atau membantah, bukan menerima atau menganggap benar begitu saja, bukan mencari bahan diskusi atau pembahasan, melainkan menimbang dan memikirkan. Beberapa buku diuji, lainya sekadar dibaca, dan lainya lagi harus dipahami secara mendalam. 
  1. Kepemimpinan Rohani
2.1.Defenisi kepemimpinan rohani
Kepemimpinan adalah Pertama, kemampuan yang dianugerahkan Tuhan kepada seseorang untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawab kepemimpinan sesuai dengan kehendak-Nya, yakni membawa umat Allah sampai pada tujuan yang telah ditetapkan-Nya. Kedua, sebuah seni memotivasi dan mengarahkan para pengikutnya agar dengan sukarela dan giat bekerja sama untuk mencapai tujuan.[2]
Seorang pemimpin adalah seorang yang dapat memberi suatu pengaruh positif bagi orang lain dalam mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan.  Pengaruh yang dia berikan pemimpin bagi orang lain adalah berupa pengaruh pikiran, perasaan dan tindakan. Memang menjadi seorang pemimpin bisa berupa bakat atau ilmu yang dipelajari. Kedua-duanya ini sangat begitu penting dalam kehidupan seorang pemimpin. Keduanya tidak bisa dinyatakan bertantangan karena saling membutuhkan. Alasanya, seorang pemimpin berbakat tidak lepas ia juga berlajar, begitu pula dalam mempelajari ilmu kepemimpinan pasti setelah mempelajari prinsip-prinsip kepemimpin pasti seorang pelajar tersebut mempunyai bakat dalam memimpin.
2.2.Fungsi kepemimpinan
Seorang pemimpin begitu penting dalam kemajuan sebuah organisasi. Kehadiran seorang pemimpin membawa suatu arah yang baik bagi bawahannya terutama dalam manajemen gereja. Ada beberapa fungsi seorang pemimpin dalam manajemen gereja menurutYokop tormatala yaitu:
a.       Membuat suatu perencanaan
b.      Memimpin organisasi
c.       Memimpin dalam sebuah kegiatan
d.      Pemimpin memilih kepercayaan untuk menjalakan tugas.[3]
Dengan demikian seorang pemimpin minimal inilah yang harus dilakukanya dalam manajemen gereja. Tanpa ada yang dilakukan seorang pemimpin dalam gereja maka posisi seorang pemimpin tersebut tidak ada fungsi dalam organisasi tersebut. Memang menjadi seorang pemimpin perluh belajar. Belajar itu tidak hanya kepada seorang guru. Tapi belajar itu juga melalui membaca buku-buku yang bermanfaat. Banyak orang mengatakan bahwa membaca buku adalah jendela dunia
2.3.Karakter seorang pemimpin
            Karakter merupakan suatu faktor penentu keberhasilan dalam kepemimpin. Tanpa karakter yang baik dan hanya pengetahuan yang tinggi, sekolah yang tinggi maka semuanya akan- sia-sia jika tidak karakter yang baik tidak ada dalam pribadi seorang pemimpin tersebut. Karakter adalah sosok asli dari pribadi seseorang yang mempengaruhi perbutan, perasaan dan pikiran seorang pemimpin. Karakter ini terbentuk dari gabungan dari pembawaan sejak lahir dan pengaruh dari lingkungan sekitar.[4]
2.4.Gaya Hidup Seorang Pemimpin
Gaya kepemimpinan lahir dari keunikan pribadi seorang pemimpin yang merupakan karisma dari Tuhan.  Ada beberapa yang perluh diperhatikan gaya seorang pemimpin rohani adalah antara lain:
ð  Gaya kepemimpinan direktif yang mempunyai kecenderungan otoriter. Gaya kepemimpinan model ini kelihatannya cocok dalam angkatan bersejata atau militer. Seorang pemimpin rohani berintegritas sebaiknya menghindari dari gaya kepemimpin tersebut.
ð  Gaya kepemimpinan otokrasi adalah melakukan pengawasan ketat dan melakukan kehendaknya sendiri pekerja supaya efisien. Gaya kepemimpinan ini tidak cocok bagi kepemimpinan rohani.
ð  Gaya kepemimpinan autrocratic adalah gaya kepemimpinan demokratis yang ekstrem. Gaya kepemimpinan ini biasanya dilakukan di kepemimpinan militer. Gaya kepemimpinan ini sering ditemukan dalam kelompok-kelompok Kristen dan organisasi-organisasi Kristen ekstrem dan fundamentalis. Jika gaya kepemimpinan ini dilakukan kepemimpinan dipastoral akan membuat jemaat jadi kekakuan dalam ibadah, suasana hati cenderung tegang, dan akan menimbulkan banyak rasa takut.
ð  Tipe pemimpin partisipasif adalah mengundang "semua" pihak dalam organisasi untuk mendiskusikan dan menganalisis masalah yang terjadi guna mencapai consensus tentang tindakan yang harus dilakukan. Jadi, ia mengutamakan keputusan bersama. Hal ini mengakibatkan anak buah memiliki tanggung jawab yang sama dengan pemimpinnya. [5]

BAB III
PEMBAHASAN
  1. Membaca Buku Meningkatkan Kualitas Seorang Pemimpin Rohani
Tentu untuk meningkatkan kualitas seorang pemimpin perluh latihan untuk belajar. Belajar itu mudah asal ada kemauan. Belajar itu bukan hanya kepada manusia saja, bisa juga melalui membaca karya seseorang, seperti membaca buku. Sering orang berkata membaca buku adalah jendela dunia. Buku adalah sumber dari segalah informasi tentang pengetahuan. Tetapi seorang pemimpin jangan sampai mengutamakan buku dari pada Alkitab. Buku itu hasil penelitian seseorang setiap tulisan-tulisan dalam Alkitab. buku bisa menyesatkan seseorang. Yang penting disaat membaca buku tetap berpatokan kepada Alkitab, karena Alkitab adalah tidak pernah salah.
Seorang pemimpin rohani tidak terlepas dari teologi. Yang penting untuk menjadi seorang pemimpin rohani pada zaman melenium harus teologinya bagus. Terutama dalam pemahamannya doktrin-doktrin Alkitab. Bagaimana seorang pemimpin memiliki teologi sistematis adalah belajar. Teologi sistematika adalah suatu ilmu yang mencari mencari informasi suatu doktrin-doktrin dalam Alkitab, melalui studinya terhadap teks Alkitab dan penelitian terdapap sumber-sumber di luar Alkitab dan dikumpulkan menjadi satu secara sistematis. Misalnya buku-buku sejarah, teologi, penafsiran dan lain-lain.[6]Untuk mengetahui semua ini adalah kembali pada membaca buku. Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki kualitas lebih baik dari pada anggotannya. Tentu untuk meningkatkan kualitasnya ia harus banyak mencari informasi-informasi yang berguna meningkatkan kualitasnya.
Seorang pemimpin harus menjadi gaya hidupnya untuk membaca buku, terutama menentukan bahan bacaannya yang bermanfaat. Sebab membaca buku-buku yang bermanfaat bagi perkembangan jiwa, mental, dan kerohanian. Yang perluh diperhatikan pada masa sekarang bahwa mengapa orang-orang Kristen sekarang tidak sanggup membaca buku-buku karya para penulis besar? Yang jelas, bukan kemerosotan intelektual yang sedang terjadi. Penyebab utama merosotnya kualitas  membaca dalam diri umat Kristen bukanlah dari sisi intelektual, melainkan dari sisi spiritual.
Seorang pemimpin yang berkualitas adalah seorang pemimpin yang memiliki ide-ide dan inspirasi-inspirasi yang bagus. Salah satu cara mengisi inspirasi adalah membaca buku. Ada beberapa manfaat disaat membaca buku bagi seorang pemimpin yaitu membaca buku memperkuat kerohania pemimpin, membaca buku mengembangkan gaya seorang pemimpin, membaca buku merasang pikiran dan menambah wawasan.
1.1.Memperkuat Rohani Seorang Pemimpin
Disaat pemimpin rohani membaca buku, tentu ia mendapatkan informasi-informasi yang menggugah hati dan kesadaran bagi dirinya. Berupa pengalaman penulis buku, tentang kasih Allah dan lain-lain. Disaat membaca buku tersebut dan diterima oleh nalar. Pasti hati dan perasaan akan menyentuh dan menyembabkan emosi pada diri seseorang. Sehingga seseorang tersebut teguh terhadap keyakinan yang dia pegang.  
1.2.Mengembangkan Gaya Seorang Pemimpin
Membaca buku memberi pengaruh terhadap diri seorang pemimpin terutama gayanya. Seperti gaya berkhotbah, mengajar, dan menulis. Membaca juga salah satu pembentuk gaya seseorang. Coba anda berpikir disaat ada tidak sering membaca buku pasti kosakata anda akan kaku, cara berpikir pasti lambat. Sebab disaat anda terbiasa membaca buku pasti kosataka anda akan makin membaik. Keseringan membaca buku  memberi dampak positif  disaat anda berbicara seperti berkhotbah, mengajar maupun disaat menulis sebuah karya ilmiah.
Yang dilihat manusia adalah hal-hal yang kelihatan dan menarik dan bisa dipakai menjadi seorang teladan. Salah satu aspek masalah kepemimpin adalah tentang banyaknya pengikutnya adalah pengaruh gaya seorang pemimpin. Gaya pemimpin menjadi tolak ukur menarik minat orang lain untuk mengikutinya. Istilah kata terlambat untuk memperbaiki gaya anda masi belum terlambat. Untuk membentuk gaya kepemimpin, salah satu solusinya adalah baca buku.
1.3.Merangsang Pikiranan Dan Menambah Wawasan Seorang Pemimpin
Membaca buku juga merangsang pikiran seorang pemimpin. Dalam merangsang pikiran adalah setiap buku-buku yang dibaca harus menyertakan bacaan-bacaan yang melatih mental dan merangsang pikiran secara maksimal dan menstimulasi gagasan serta ide baru. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mempunyai ide-ide yang banyak. Pemimpin yang baik adalah pemimpin banyak memberikan ide-ide bagi anggotanya. Bukan bawahan yang banyak punya ide dari pemimpin. Hal ini akan menyembakan gangguan fungsi kepemimpin dalam organisasi.
Informasi-informasi tentang perkembagan dunia ini sangat begitu banyak. Membaca memungkinkan menyerap informasi tersebut. Jadi, seorang pemimpin harus membaca agar tidak tertinggal oleh perkembangan zaman. Ia harus terus meningkatkan pengetahuan dalam bidangnya. Sebab setiap informasi yang didapat menjadi suatu evaluasi bagi seorang pemimpin, seperti masalah LGBT.
Wawasan seorang pemimpin dalam suatu organisasi sangat dibutuhkan pada zaman melinium ini. Sebab pemimpin akan idenya harus menyesuaikan kondisi pasa zaman melinium ini. Tentuk memberi suatu ide terlebih dahulu telah mengatahui akar masalahnya dan cara menyelesaikannya. Jadi membaca buku sangat begitu penting bagi meningkatkan kualistas seorang pemimpin. Menjadi seorang pemimpin, membaca buku adalah gaya hidupnya.
  1. Memecahkan Masalah Yang Di hadapi Seorang Pemimpin Dalam Bacaanya
Tentu kata sederhananya untuk memecahkan masalah pemimpin terhadap bacaanya adalah kembali pada diri sendiri. Segalah sesuatu yang dikerjakan oleh seorang pemimpin adalah harus ada ambisi yang mulia pada pemimpin tersebut. Seorang pemimpin harus mempunyai rasa ingin tau dan ingin menjadi yang terbaik. Jika tidak ada dalam diri seorang pemimpin maka ia tidak akan pernah menjadi seorang pemimpin yang terbaik. Salah satu masalah seorang pemimpin terhadap bacaanya adalah dia tidak tau apa yang harus di baca dan  tidak tau cara membaca yang benar. Sehingga hal itu menimbulkan kemalasan pada diri seseorang untuk membaca buku.
2.1.Apa yang harus dibaca
Jika benar orang dikenal dari teman-temannya, benar pula bahwa karakter seseorang dikenal dari bacaannya. Buku-buku itu menjadi ekspresi lahiriah kerinduan dan aspirasi dalam dirinya. Banyaknya buku sekuler dan rohani yang membanjiri pasaran pada masa kini membuat kita harus benar-benar selektif.  Pilihlah yang terbaik, yang memberi manfaat maksimal dalam melaksanakan misi kita. Dengan kata lain  apa yang kita baca harus ditentukan oleh jati diri dan apa yang menjadi pekerjaaan serta niat kita. Seperti membaca biografi, merupakan  menimbulkan inpirasi dan membangkitkan cita-cita tentang biografi orang tersebut.  Untuk mendukung mencari apa yang harus dibaca adalah terutama harus memiliki minat baca yang lebih tinggi. Apalagi seorang pemimpin, tentu ia tidak boleh berhenti pada standar yang dimiliki orang-orang yang dipimpinnya. Dalam hal ini untuk memilih buku yang harus dibaca harus sesuai dengan bidang dan kesukaan.
2.2.Bagaimana cara membaca
Aturan membaca berikut terbukti menjadikan membaca lebih berarti dan mendatangkan manfaat yang bertahan lebih lama yaitu:
a.       Jangan terlalu banyak membaca hal-hal yang akan segera dilupakan. Hal itu akan membuat kita terbiasa lupa. Sama seperti memilih teman, selektiflah memilih buku.
b.      Siapkan alat tulis dan buku catatan ketika membaca. Kecuali daya ingat kita luar biasa dan mampu menampung banyak hal, banyak membaca hanya akan membuang waktu. Biasakan mencatat. Anda akan merasakan betapa besar manfaatnya dalam membantu anda mengingat.
c.       Sediakan buku catatan untuk mencatat berbagai hal yang mencolong, menarik, menginspirasikan, atau layak untuk di catat. Kita bisa menambahkan komentar atau kritik kita sendiri. Dengan cara seperti itu. Kita sedang mengumpulkan materi-materi berharga yang dapat disimpan dan disusun secara teratur untuk digunakan pada masa mendatang.
d.      Sebisa mungkin, selalu verifikasi berbagai data sejarah, ilmu pengetahuan, dan lainya. Jangan pernah melewatkan sesuatu sesuatu yang tidak anda pahami maknanya, sekalipun hanya satu kata.
e.       Pilihlah bahan bacaan yang bervariasi karena mudah jatuh dalam kebosanan. Bacaan bervariasi sangat bermanfaat bagi pikiran.
f.       Jika memungkinkan, pilih bacaan yang berkorelasi: sejarah dengan puisi, biografi dengan  novel sejarah. Sebagai contoh, ketika membaca sejarah perang saudarh di Amerika serikat,  baca juga biografinya.[7]
BAB IV
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Jika ingin menjadi seorang pemimpin yang berkualitas dan berdampak bagi anggotanya maka ia harus mempunyai wawasan yang tinggi. Wawasan itu diperoleh dari informasi-informasi yang terjadi seperti perkembangan suatu gereja, perpecahan gereja dan seterusnya. Informasi seperti ini juga didapat dari membaca buku. Salah satu faktor yang menyembabkan tidak ada minat untuk membaca buku adalah tidak tau  begitu pentingnya membaca buku untuk meningkatkan kualitas seseorang. Dan sisilain juga yang menyembabkan seseorang malas dan tidak ada waktu membaca buku adalah tidak tau apa yang dibaca dan tidak tau cara membaca buku efektif.
Cara untuk membuat seseorang mempunyai minat untuk membaca buku adalah pertama-pertama mencoba untuk membaca buku. Dan milih buku yang sesuai dengan keinginan hati. Kemudian memilih topik yang dibaca yang sesuai dengan kebutuhan. Dan untuk mengatasi masalah untuk mudah mengingat dan mengerti apa yang dibaca adalah menulis poin-poin yang dibaca.
  1. Saran
§  Menjadi seorang pemimpin, dia harus lebih hebat dari yang dipimpinnya. Jika anggota membaca 5 buku dalam satu bulan, maka pemimpin harus lebih dari 5 buku bacaanya dalam satu bulan, misalnya 10 buku satu bulan.
§  Jika ingin mempunyai wawasan yang baik maka cobalah membaca buku. Memang membaca buku adalah membosankan tetapi kalau telah dicoba dan menjadi kebiasaan pasti tidak akan membosankan melaikan ketagihan.
§  Membaca buku harus menyadari bahwa ia sangat membutuhkan pengetahuan. Kesadaran diri sangat begitu penting untuk mendukung minat membaca buku.
§  Membaca buku adalah adanya rasa ingi tau. Untuk menimbulkan rasa ingi tau adalah mencoba membaca buku. Sebab setiap buku yang dibaca ada hal-hal yang membuat  kita tidak terima sehingga menimbulkan mencari lagi jawaban yang tepat.

Daftar Pustaka
Oswald Sanders J.Kepemimpinan Rohani.Jawab barat: Kalam Hidup 2017.
Interitas Yosafaf B.Interitas Pemimpin Astoral.Yogyakarta:ANDI 2010.
Ryrie Charles C.Teologi Dasar 1.Yogyakarta: ANDI, 2017.
Barna George. Leaders On Leadership.Malang: Gandummas.2015.



[1] J. Oswald Sanders, Kepemimpinan Rohani,(Jawab barat: Kalam Hidup, 2017) hlm. 126
[2] Yosafaf B.Integritas Pemimpin Pastoral,(Yogyakarta:ANDI 2010) hlm. 130
[3] Drs. Agus Lay,manajemen pelayanan,(Yogyakata: ANDI,2006) hlm 29
[4] George Barna, Leaders On Leadership,(Malang: Gandummas, 2015) hlm.73
[5] Yosafaf B.Interitas Pemimpin Astoral,(Yogyakarta:ANDI 2010) hlm. 140
[6] Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 1,(Yogyakarta: ANDI, 2017) hlm.18
[7] J. Oswald Sanders, Kepemimpinan Rohani,(Jawab barat: Kalam Hidup, 2017) hlm. 127-130

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter