SEJARAH GEREJA PENTAKOSTA TABERNAKEL

Post a Comment


MAKALAH SEJARAH GEREJA GPT HOSIANA


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Terbentuknya suatu organisasi atau perkumpulan suatu masyarakat disebabkan suatu kejadian atau peristiwa. Di kepulauan Nias telah sekian lama masuknya suatu kekristenan. Pada dulunya menurut cerita nenek moyang bahwa orang Nias menyembah kepada dewa langit. Tetapi suatu kemurahan Tuhan, Ia mengutus seorang penginjil ke Nias. Jadi agama yang pertama masuk ke Nias adalah agama kristen.

Mayoritas gereja yang ada di Nias adalah gereja BNKP (Banua Niha Keriso Protesten) artinya tempat perkumpulan orang kristen Protestan. Gereja ini adalah gereja yang pertama kali di Nias. Barulah gereja Karismatik dan Pantekosta. Gereja Karismatik dan Pantekosta sering melebih-lebihkan suatu doktrin gereja mereka dengan Gereja BKNP. Dan gereja BNKP juga beraggapan bahwa gereja Karismatik dan Pantekosta adalah gereja yang terlalu ribut dalam ibadah dan menurut mereka doktrin mereka yang lebih baik dari gereja Karismatik dan Pantekosta. Hal tersebut menjadi suatu gangguan hubungan gereja-gereja di Nias yang berbeda Denominasi.

Di desa Hilisebua, kecamatan Gido, kebupaten Nias, Provinsi Sumatra Utara, di daerah tersebutlah Gereja GPT Hosiana Duria Hilisebua berada. Di desa Hilisebua telah sekian lama ada gereja yang terlebih dahulu dari Gereja GPT Hosiana Duria Hilisebua, hal tersebut menjadi suatu pertanyaan bagi penulis bagaimana sampai terbentuk gereja GPT Hosiana Duria Hilisebua. Pada hal di desa tersebut telah ada beberapa gereja lebih duluan dari Gereja GPT Hosiana Duria Hilisebua.

Oleh sebab itu setiap Pulau, daerah maupun suatu negara pasti mempunyai suatu latar belakang dan sejarah. Oleh sebab itu istilah sejarah atau historis berasal dari kata bahasa Yunani, historis, kata kerja historeo, yang artinya belajar melalui penyelidikan. Dengan demikian bahwa sejarah gereja dalam ilmu modern yaitu penafsiran akan riwayat dari asal usul, perkembangan dan dampak kekristenan pada masyarakat dunia berdasarkan data-data yang terorganisasi dan dokumen-dokumen, naskah-naskah, penemuan purbakala dan orang-orang yang masih hidup.

Sejarah gereja sama sekali tidak berfaedah kalau hanya menghafal kata-kata, tanggal-tanggal dan nama-nama tokoh penting. Lantaran itu kita menyadari hal-hal berikut:
  • Sejarah dibutuhkan untuk menyusun sebauh strategi pelayanan/penginjilan
  • Refleksi akan sejarah membuka wawasan dalam pemikiran
  • Mempelajari sejarah gereja memberi pengertian tentang keadaan sekarang ini.
  • Mempelajari sejarah gereja menghindari pandangan picik/kritik tanpa dasar akan gereja, denominasi dan aliran yang berbeda dengan kita.
  • Mempelajari sejarah gereja serta metode historis melatih kita berpikir secara lebih tajam, kritis dan obyektif.
  • Mengetahui sejarah gereja akan membantu kita supaya tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh gereja di masa lampau,
  • Mempelajari sejarah gereja memberi dorongan dan harapan.
  • Mengenal sejarah membantu kita dalam apologetika di konteks kita di Indonesia.

           
Setiap manusia memiliki asal-usul masing-masing. Setiap orang memiliki cerita kehidupan di masa lampau baik dari segi budaya maupun sosial [1]. Demikian juga dalam hal ini Gereja memiliki cerita di masa lampau hingga dapat berkembang saat ini. Berbagai denominasi Gereja, khususnya di Indonesia telah sangat berkembang. Setiap Gereja tentunya memberikan pengaruh satu sama yang lain. Setiap gereja-gereja yang ada di Indonesia ini, tentunya memiliki sejarah masing-masing, yang membahas tentang bagaimana berdirinya Gereja tersebut. Dengan demikian bahwa Gereja GPT Hosiana Duria Hilisebua mempunyai suatu sejarah dan perkembangan gereja tersebut. Sebab sejarah itu sangat begitu penting untuk mengetahui apa yang terjadi pada masa lampau. Sebab dengan adanya suatu sejarah menjadi suatu pembelajaran bagi kehidupan manusia. Sebab didalam sejarah tersebut ada namanya suatu kegagalan dan kesuksesan.

Rumusan Masalah
  • Bagaimana sejarah terbentuknya Gereja GPT Hosiana?
  • Bagaimana Pertumbuhan Gereja GPT Hosiana?
  • Apa tatangan yang pernah dialami Gereja GPT Hosiana?
  • Bagaimana litrugi ibadah Gereja GPT Hosiana?
  • Bagaimana panggilan Gembala Sidang
Tujuan Penulis
Tujuan penulis dalam karya ilmiah ini adalah menjelaskan sejarah GPT Hosiana sampai berkembangnya Gereja tersebut. Sebab didalam sejarah tersebut mengadung suatu pembelajaran atau ilmu yang berfungsi bagi kehidupan manusia. Disamping itu  juga penulis juga menjelaskan panggilan gembala sidang. Dengan demikian bahwa, dengan adanya suatu karya ilmiah ini biar menjadi suatu pembelajaran bagi pembaca.

BAB II
PEMBAHASAN

Sejarah Terbentuknya Gereja GPT Hosiana
Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan peninggalan itu disebut sumber sejarah. Ada tiga aspek dalam sejarah, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Masa lampau dijadikan titik tolak untuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran tentang nilai dan moral.  Pada masa kini, sejarah akan dapat dipahami oleh generasi penerus dari masyarakat yang terdahulu sebagai suatu cermin untuk menuju kemajuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.  Peristiwa yang terjadi pada masa lampau akan memberi kita gambaran tentang kehidupan manusia dan kebudayaannya di masa lampau sehingga dapat merumuskan hubungan sebab akibat mengapa suatu peristiwa dapat terjadi dalam kehidupan tersebut, walaupun belum tentu setiap peristiwa atau kejadian akan tercatat dalam sejarah.

Sejarah terus berkesinambungan sehingga merupakan rentang peristiwa yang panjang. Oleh karena itu, sejarah mencakup masa lalu yang dilukiskan berdasarkan urutan waktu (kronologis); ada hubungannya dengan sebab akibat; kebenarannya bersifat subjektif sebab masih perladanya penelitian lebih lanjut untuk mencari kebenaran yang hakiki; peristiwa sejarah menyangkut masa lampau, masakini, dan masa yang akan datang. Sejarah dapat mengajarkan begitu banyak hal kepada manusia, baik melalui hal-hal baik dan indah maupun tidak baik dan bencana sekalipun. Oleh sebab itu, Gereja GPT Hosiana juga mempunyai suatu sejarah, sejarah itu bisa di mulai dari kisah kehidupan pendiri gereja tersebut atau bagaimana sampai terbentuknya gereja. Dengan demikian ada dua bagian kisah sejarah sampai terbentuknya gereja tersebut yaitu sejarah pendiri Gereja GPT Hosiana dan proses terbentuknya Gereja GPT Hosiana.

Pendiri Gereja GPT Hosiana
Pendiri Gereja GPT Hosiana adalah Pdt. Fatiaro ndraha. Pdt. Fatiaro Ndraha adalah seorang yang tegas dalam kepemimpinanya dan sekaligus seorang yang takut akan Tuhan. Latar belakang kehidupan Pdt. Fatiaro ndraha adalah ia seorang yang pemambuk dan hidup dalam duniawi, tetapi disaat ia terpanggil menjadi seorang hamba Tuhan, sifat kehidupanya yang duniawi semuanya berubah menjadi seorang yang takut akan Tuhan. Dalam suatu panggilannya menjadi seorang hamba Tuhan sangat bermanfaat bagi orang-orang yang berada disekelilingnya. Oleh sebab sebelum terbentuknya gereja GPT Hosiana Duria Hilisebua dikisahkan seorang seorang hamba Tuhan yang belum sekolah. Yang di mana hamba Tuhan ini belum tamat SD. Walupun ia belum sekolah tetapi ia bisa membaca, menulis, dan maupun dalam segi perkalian. Pada dulunya sebelum ia menjadi seorang hamba Tuhan, ia adalah seorang yang pemabuk, berjudi dan lain-lain. Tetapi setelah ia terpanggil menjadi hamba Tuhan ia menjadi pelayan Kristus.

Tetapi sebelum hamba Tuhan ini menjadi seorang pendeta ia mengikuti sekolah Alkitab. Ia mengikuti selama sembilan bulan. Walaupun ia seorang yang tidak sekolah jasanya tidak terlupakan dalam organisasi GPT sekepulauan Nias. Yang dimana beliau adalah seorang pendeta yang banyak membuka gereja di pulau Nias kurang lebih sebanyak 10 gereja dalam kesaksian jemaat maupun anak-anaknya.

Dalam sistem beliau dalam membuka gereja yaitu beliau mengunjungi rumah dan membangun hubungan dengan orang yang dikujunginnya dan sekaligus menyampaikan firman Tuhan. Setelah beberapa keluarga menerima firman Tuhan yang disampaikan oleh Pdt. Fatiaro Ndraha. Baru beliau mengusulkan Pembangun Gereja. Bentuk gerejanya kalau dibandingkan dengan sekarang sangat jauh berbeda. Sebab gereja masa beliau hanya bentuk darurat saja.

Setelah selesai di bangun Gereja, Pdt. Fatiaro Ndraha memuridkan satu jemaat sebagia pengganti beliau dalam memimpin gereja tersebut, sebab sistem beliau adalah membuka gereja di desa-desa lain. Setelah  beberapa tahun Pdt. Fatiaro Ndaraha melayani sebagai hamba Tuhan, ia membeli sebidang tanah yang luas di daerah pesisir. Sebab Pdt. Fatiaro Ndraha tinggal di daerah pegunungan, nama daerah tersebut adalah Tuhemberua. Sehingga Pdt. Fatiaro Ndaraha terpaksa untuk pindah ke daerah pesisir karna untuk bisa menjangkau usaha yang di desa Hilisebua, sebab daerah tempat tinggal beliau (Tuhemberua) sangat jauh sekali dengan daerah tanah yang beliau beli (Hilisebua).

Jadi gereja terakhir yang buka Pdt. Fatiaro Ndraha adalah Gereja GPT Hosiana. Yang di mana gereja tersebut adalah tempat beribadah penulis. Faktor penyebab beliau tidak membuka gereja lagi adalah usia sudah mulai tua dan sekaligus beliau mempunyai komitmen untuk menetap untuk melayani dan mengembalakan sidang jemaat GPT Hosiana.

Tantangan yang berat yang di hadapi Pdt. Fatiaro Ndaraha dan jemaat pada  tahun 2005 adalah terjadinya suatu gempa, sehingga gereja menjadi roboh dan runtuh. Masalah tersebut menjadi suatu pergumulan bagi gembala sidang maupun kepada jemaat. Tetapi karna suatu pertolongan Tuhan adanya suatu bantuan dari pemerintah dalam pembangunan geraja kembali yang telah roboh yang diakibatkan oleh gempa.

Dalam pengakuan jemaat kepada Pdt. Fatiaro Ndraha dalam penggembalaannya yaitu patut diteladani dan dihargai. Tetapi usia beliau udah mulai tua, beliau menyuruh seorang anaknya laki-laki, untuk mengikuti sekolah Alkitab di kota Gunung sitoli selama sembilan bulan. Sekolah Alkitab tersebut adalah cambang dari sekolah Alkitab dari surabaya, yaitu Tabernakel, jadi tujuan dari Pdt. Fatiaro Ndraha adalah untuk meneruskan pelayanannya kepada anaknya. Sehingga tibahlah waktunya Pdt. Fatiaro Ndraha meninggal dunia, pelayanan di tangan beliau dilajutkan oleh anaknya. Nama anaknya tersebut adalah Batogo Ndraha.

Proses Terbentuknya Gereja GPT Hosiana
Terbentuknya Gereja GPT Hosiana Duria Hilisebua, pada tahun 1998 di desa Hilisebua, Kec.Gido, Kab.Nias. Jumlah jemaat pertama kali terbentuk Gereja GPT Hosiana adalah 5 keluarga. Jemaat ini adalah orang-orang yang berasal dari desa Tuhemberua Ma’u, kecamatan Ma’u, kabupaten Nias. Yang istilah lain penduduk baru di desa hilisebua.

Sebelum terbentuk Gereja GPT Hosiana, didasari suatu persoalan, yang dimana asal usul jemaat Gereja GPT hosiana adalah jemaat GPT  Tuhemberua. Karena disebabkan suatu perpidahan penduduk sehingga 5 keluarga tersebut menyepakati suatu pembagunan Gereja baru di desa Hilisebuah dengan Pdt Fatiaro Ndraha. Itulah mengapa terbentuknya gereja GPT Hosiana Duria Hilisebuah. Yang dimana bapak Pdt. Fatiaro Ndraha ini termasuk warga desa Tuhemberua Ma’u yang mengalami perpindahan penduduk di desa Hilisebuah.

Pembangunan Gereja GPT Hosiana dimulai pada Tahun 2000 dengan bentuk permanen (beton seluruh). Tetapi pada tahun 2005 bangunan gereja tersebut menjadi runtuh, disebabkan karna gempa yang dasyat yang terjadi di Nias. Di balik semuah peristiwa gempa yang terjadi di Pulau Nias merupakan suatu kegairahan para jemaat untuk sungguh-sunggu beribadah kepada Tuhan. Peristiwa gempa yang terjadi di Nias bukan hanya jemaat GPT hosiana mengalami suatu makna gempa tersebut tetapi hampir semua orang Kristen di Nias, menjadi sungguh-sungguh beribadah kepada Tuhan. Jadi dibalik semua cobaan yang diberikan Tuhan di Pulau Nias merupakan suatu maksud Tuhan untuk menyadarkan umat-Nya, supaya sungguh-sungguh beribadah kepada-Nya. Dengan adanya suatu masalah tersebut menjadi suatu beban pikiran bagi jemaat dan gembala sidang, untuk membangun kembali gereja tersebut. Pembangunan Gereja ini dikerjakan oleh sidang jemaat sendiri yang mau bergotong-royong dan melakukan pembangunan tersebut. Setiap jemaat yang ikut membangun Gereja, membawa makanan mereka masing-masing. Ada juga jemaat yang berkorban konsumsi pembangunan Gereja dengan membawa ternak ayam mereka, ubi rebus dan makanan lainnya. Pekerjaan pembangunan Gereja olehsidang jemaat sempat terhenti, karena faktor biaya yang sempat habis. Tetapi Tuhan tetap mempunyai suatu rencana dalam menyelesaikan suatu persoalan yaitu melalui suatu bantuan pemerintah. Jadi ukuran Gereja GPT Hosiana yang dibangun adalah dengan luas 7m x 10m (semi permanen).

Pertumbuhan Gereja GPT Hosiana
Pertumbuhan gereja adalah perkembangan dan perluasan tubuh Kristus baik dalam kuantitas maupun kualitas, dalam bentuk yang nampak maupun isinya yang tidak tampak.[2]Gereja sebagai organisme yaitu kumpulan dari orang-orang percaya, diibaratkan seperti tanaman yang membutuhkan pertumbuhan melalui sari-sari makanan yang diperoleh dari air dan mineral dari dalam tanah yang cukup. Firman Tuhan sebagai memberikan pertumbuhan yang sehat bagi gereja. Gereja yang sehat menghasilkan pertumbuhan yang seimbang yaitu baik kuantitas maupun kualitas. Oleh sebab itu dasar bertumbuhnya suatu gereja bukan didasarkan kepada kebutuhan dan keinginan manusia. Dasar pertumbuhan gereja adalah karena kehendak Allah, pekerjaan Roh Kudus, dan pertumbuhan kehidupan kerohanian orang Kristen secara pribadi. Dengan demikian ada dua bagian pertumbuhan dalam Gereja GPT Hosiana yaitu perkembangan gendung gereja dan perkembangan jemaat.



Perkembangan Gedung Gereja
Perkembangan suatu Gereja memerlukan suatu proses. Perkembangan itu memerlukan suatu waktu yang begitu panjang, waktu itu berupa dari bulan ke tahun. Jadi kondisi bangunan Gereja GPT Hosiana setelah didirikan masih dalam proses pembenahan, sebab bangunan Gereja GPT Hosiana pada 2006 masih banyak kekurangan yang perluh dibenahi dan dilengkapi. Yang dimana pada masa itu Gereja GPT Hosiana, gedungnya masih belum dicat, lantainya bentuk semen, alat musiknya hanya gitar.

Pada 2009 mengalami suatu perkembangan, perkembangan itu dingding Gerejanya dicat dan alat musik bertambah yaitu keyboard, lospeaker, dan lain-lain. Dengan adanya suatu perkembangan dalam gereja, mengalami suatu kegairahan jemaat untuk sungguh-sunguh mumuji Tuhan. Pada tahun 2009 merupakan tahun yang menunjukan keadaan perekonomia di Nias masih dalam stabil. Sehingga pada 2009 tersebut masa kejayaan, yang dimana harga karet naik. Dengan adanya kenaikan harga karet di Nias sangat berpengaruh dalam segi pengorbanan jemaat dalam gereja. Sehingga pada masa itu banyak gereja yang mengalami suatu perkembangan. Dengan adanya suatu peristiwa tersebut mempunyai suatu makna yaitu Gereja Tuhan berkembangan didasari suatu keadaan perekonomian jemaat.

Pada tahun 2015 Gereja GPT Hosiana menerima suatu bantuan dari pemerintah sekitar 15 juta. Bantuan ini diberikan untuk memperlengkapi kekurangan dalam gereja. Dengan adanya bantuan itu sangat bermanfaat bagi jemaat. Yang dimana pada dulunya Gereja GPT Hosiana tidak memiliki kipas angin, tetapi dengan adanya kipas angin tersebut, mengurangi rasa panas dalam gereja. Oleh sebab itu, perkembangan suatu fasilitas dalam gereja tidak terlepas dari penyertaan Tuhan. Oleh sebab itu perkembangan fasilitas dalam gereja memerlukan suatu proses yang begitu panjang. Sebab Tuhan itu memberikan suatu berkat-Nya, memperlukan suatu tahap-tahan untuk melihat kesetiaan umat-Nya kepada-Nya..

Perkembangan Jemaat
Pada tahun 1998 jumlah jemaat GPT Hosiana pada awalnya adalah 5 keluarga. tetapi dengan seiring berjalanannya waktu, jumlah jemaat tersebut semakin bertambah dari 5 keluarga menjadi 32 keluarga pada tahun 2010. Oleh sebab itu dalam segi pengalaman penulis bahwa, kondisi jemaat GPT Hosiana yaitu bagaikan roda yang berputar yang artinya ada waktunya jemaat hadir semua dan ada waktu hanya sebagian yang hadir. Dalam hal ini merupakan masalah yang masih belum teratasi dengan sendirinya. Kehadiran suatu jemaat adalah dipengaruhi beberapa faktor yaitu sebagai berikut:
  • Masih belum bertobat dengan sesungguh-sungguhnya
  • Tidak keinginan datang beribadah
  • Terjadinya masalah ekonomi artinya mata pencaharian jemaat berkurang yang disebabkan harga karet turun.
  • Kecapean dalam mencari nafkah keluarganya
  • Buta huruf
  • Perselisihan antara jemaat
  • Kurang suatu penjelasan dalam penyampaian firman Tuhan oleh gembala sidang sehingga jemaat bosan.

Masalah yang serius dalam faktor tersebut adalah perselisihan antara jemaat. Sehingga masalah tersebut memuncak terjadi suatu pertengkaran dalam gereja. Sehingga mengakibatkan jemaat berkurang. Dan yang keduanya adalah masalah ekonomi, dengan terjadinya harga karet menurun sebagia jemaat merantau luar daerah untuk mencari kebutuhan sehari-hari. Sehingga jumlah  jemaat GPT Hosiana berkurang, dapat dihitungan dalam perkeluarga adalah tinggal 20 keluarga dari 32 keluarga.[3]Oleh sebab itu untuk mencapai suatu keberhasilan dalam gereja perlu namanya suatu strategi. Strategi adalah garis-garis besar pendekatan yang harus digunakan untuk mencapai tujuan.[4]Peryataan untuk mencapai tujuan adalah mengindentifikasikan bahwa sebelum terbentuk strategi, tujuan terlebih dahulu telah ditetapkan. Sebab strategi pertumbuhan gereja adalah suatu langkah-langkah pendekatan untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan berupa perkembangan dan perluasan tubuh kristus baik dalam kuantitas maupun kualitas, dalam bentuk yang nampak maupun isinya yang tidak tampak. Oleh sebab itu strategi yang digunakan adalah berupa membentuk perencanaan, pemberdayaan sumber daya manusia dalam gereja, dan membentuk kelompok sel. Agar dapat mencapai tujuan berdasarkan strategis, gereja harus tetap bersandar kepada Roh Kudus oleh karena gereja berada dalam dunia yang semakin berubah, yang dapat menghasikan kelelahan dan keputusan bagi gereja dalam menjalankan strategi.

Tatangan Yang Dihadapi Gereja GPT Hosiana
  • Jemaat masih hidup dalam adat istiadat,
  • Jemaat masih percaya perdukungan
  • Masalah Ekonomi

Menurut penulis dalam mengatasi permasalahan ini adalah  perluh suatu penjelasan dan pemberian pemahaman bagi jemaat, bahwa apa yang mereka perbuat adalah perbuatan yang bertentangan dengan firman Tuhan.

Liturgi Gereja GPT Hosiana
Liturgi ibadah dalam acara kebaktian Gereja GPT Hosiona Duria Hilisebua, mengalami kelemahan saat melaksanakan ibadah, tetapi tidak terus menerus terjadi pada saat melakukan kebaktian. Liturgi ibadah merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam sebuah gereja mengapa untuk memberikan suasana yang baik bagi seluruh jemaat untuk memuliakan nama Tuhan. Oleh sebab itu ada beberapa bagian litrugi GPT Hosiana adalah sebagai berikut:

Hari Minggu:
Sekolah minggu (08:00-09:05 Wib)
  • Lagu pujian (5 menit)
  • Doa pembukaan (5 menit)
  • Lagu pujian (15 menit)
  • Doa Firman (5 menit)
  • Firman (20 menit)
  • Persembahan (5 menit)
  • Doa berkat dan penutup (5 menit)
Ibadah Minggu Raya: (10:00-12:20 wib).
  • Lagu pujian (5 menit)
  • Doa pembukaan (5 menit)
  • Lagu pujian (kesaksian, persembahan pujian, remaja, persembahan I untuk kas gereja)    45 menit
  • Memberikan Persembahan I (5 menit)
  • Doa firman (5 menit)
  • Pemberitaan firman (1 jam)
  • Pengumuman (5 menit)
  • Memberikan persembahan II (5 menit)
  • Doa berkat dan penutup (5 menit)

Ibadah keluarga ( 18:30-17:30 Wib.)
  • Doa pembukaan ( 5 menit)
  • Lagu pujian (15 menit)
  • Doa firman (5 menit)
  • Renungan ( 30 menit)
  • Doa berkat dan penutup (5 menit)
Hari selasa:
Ibadah Penyembahan:
  • Pujian (8 menit)
  • Doa pembukaan sekaligus doa firman  (5 menit)
  • Renungan firman Tuhan (30 menit)
  • Berdoa sambil berlutut (Doa syafat) (45 menit)
  • Doa berkat dan penutup (5 menit)

Hari Kamis:
Ibadah PA
  •  Pujian (8 menit)
  • Doa pembuka (5 menit)
  •  Lagu pujian (15 menit)
  • Doa firman Tuhan (5 menit)
  • Firman (75 menit)
  • Doa selesai firman (5 menit)
  • Doa berkat dan penutup (5 menit)
Hari Sabtu:
  • Ibadah Kaum Muda/i
  •  Pujian Pembukaan (5 menit)
  •  Doa pembukaan (5 menit)
  • Lagu pujian (20 menit)
  • Doa untuk firman (5 menit)
  • Pemberitaan firman (45 menit)
  • Doa berkat dan penutup (5 menit)
  • Latihan Pujian (30 menit)
 Pengurusan Gereja

Gembala Sidang                      : Pdm. Batogo Ndaraha.
Sekretaris                                : Amenesi Ndaraha
Bendahara                               : Fangali Zai
Ketua Pembangunan   : A. Gayara Gulo
Pengasehat                              : A. Gaweni Gulo
Pemain Musik             : Oteeli Gulo & Sozanolo Ndraha

Panggilan Gembala Sidang
Dari kesaksian Pdm. Batogo Ndaraha, sebelum ia menjadi hamba Tuhan, pada dulunya ia tidak mau menjadi seorang pendeta, sebab baginya menjadi seorang hamba Tuhan banyak terlibat dalam pelayanan. Sehingga akibatnya tidak fokus untuk mencari nafkah keluarga. Bapak Pdm. Batogo Ndraha pada dulunya berprofesi sebagai bengkel elektronik (bengkel radio). Ia menjalani pekerjaan ini dari tahun 1998-2010. Alasan beliau berhenti pekerjaannya tersebut karna masyarakat ke Pulau Nias mulai tidak menggunakan radio lagi. Sehingga tidak banyak lagi yang ingin memperbaiki radio. Dan oleh sebab itu, satu-satunya cara mencari nafka keluarga adalah sebagai petani.

Dengan demikian bahwa Pdm. Batogo Ndraha terpanggil menjadi hamba Tuhan karna suatu kerinduanya untuk menggantikan ayahnya sebagai gembala sidang. yang dimana ayahnya sering mengatakan kepadanya untuk menggantikan dirinya sebagai gembala sidang, sebab umur ayahnya telah lanjut usia. Oleh sebab salah satu pendorong ia menjadi hamba Tuhan adalah tidak ada saudaranya ingin menggatikan ayahnya menjadi hamba Tuhan. Dan tidak ada sidang jemaat bisa dipakai menjadi seorang pemimpin. Sehingga dengan situasi tersebut ia terdorong untuk mengikuti panggilanya tersebut. Dengan suatu keriduan tersebut ia mengikuti sekolah Alkitab di Nias. Sekolah Alkitab ini adalah sekolah Alkitab Tabernakel.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Oleh sebab itu gembala sidang yang pertama di Gereja GPT hosiana adalah Pdt. Fatiaro Ndraha. Setelah bapak Pdt. Fatiaro Ndraha meninggal, anaknya Pdm. Batogo  Ndraha menggantikannya. Dari berbagai peristiwa masa lampau yang terjadi di Gereja GPT hosiana ada beberapa poin yang kita dapat ambil yaitu:
  • Setiap pemimpin akan mengalami suatu pergantian.
  • Pertumbuhan gereja memerlukan waktu yang begitu panjang.
  • Perkembangan setiap jemaat dipengaruhi setiap kondisi, baik masalah ekonomi, perpindahan penduduk, hubungan sosial dan lain-lain.
  • Bertambahnya waktu jemaat makin pintar.
  • Setiap seseorang mempunyai panggilan masing-masing.


Saran-saran
  • Seorang pemimpin harus mencermikan kepemimpinannya
  • Jangan pernah meninggalkan persekutuan, sebab persekutuan merupakan hubungan kita dengan yang satu dengan yang lain.
  • Adanya saling menghargai satu sama lain, sebab dengan adanya saling menghargai tidak akan terjadinya konflik Dunia makin maju, oleh sebab itu seorang pemimpin harus mampu meningkatkan wawasanya dalam keadan dunia ini.




Daftar Pustaka
1.      Enklaar IH & H. Berkhof. Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2011.
2.      Wongso Peter. Tugas Gereja Dan Missi Masa Kini. Surabaya:YAKIN.2000.
3.      Ciptawilangga Yunus dkk. Menang Dalam Persaingan Gereja. Jakarta: Metanoia. 2003.
Teks wawancara dengan Pdm. B



                [1]IH Enklaar & H. Berkhof, Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011)
                [2] Peter Wongso, Tugas Gereja Dan Missi Masa Kini (Surabaya:YAKIN, 2000) hlm. 80.
                [3] Teks wawancara dengan Pdm. Batogo Ndraha
                [4] Yunus Ciptawilangga dkk, Menang Dalam Persaingan Gereja (Jakarta: Metanoia,         2003)hlm. 102

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter