MAKALAH PERAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN IDEAL DIRI SEORANG ANAK

Post a Comment

Abstark

Ideal diri anak adalah suatu persepsi seorang anak tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadinya. Masalah standar pribadi adalah dapat berhubungan dengan tipe anak yang diinginkan atau disukainya atau sejumlah ispirasi, tujuan, nilai yang ingin diraih dalam kehidupanya. Ideal diri, akan terwujudkan cita-cita atau penghargaan diri berdasarkan norma-norma sosial dimasyarakat tempat anak tersebut dilahirkan. Sehingga tempat kelahiran merupakan tempat membentukan dan pertumbuhan  seorang anak. Segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara anak memandang kualitas kemampuan yang dimiliki anak tersebut. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan seorang anak memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan. Hal ini tidak terlebas dari batuan orang tua akan keberhasilan anaknya. Anak tersebut morannya baik dan buruk tergantung didikan orang tua.

Kata Kunci: Ideal Diri, Anak, Orang Tua, Pembentukan


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Ideal diri adalah suatu sifat pribadi yang unit bagi manusia yang membedakan dengan makhluk hidup yang lainya. Oleh sebab itu ideal diri hanya ada bagi manusia. Ideal diri ini hanya dinyatakan melalui sikap yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan ideal diri di mulai dari masa kecil sampai ia menjadi dewasa. Mengapa bisa mengalami suatu perkembangan karena manusia adalah suatu organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang. Tetapi individu bisa mengalami suatu perkembangan memelurkan suatu tindakan untuk bertindak untuk berubah. Jika individu memiliki suatu pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki akan mengakibatkan seluruh tanggujawab dan beban hidupnya tidak bisa terselesaikan.
Ideal diri adalah suatu sifat pribadi manusia yang paling penting bagi manusia untuk bertindak dan melakukan segalah sesuatu. Ideal diri bisa dinyatakan sebagai standar seseorang untuk bertindak untuk mencapai tujuan hidup, cita-cita maupun harapan bagi hidupnya. Ideal diri mempunyai suatu pengaruh bagi masa depan seseorang untuk menjadi orang baik. Apalagi ideal diri seorang anak, jika masa anak kecil tersebut tidak mendukung pembentukan ideal diri akan akibatnya buruk. Sebab yang mempengaruhi perkembangan ideal diri adalah keluarga, lingkungan, dan teman. Dan yang paling cepat mempengaruhi perkembangan ideal diri seorang anak adalah orang yang dia sayangi atau orang yang dia kagumi. Tapi masalahnya adalah jika anak tersebut yang dia kagumi orang yang salah. Contohnya seorang penyanyi tetapi sifat pribadi penyanyi tersebut adalah seorang pecandu alkoho akan mempengaruhi perkembangan ideal diri yang salah. Mengapa anak-anak jaman sekarang mengalami pergaulan yang salah karena orang yang mereka kagumi adalah orang yang tidak benar.

Jika seorang anak tersebut telah masuk dalam pola pikirnya, gaya hidup orang lain yang salah, maka susah untuk mengubahnya untuk menjadi orang baik. Karena telah menjadi gaya hidupnya. Oleh sebab itu satu-satunya cara untuk mencegah masalah ini adalah kembali pada keluarga. Keluarga adalah tempat seseorang anak itu merasakan aman, di sayangi, dan tempat dibentuk maupun proses pertumbuhan pada fisiknya amupu rohani. Di dalam keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
Keluarga merupakan suatu lembaga pendidikan yang pertama dan utama, yang eksistensinya sangat menentukan akan masa dapan suatu kehidupan keluarga. Keluarga adalah suatu wadah dan tempat persemaian tumbuh dan berkembangnya anak-anak (keluarga) secara keseluruhan. Oleh karena itu, suatu kehidupan keluarga inti yang terdiri dari seorang ayah bersama istrisnya merupakan pusat paling awal dan sangat menentukan dalam proses pembinaan, pendidikan dan pembentukan kepribadian anak sejak dini bahkan sejak masih dalam kandungan sekalipun.
Anak kecil (dalam kandungan) itu tertanam di dalam jiwanya (rohanianya) sedemikian kuat. Sebagaimana salah seorang tokoh dibidang pendidikan dan ilmu psikologi perkembangan di masa Rowawi kuno, bernama Quintilianus dikatakan bahwa "kesan-kesan yang diperoleh anak ketika masih kecil akan tertanam secara mendalam dan menjadi milik abadi di dalam jiwanya[1]dengan demikian keluarga berarti mempunyai peranan yang tidak kecil dalam  membentuk jiwa dan kepribadian seorang anak, karena baik buruknya pribadi dan jiwa anak sangat tergantung dari keluarga selalu menanamkan nilai-nilai yang baik ke dalam jiwa anak, tentu anak cepat atau lambat akan pasti memiliki pribadi dan jiwa yang baik pula, sebaliknya kalau keluarga tidak menanamkan nilai-nilai yang baik, maka sudah menjadi pribadi dan jiwa anak akan menjadi tidak baik pula.

Identifikasi Masalah Penelitian
Terbentuk ideal diri seorang anak bisa melalui orang tua, lingkungan, teman dan  guru. Yang paling terdekat adalah orang tua. Anak zaman sekarang bertindak dengan hal-hal yang aneh karena disebabkan kurangnya kepedulian orang tua. Oleh sebab itu orang tua harus berperan aktif dalam pembentukan ideal diri anaknya. Supaya anak tersebut tidak menjadi standar perilakunya gaya hidup orang lain yang tidak bermoral.

Rumusan Masalah
a.     Apa tugas orang tua terhadap anaknya ?
b.     Bagiamana itu ideal diri ?
c.      Bagaimana peran orang tua dalam membentuk ideal diri anaknya ?

Tujuan Penulis
Tujuan penulis dalam karya ilmiah ini adalah pertama-tama memenuhi tugas mata kuliah psikologi dan sekaligus menjelaskan bagi pembaca peran orang tua dalam membentuk ideal diri seorang anak. Dimulai dari tugas orang tua sampai peran dalam pembentukan.

BAB II
PEMBAHASAN

1Tugas Orang Tua Terhadap Anaknya
a.     Pengertian orang tua
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut bahwa: "orang tua artinya ayah dan ibu" (KBBI, 1998:269). Sedangkan menurut Miami M.Ed. dikemukakan bahwa: "orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggu jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya. Oleh sebab itu orang tua mempunyai posisi sebagai kepala keluarga atau pemimpin rumah tangga. Orang tau sebagai pembentuk pribadi pertama dalam kehidupan anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup  mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang bertumbuh. Ketika dirumah sedang terjadi perselisihan di hadapan anak, maka anak tersebut akan terombang ambing diantara bapak dan ibunya. Hal tersebut secara tidak langsung membuat anak untuk mengarahkan sikap negatifnya kepada dirinya sendiri, dengan menghukum dirinya seperti mengurung diri, tidak mau berhubungan dengan orang lain. Dari uraian tentang pengertian orang tua dapat di tarik kesimpulan bahwa orang tua memilki tugas serta peranan yang bukan hanya sebagai perawatan anak dalam hal fisik saja tetapi orang tua juga harus dapat mengembangkan serta menjadi tesladan yang baik dalam hidup anaknya sehingga anak mampu berkembang secara optimal.

b.    Mendidik
Istilah mendidik seorang anak dalam konteks Orang Tua adalah suatu upaya orang tua dalam memperhatikan anaknya dalam mengarahkan anaknya kearah kedewasaan yang baik secara jasmani maupun orang rohani. Jadi dapat juga diartikan bahwa mendidik adalah sebagai upaya pembinaan pribadi, sikap mental dan aknal anak didik.

c.      Membentuk Pribadi Atau Karakter
Yang dimaksud dengan membentuk pribadi Anak adalah suatu peran orang tua dalam hal membimbing, mengarahkan anaknya pada arah yang benar. Masa peran pembentuk kepribadian anaknya adalah pada masa anak tersebut masih kecil. Sebab masa kanak-kanak adalah masa pembentukan yang masih taat akan suatu perintah yang disampaikan kepadanya, namun setelah anak itu menjadi dewasa untuk membentuk pribadinya tidak muda, karena pada masa ia dewasa ia mempunyai pegangan tersendiri atau telah mampu mandiri sendiri. Pribadi seseorang berkaitan dengan karakter.  Terbentuknya suatu karakter seseorang dimulai sejak kecil. karakter yang baik menurut Lickona  adalah sesuatu yang diinginkan bagi anak-anak bangsa. Karakter yang baik adalah hidup dengan tingkah laku yang benar yakni tingkah laku benar dalam hal berhubungan dengan orang lain dan berhubungan dengan diri sendiri. Karakter mengalami pertumbuhan yang membuat suatu nilai menjadi budi pekerti. Karakter terbentuk tiga bagian yang dimana saling berkaitan dengan satu sama lain yaitu pengetahuan moral, perilaku moral dan perasaan moral. Ketiga karakter tersebut sangat begitu penting dalam hal pembentukan moral anak-anak.
Pembinaan suatu karakter kepada anak tidak terlepas dari penerapan pembentukan moral. Maksud pembinaan karakter adalah memberi suatu pemahaman dan pengertian tentang yang yang baik dan tidak baik kepada anak. Dalam pembentukan suatu karakter ada dua kebajikan fundamental yang dibutuhkan yaitu rasa hormat atau rerpect dan tanggung jawab atau responsibility.  Kebajikan itu merupakan nilai moral fundamental yang harus diajarkan dalam pendidikan karakter. Selain dua kebajikan fundamental itu, ada sepuluh kebajikan esensial yang dibutuhkan untuk membentuk karakter yang baik. Berdasarkan pendapat Lickona (2004:7-11) kesepuluh kebajikan esensial itu adalah kebijaksaan, keadilan, ketabahan, pengendalian diri, kasih, sikap positif, kerja keras, integritas, penuh syukur, dan kerendahan hati. Pembinaan karakter adalah segalah sesuatu yang dilakukan orang tua dalam memberih suatu pengaruh yang besar terhadap karakter anak-anaknya. Hal ini berupa sikap keteladanan orang tua dalam berbicara atau menyampaikan suatu nasehat. Dalam pembentukan karakter tidak semudah yang seseorang bayangkan, sebab pembentukan sifat seseorang memelurkan waktu yang bigitu panjang. Sebab karakter seseorang merupakan sifat atau tabiat seseorang. Tapi cara dalam membentuk sikap atau karakter seorang adalah menanamkan hal-hal yang baik kepada anak.
Tujuan dari pembentukan karakter adalah untuk membentuk pribadi seorang anak supaya anak tersebut menjadi manusia yang baik dan warga negara yang baik. Untuk dapat tercapainya tujuan tersebut, orang tau dapat mengetahui apakah di saat orang tau memberikan suatu didikan kepada anaknya apakan ada suatu perubahan atau tidak. Jadi orang tua hendaklah mampu dan terampil malaksanakan penilaian supaya dapat mengetahuai kemampuan yang dicapai oleh anaknya setelah ia melaksakan proses keterlibatanya dengan orang lain maupun yang di kerjakan seorang anak. Dalam konteks pembangunan karakter anak, orang tua harus memiliki peranan strategis dalam mencapai suatu perubahan karakter anak. Dan yang paling penting dalam hal mengajarkan sesuai dengan firman Tuhan.[2

d.    Memenuhi Kebutuhan
Hal ini merupakan suatu kewajiban dari orang tau dalam memenuhi kebutuhan anak. Yang berkaitan dengan memenuhi kebutuhan anak adalah dimulai dari mengasuh, membesarkan dan mengarahkan menunju kepada kedewasaan serta menanamkan norma agama, nilai normal dan sosial yang berlaku bagi msayarkat. Sebagai orang tau juga harus mengembangkan potensi anak, memberi teladan dan mampu mengembangkan pertumbuhan kepribadian dengan penuh tanggung jawab dan penuh kasih sayang. Secara sadar orang tau mengemban kewajiban untuk memelihara dan membina anaknya sampai ia mampu berdiri sendiri (dewasa), baik secara fisik, sosial, ekonomi, maupun moral serta keagamaanya. Dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya meliputi: kasih orang tua kepada anaknya, tanggung jawab sosial bagi keluarga dan seterusnya.

Ideal Diri
a.     Pengertian ideal diri
Defenisi dari ideal diri adalah suatu persepsi seseorang untuk bertindak berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu (stuarl and Sundeen, 1995).  Dasar ideal diri adalah berpatokan terhadap sejumlah aspirasi yang akan dicapai. Ideal diri dapat juga digambarkan sebagai konsep diri. Konsep diri adalah suatu pandangan kita atau perasaan kita akan gambaran diri kita. Istilah pandangan diri adalah suatu proses mental yang memiliki tiga dimensi, yaitu pengetahuan, pengharapan, dan penilain diri sendiri. Pembentukan suatu identifikasi ideal diri seseorang adalah melalui suatu proses interaksi dari orang lain, seperti teman, guru, pemimpin orang tua dan lain-lain. Dan yang paling cepat mengubah suatu ideal diri seseorang dalam hal-hal yang baik adalah seseorang yang dikagumi, hormati, dan disayangi. Namun posisi yang lain bahwa, ideal diri seseorang ternyata tidak terlepas dari gangguan. Gangguan ideal diri adalah ideal diri terlalu tinggi, sukar dicapai dan tidak realitis, ideal diri yang samar dan tidak jalas dan cenderung manuntut. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang akan diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai-nilai yang dicapai. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan nilai-niilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga budaya dan kepada siapa ingin dilakukan. [3]

b.    Fungsi idel diri
Fungsi ideal diri adalah sebagai penentu besar arah hidup seseorang. Dengan adanya diri yang ideal akan menentukan arah perkembangan diri dan pertumbuhan karakter serta kepribadian. Diri yang ideal adalah merupakan gabungan dari semua kualitas serta ciri kepribadian orang yang di kagumi individu kepada individu. Diri yang ideal merupakan gambaran dari sosok yang sangat diinginkan individu untuk menjadi orang lain. Hal ini bisa terjadi menjadi pribadi orang lain disebabkan karena adanya ketetarikan akan sikap seseorang tersebut. Istilah sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut. Sikap secara realitas menunjukkan adanya kesesuaian terdahap tertentu.[4]

c.      Proses perkembangan dan pembentukan ideal diri
Perkembangan perilaku individu, dapat dipelajari melalui perkembangan kepribadian karena perkembangan kepribadian individu tidak terlepas dari tugas-tugas perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap-tahap perkembangan. Seperti yang di sampikan Sigmund Freud "Bapak Psikologi" yang mengembangkan teori Libido atau  teori Energy Sexual. Sesungguhnya dalam diri seseorang terdapat beberapa fase adalah Fase pertama berlangsung dari umur 0-1 tahun atau pada tahun pertama kehidupan, lamanya kira-kira satu tahun. Daerah pokok kegiatan dinamika adalah mulut sehingga fase ini dinamakan fase oral.Mulut dipandang sebagai sumber keenakan-ketidakenakan, kepuasan, ketidak puasan, kenikmatan-ketidaknikmatan, yang berasal dari makan, yaitu pada saat menyusun atau sampai. Fase ini berfungsi sebagai alat utama untuk melakukan eksplorasi dan belajar. Makan dalam hal ini mencangkup perangsangan terhadap bibir, rongga mulut, dan menelan. Fase yang kedua adalah fese anal yang berlangsung dari umur 1-3 tahun, yang ditandai dengan berkembanganya kepuasan (keteksis) dan ketidakpuasan (antikateksis) di sekitar eliminasi. Dengan mengeluarkan feses (buang air besar) timbul perasaan lega, nyaman, dan puas. Kepuasan tersebut bersifat egosentrik, artinya anak mampu mengendalikan sendiri fungsi tubuhnya. Fase falik berlangsung erogen terpentingg adalah alat kelamin. Fasek falik ini adalah suatu periode perkembangan hati nurani, suatu masa ketika anak-anak perlu belajar mengenal standar-standar moral. Fase Laten berlangsung sekitar 5-12 atau 13 tahun. Laten artinya sama dengan terpendam dan tersebunyi. Pada fase ini impuls-impuls cenderung dalam keadaan terpendam atau tersebunyi. Akibat dari keadaan anak mudah untuk dididik dibandingkan fase pragenital (fase oral, anak, dan falik) maupun pada fase pubertas dan genital.[5]
Ideal diri adalah suatu standar pribadi seseorang untuk bertingkah laku. Perkembangan dari pribadi individu dimulai dari ia masah kecil sampai ia menjadi dewasa. Seseorang tersebut bertingkah laku baik bergantung pada keadaan ideal diri seseorang tersebut.Yang mempengaruhi ideal diri seseorang adalah orang-orang yang terpenting dalam kehidupannya. Oleh sebab untuk terbentuknya dasar ideal diri seseorang memerlukan tahap-tahap menuju suatu kesempurnaan. Dalam tahap-tahap terbentuknya dasar ideal diri dapat melalui suatu proses waktu ia berinteraksi dengan lingkungannya. Dari masa kecil sampai masa remaja mengalami suatu perkembangan dari ideal diri seseorang tersebut. Pada masa remaja yang membentuk identifikasi ideal diri adalah orang tua, guru, dan teman. Dan pada masa ia dewasa atau menjadi orang tua, seseorang tersebut melakukan suatu penyesuaian suatu kekurangan kekuatan fisik dan perubahan peran serta tanggung jawab.
Dalam menetapkan suatu ideal diri, hendaklah seseorang tersebut jangan terlalu tinggi suatu tindakan yang dia lakukan, harus sesuai dengan kemampuan dirinya sendiri. Sebab jika individu tersebut melakukan suatu tindakan yang melebihi dari kemampuannya maka akan tidak akan tercapai yang dia lakukan. Kegagalan suatu tindakan individu akan mempengaruhi harga diri seseorang tersebut. Sebab harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai, dengan cara menganalisis seberapa jauh perilaku individu tersebut sesuai dengan ideal diri. Harga diri dapat diperoleh melalui orang lain dan diri sendiri.

d.    Faktor-faktor yang mempengaruhi ideal diri
ü Menetapkan ideal diri sebatas kemampuan
ü Faktor culture dibandingkan dengan standar orang lain
ü Hasrat melebihi orang lain
ü Hasrat untuk berhasil
ü Hasrat memenuhi kebutuhan realistik
ü Hasrat menghindari kegagalan
ü Adanya perasaan cemas dan rendah diri[6]
Menurut Ana Keliat ada faktor yang mempengaruhi ideal diri adalah:
ü Kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas kemampuan, artinya individu tidak mempunyai keyakinan untuk mencapai standar perilakunya, sehingga mempengaruhi ideal dirinya.
ü Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri, artinya seseorang mempunyai mental yang kuat disebabkan kebiasan yang dia lakukan. Kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan individu dalam dilungkungan atau budaya sangat membatu menetapkan ideal diri seseorang.
ü Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang realistis, keinginan untuk mengkalaim diri dari kegagaglan perasaan cemas dan rendah diri.
ü Kebutuhan yang realistis adalah hal yang dibutuhkan oleh individu untuk memenuhi perkembangan ideal dirinya.
ü Yang perluh diperhatikan dalam menetapkan ideal diri yaitu adanya keinginan menghindari suatu kesalahan. Kesalahan terkandang membuat seseorang cendurung untuk terus memikirkan, dan hal itu membuat pribadi individu tidak mempunyai keyakinan untuk bertidak akan yang dia lakukan.
ü Perasaan cemas dan rendah hati artinya jika individu selalu cemas apa yang dialakukan akan membuat individu tidak mempunyai standar bertingkah laku lagi.
ü  Terlalu tinggi sukar yang dicapai, tidak realitis, ideal diri yang samar dan tidak jelas serta cenderung menuntut, ini disebut gangguan ideal diri. Ganguan dari dapat dilihat gejalanya sebagai berikut:
*    Mengungkapkan keputusan akibat penyakitanya, misalnya; saya tidak bisa ikut ujian karena sakit, saya tidak bisa lagi jadi perawati karena bekas operasi di muka saya, kaki saya yang dioperasi membuat saya tidak main bola.
*    Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi, misalnya saya pasti bisa sembuh pada hal prognosa penyakitan buruk. Setelah sehat saya akan kesekolah lagi padahal penyalitan mengakibatkan tidak mungkin lagi sekolah.[7]

e.      Kasus ideal diri
Masalah yang serius dalam ideal diri adalah disaat seseorang tersebut menjadi orang lain. Contohnya jika individu membaca suatu buku, tentu individu tersebut membaca atua mendengar orang-orang yang telah menunjukan kualitas yang luar biasa. Seperti menunjukan  keberanian, rasa cinta kasih, ketabahan, ketekunan, kesabaran, integritas, kejujuran, dan lain-lain. Semua ini akhirnya akan membentuk diri individu yang ideal atau visi dari orang yang dikagumin oleh individu. Tetapi jika sebaliknya yang dikagumi oleh individu adalah seorang berperilaku buruk akan juga mempengaruhi ideal diri seseorang tersebut. Contoh-contoh bisa dilihat yaitu kasus anak muda. Siapakah diri mereka yang ideal? Mereka pada umumnya memilih bintang rock, bintang film, penyanyi, atau tokoh dalam cerita agama. Bila orang yang dipilih ini ternyata mempunyai karakter dan kepribadian yang baik, maka tidak akan menjadi masalah. Yang celakanya adalah jika orang yang dipilih itu misalnya seorang penyanyi rock terkenal yang juga pecandu narkotika. Sadar atau tidak sadar, individu akan menerima atau meniru nilai-nilai hidup, prinsip, kebiasaan, kesukaan, gaya berpakaian, potongan rambut, dan apa saja yang menjadi atribut orang itu. Akibatnya, pasti akan sangat buruk. Masalah kasus ini, anak kecil masih belum mengetahui atau mengerti. Oleh sebab itu satu-satunya cara untuk mencegah hal tersebut adalah perang suatu orang tua yang harus berhati-hati dalam menetapkan diri yang ideal bagi anak. Banyak orang tua, yang karena terlalu berambisi, akhirnya malah menyengsarakan anak mereka karena mereka menetapkan diri ideal yang terlalu sulit untuk dicapai oleh di anak.[8]


Perang Orang Tua Dalam Membentuk Ideal Diri Anaknya

Orang tua adalah bagian yang terpenting dalam keluarga, sebab orang tua adalah dasar utama pendidikan bagi seorang anak. Karena keluarga itu  adalah tempat anak menerima didikan. Orang tua mempunyai kewajiban dalam mendidik dan memenuhi kebutuhan seorang anak sampai ia menjadi dewasa. Yang perlu di ketahui seorang anak mudah peka terhadap  pengaruh. Jika dalam keluarga tidak ada harmonis atau ayah dan ibu sering beratam, pasti anak tersebut akan terpengaruh akan hal-hal yang buruk. Oleh sebab itu ayah dan ibu harus sehati sepikir, terutama dalam memenuhi kebutuhan seorang anak.
Masa depan anak mempunyai pengaruh besar dari orang tua, jika orang tua ingin masa depan anaknya baik maka orang tua harus benar-benar memberikan suatu perhatian total bagi anaknya. Terutama dalam membentuk karakter, mendidik, membiayai sekolah dan seterusnya. Peran dari ayah dan ibu kepada anaknya adalah memberikan pendidikan dan perhatian terhadap anak-anaknya. Ketika orang tua tidak mampu memenuhi dari kebutuhan dari anaknya maka sikap kepercayaan anak kepada orang tuanya akan pudar. Contoh: ketika si anak membutuhkan bantuan dari orang tua mengenai masalah yang dihadapi, tetapi orang tua tidak memiliki cukup kemampuan dalam menyelesaikan maka secara tidak langsung seorang anak akan enggan lagi untuk menjalin komunikasi pada orang tuanya.
Tujuan dari pembentukan ideal diri adalah untuk memudahkan analisis masalah konkret. Dengan demikian, tipe ideal diri adalah beranti untuk analisis dan kegunaannya hanya dapat dinilai dengan mengembalikan kepada masalah dari konkret.[9]Dalam hal ini orang tua harus peka terhadap pembentukan dari ideal diri anaknya. Ideal diri itu menyangkut harapan, impian, cita-cita, tujuan dari bagi anak. Jika orang tua tidak terus memberikan suatu semangat bagi anaknya maka akibatnya harapan dari anak tersebut akan pudar. Dan anak tersebut akan berpaling terhadap orang tuanya dan tidak mau mendengarkan lagi nasehat-nasehat dari orang tuanya. Sehingga standar dari ia bertingkah laku menuju ke hal-hal negatif. Oleh sebab tugas dari orang tua dari pembentukan ideal diri seorang anak adalah orang tua harus berperan seorang yang dikagumi, disayangi seorang anak. Dengan adanya kenyamanan yang dirasakan oleh anak kepada orang tuanya akan membentuk ideal diri anaknya akan lebih baik. Sehingga disaat ia bertidak berperilaku ia tidak takut, namun mempunyai impian, tujuan, harapan dan cita-cita.
Setelah orang tua berhasil membuat anaknya kagum terhadap perannya sebagai orang tua. Maka langkah-langkah yang harus dilakukan orang tua dalam membentuk ideal diri anaknya adalah Pertama, orang tua harus menemukan batas kemampuan ideal diri anaknya, mulalui dari pengamatan, keterlebitannya sebagai orang tua. Hal ini yang sangat perluh dimengerti orang tua untuk memahami batas kemampuan ideal diri anaknya. Sebab zaman sekarang banyak orang tua tidak mengerti konsep ini, sehingga berakibat faktal terhadap anaknya, dimana orang tua memaksa kehedak dirinya sendiri terhadap anaknya sehingga berlawanan. Orang tua yang terbaik adalah orang tua mengetahuai batas kemampuan anaknya dan sekaligus berperang aktif dalam memperlengkapi kelamahan anaknya. Kedua: Anak tidak terlepas dari pergaulan, baik kepada temanya maupun interaksinya terhadap lingkungan. Hal ini merupakan suatu faktor yang membahayakan ideal diri seorang anak, sebab timbulnya ideal diri adalah dari hal-hal baru. Dan lingkungan sebagai tempat manusia untuk melakukan segalah aktifitas. Masalahnya jika terus-menerus anak tersebut dibiarkan pergaulan di lingkungan akan membahayakan sehingga anak tersebut terpengaruh dalam hal negatif maupun positif. Maka sebagai orang tua disini harus bisa membaca situasi lingkungan, apakah lingkungan yang mereka tempati adalah lingkungan yang aman atau tidak. Oleh sebab itu orang tua di sini harus bisa mengenal situasi lingkungan untuk proses pembentukan ideal diri anaknya. Keempat, orang tua memberikan suatu motivasi yang baik kepada anak, jika anaknya berbuat salah.  Dengan cara ditegur dengan baik-baik, baru mengarahkan anaknya supaya tidak berbuat kesalah tersebut. Jika anak tersebut mengulangi kesalah tersebut maka akan berpengaruh terhadap ideal dirinya. Sehingga ia tidak bisa percaya diri lagi untuk bertidak melakukan apa yang dia kerjakan. Sehingga menghambat proses keberanianya dalam hal bertindak
Kelima, Orang  tua harus harus memberikan suatu pengertian untuk masa depan anak, melalui menanyakan apa yang menjadi cita-cita mu kedepan? supaya anak terbebut mempunyai dorongan diri sendiri. Untuk mempunyai harapan hidupnya yang kedepan. Sebab masa kanak-kanak adalah masa menanamkan suatu talenta yang di miliki. Jika masa tersebut orang tua tidak mau tau apa kelebihan anaknya maka apa yang dilakukan orang tua kepada anaknya akan tidak akan memuaskan hasilnya. Sebab seorang anak dapat bertidak yang dilakukannya sesuai dengan kemampuannya. Anak tersebut tidak mungkin melakukan diluar dari kemampuanya. Keenam, Orang tua harus memperhatikan keadaann anaknya apakah anaknya sering cemas. Kecemasan yang dimilki anak juga berpengaruh terhadap standar seorang anak bertindak. Jika anak tersebut cemas maka orang harus menjadi seorang penghimbur bagi anaknya.

BAB III
PENUTUP
1.     Kesimpulan
Ideal diri anak adalah persepsi seorang anak tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar pribadi itu mencakup suatu komitmen suatu tujuan, cita-cita, harapan, keinginan. Proses pembentukan dari ideal diri di mulai dari kecil sampai dewasa. Dari masa kecil merupakan tahap awal untuk pembentukan dan setelah dewasa merupakan suatu penyesuaian dengan orang lain atau lingkungan. Masalah pembentukan ideal diri seorang anak adalah orang tua, lingkungan, budaya, guru atau teman. Dari beberapa aspek tersebut merupakan yang tidak terlepas dari interaksi sosial seorang anak. Dengan adanya interaksi anak dengan individu lainnya sehinggan anak mengalami berbagai gejolah dalam hidupnya. Dari beberapa masalah yang dihadapinya bisa membahawa hal positif dalam hidupnya maupun juga yang negatif.
Yang perluh harus diketahui bahwa ideal diri juga termasuk meniruh tingkah laku orang lain. Masalah itu juga hal yang gawat bagi seorang anak, jika seorang anak meniruh sikap-sikap orang-orang yang tidak bermoral. Jadi untuk mengatasih hal tersebut perluh keterlibatan orang tua dalam mengatasi hal ini. Dengan berperan sebagai orang yang di kegagumi. Disaat anak mengalami suatu kenyaman terhadap orang tua, disitu pula ia mengalami perkembangan ideal dirinya. Proses perkembangan ideal diri tidak secara langsung jadi. Memerlukan beberapa tahap menuju kesempurnaan. Yang perluh diperhatikan dalammenetapkan suatu ideal diri, hendaklah seseorang tersebut jangan terlalu tinggi suatu tindakan yang dia lakukan, harus sesuai dengan kemampuan dirinya ssendiri. Sebab jika individu tersebut melakukan suatu tindakan yang melebihi dari kemampuannya maka akan tidak akan tercapai yang dia lakukan. Akan berakibat suatu kurangnya kepercaya diri disaat bertindak.

Oleh sebab itu didikan orang tua terhadap anak-anaknya merupakan dasar pendidikan menuju pendidikan yang akan yang ditempuh seorang anak. Didikan dalam kelurga adalah yang menentu arah hidup seorang anak dalam menempuh pendidikan. Namun, sebaliknya jika orang tua tidak pekat dan tidak pedulih terhadap didikannya akan terhadap anaknya, akan mengakibatkan beberapa gejola dalam diri anaknya yaitu tidak akan mempunnyai standar hidup, seperti cita-cita, impian, harapan, keinginan menjadi orang yang terbaik. Dasar ideal diri adalah berpatokan terhadap sejumlah ispirasi yang akan dicapai. Hal ini sangat-sangat memerlukan suatu tindakan orang tua dalam hal mendukung anaknya untuk memperolah berbagai ispirasi. Anak bisa memperoleh dari suatu penemuan-penemuan yang dilihat dan di amati oleh si anak. Sehingga dari berbagai yang dia lihat membawa suatu keingin tau bagi sianak untuk mengerti dan mengetahui hal itu bisa terjadi.
Ternyata kasus yang berbahaya dalam ideal diri seorang anak adalah disaat anak tersebut meniruh pribadi-pribadi orang lain. Tidak bermasalah jika orang yang ditiru oleh anak tersebut orang yang mempunyai karakter dan kepribadian yang baik, maka tidak akan menjadi masalah. Yang celakanya adalah jika orang yang dipilih itu misalnya seorang penyanyi rock terkenal yang juga pecandu narkotika. Sadar atau tidak sadar, individu akan menerima atau meniru nilai-nilai hidup, prinsip, kebiasaan, kesukaan, gaya berpakaian, potongan rambut, dan apa saja yang menjadi atribut orang itu. Akibatnya, pasti akan sangat buruk. Masalah kasus ini, anak kecil masih belum mengetahui atau mengerti. Oleh sebab itu satu-satunya cara untuk mencegah hal tersebut adalah perang suatu orang tua yang harus berhati-hati dalam menetapkan diri yang ideal bagi anak. Banyak orang tua, yang karena terlalu berambisi, akhirnya malah menyengsarakan anak mereka karena mereka menetapkan diri ideal yang terlalu sulit untuk dicapai oleh di anak.
Gejalah ini yang harus diperhatikan oleh orang tua, sebab zaman sekarang adalah zaman yang berbahaya bagi masa depan anak. Bila orang tua membiarkan anaknya terpengaruh gaya-gaya kehidupan orang yang tidak bermoral. Maka anak tersebut akan meniru gaya kehidupan seseorang tersebut. Penulis yakin bahwa orang tua tentu tidak ingin masa depan anaknya hancur gara-gara berpatokan diri anak kepada yang tidak bermoral. Namun, orang tua berharap anak yang terbaik dan membawa suatu perubahan dalam keluarga.
2.     Saran
Dari berbagai penjelasan penulis yang dituliskan, maka penulis memberikan suatu saran bagi orang tua bagi anaknya adalah sebagai berikut:
*    Orang tua harus banyak tahu informasi-informasi akan zaman sekarang. Sebab jika orang tua tidak tahu kondisi zaman sekarang. Maka apa yang dilakukan anak, orang tua beranggapan baik-baik saja padahal tidak.
*    Orang tua harus mengerti kebutuhan anaknya, dimulai dari pakaian, perhatian dan lain-lain.
*    Orang tua harus menentukan kapan waktunya bersama anak atau keluarga, bukan hanya sibuk saja dengan pekerjaannya. Sehingga waktu untuk keluarga tidak ada.
*    Orang tua mampu menjadi orang yang di kagumi oleh anaknya, sebab hal itu mempengaruhi ideal diri anaknya.
*    Orang tua harus menjadi teladan dalam keluarga, terutama dalam hal-hal rohani, seperti berdoa sebelum tidur dan rajin beribadah.

Daftar Pustaka
Gunawa, Adi W. Born To Be A Genius.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.2011
Damsar.Pengantar Sosiologi  Politik.Jakarta: Prenadamedia Group.2015
Muhith,Abdul.Pendidikan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: CV Andi Offset.2015
Sunaryo. Psikologi untuk keperawata.Jakarta: EGC.2004
Kaelan & Achmad Zubaidi. Pendidikan Pancasila.Yogyakarta: Paradigma.2017
Jurnal Teori Konsep Diri.
Jurnal Peran orang tua dalam pembentukan kepribadian anak.
Jurnal Membangun konsep diri bagi anak kebutuhan khusus



[1] Imam Bawani, Ilmu Jiwa Perkembangan Dalam Konteks Pendidikan Islam,(Surabaya: PT: Bina Ilmu, 1990) 45
[2] Kaelan & Achmad Zubaidi, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta: Paradigma, 2017) 35

[3] Abdul Muhith, Pendidkan Keperawatan Jiwa, (Yogyakarta: CV Andi Offet , 2015) 88
[4] Sunaryo, Piskologi Untuk Keperawatan, (Jakarta: Kedokteran EGC, 2002) 27
[5] Sunaryo, Piskologi Untuk Keperawatan, (Jakarta: Kedokteran EGC, 2002) 44
[6] Sunaryo, Psikologi untuk keperawata, (Jakarta: EGC, 2004) 33-34
[7] Abdul Muhith, Pendidikan Keperawatan Jiwa, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2015) 101
[8]  Adi W. Gunawa, Born To Be A Genius,(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011) 4
[9] Damsar, Pengantar Sosiologi  Politik, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015) 31

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter