A. Obsevasi
1. Siapa yang ada didalam teks?
- Yahweh, Jehovah => יהוה
- Anak laki-laki Adam => בֶּן־אָדָ֕ם
- Kawanan atau jemaat => צֹאן
- Tuhan => אָדוֹן
- Gembala-gembala itu => רָעָה הַרָעָה
- Gembala-gembala Israel => רָעָה הַרָעָה יִשְׂרָאֵל
2. Apa yang terjadi?
- Nubuat celakalah gembala-gembala Israel (ay.2)
- Allah sendiri akan menjadi lawan gembala-gembala itu (ay.10)
3. Kapan itu terjadi?
Peristiwa ini terjadi zaman Yayakhim pada tahun 597 (2 Raj 24:14-17). Dan menurut para ahli mengatakan bahwa nubuat ini terjadi di Yerusalem atau sekitarnya sampai dengan keruntuhan Yerusalem pada tahun 586 sM. Dan tafsiran ini di tolak oleh bebarapa penafsir mereka mengatakan bahwa peristiwa ini terjadi ketika bangsa Israel mengalami hukuman.[1]Bila di perhatikan lebih lagi pasal 33:21=> Pada tahun kesebelas sesudah pembuangan kami. Hal ini bisa diketahui bahwa nubuatan mengenai celaka gembala-gembala Israel pada masa pembuangan.
4. Dimana itu terjadi?
- Di koteks nabi Yehezkiel pada masa pembuangan II.
5. Mengapa itu terjadi?
- Karena gembala-gembala itu menggembalakan dirinya sendiri bukan domba-domba yang seharusnya di gembalakan (ay.2).
- Karena gembala-gembala hanya fokus hasilnya saja dan tidak memperhatikan kebutuhan domba-domba tersebut (ay.3-4).
- Domba-domba itu di injak-injak dengan kekerasan dan kekejaman (ay.4b).
- Domba-domba itu dibiarkan saja dan tidak dipedulikan (ay.5-6).
B. Interpretasi
Tema: Pemimpin Yang Tidak Mempedulikan Rakyatnya
Alasan saya memberikan tema ini karena nubuatan ini ditunjukan kepada pemimpin bangsa Israel pada saat itu. Sebab kata gembala bahasa Ibrani: "ro'el" sebagai qal partisip kata benda "gembala". Kata "gembala" dalam Perjanjian Lama itu mengandung suatu arti bahwa mengembalakan, memelihara, memberikan makan, dan segar. Jadi tugas dari seorang gembala adalah menjaga, melindungi, merawat, dan memelihara. Dalam konteks Yehezkiel gembala yang dimaksud di sini adalah seorang pemimpin yang di percayakan Tuhan untuk memelihara umat Tuhan. Dalam Yehezkiel 34 ini merujuk kepada dua karakter yaitu ayat 1-10 yaitu pemimpin-pemimpin Israel. Sedangkan ayat 11-31 merujuk kepada seorang pemimpin yang dijanjikan Allah untuk orang Israel.[2]Jadi yang saya fokuskan di sini adalah pemimpin-pemimpin bangsa Israel yang tidak bertanggujawab atas kepemimpinannya.
1. Mengembalakan dirinya sendiri (ay.2)
Peristiwa ini bisa dilihat latar belakang sejarahnya di II Taw 36:9-21; II Raj.24:8-17). Di mana pemimpin pada saat itu adalah Yoyakhin dan setelah itu Zedekia. Di mana Raja Yoyakhin ini adalah seorang raja yang diangkat pada masa penjajahan Babel. Yoyakhin ini adalah seorang raja yang memberontak kepada Nebukadnezar. Akibat dari pemberontakkan tersebut Yerusalem di kepung dan masyarakat pada saat itu di angkut dalam pembuangan.
Yang perluh diperhatikan disini adalah Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku. Kalimat ini menunjutkan suatu otoritas nubuatan yang disampaikan oleh Yehezkiel kepada gembala-gembala Israel pada saat itu. Isi dari nubuatan itu adalah mengenai melawan gembala-gembala Israel. Kata melawan bila di lihat dari terjemahan lain misalnya ASV, KJV, NAS menggunakan kata yang sama yaitu against artinya melawan, menentang, berlawanan dengan. Yang arti Tuhan menentang pemimpin-pemimpin Israel karena mereka tidak mengembalakan dengan baik domba-domba-Nya.
הוֹי רָעָה יִשְׂרָאֵל אֲשֶׁר הָיָה רָעָה
Ø Celakalah para gembala Israel yang memberi makan diri mereka sendiri!
Alasan Allah menetang atau melawan para gembala Israel karena "mereka memberi makan diri mereka sendiri. Dalam terjemahan ITB = mengembalakan dirinya sendiri. Dalam arti bahwa pemimpin-pemimpin Israel pada saat itu hanya mempedulikan diri mereka sendiri tanpa memikirkan kondisi umat Tuhan pada saat itu. Padalah Pemimpin-pemimpin Israel ini di anologikan sebagai gembala. Yang artinya memberi makan kepada domba-domba, memelihara, menjaga, dan menuntun. Namun sebaliknya mereka mengembalakan dirinya mereka sendiri. Artinya mereka hanya fokus terhadap kondisi mereka misalkan makanan mereka, pakaian mereka, kebutuhan mereka dan seterusnya. Dan inilah salah satu ciri khas kepemimpinan yang tidak baik. Akibatnya Allah menyuruh Yehezkiel untuk bernubuat bahwa celakalah para gembala-gembala itu. Nubuatan ini di genapi kalau tidak salah 586 SM ketika Yerusalem itu di runtuhkan oleh bangsa Babel. Akibat dari perbuatan pemimpin-pemimpin bangsa Israel pada saat itu rakyat juga menanggu akibat dari perbuatan mereka. Di mana rakyat Israel bersama dengan pemimpin di buang ke Babel (II Raj 24:8-17).
2. Tidak mempedulikan keadaan rakyatnya (ay.4)
ð אֵת הַ חָלָה yang sakit tidak dikuatkan
ð ; חָלָהti tidak sembuhkan yang sakith; taew>
ð yang luka tidak balu
ð yang tersesat tidak bawah pulang
ð yang hilang tidak kamu cari
ð kamu ijak-ijak mereka dengan mereka dengan kekerasan dan kekejaman
Hal ini kita bisa mengetahui sikap pemimpin-pemimpin bangsa Israel di mana mereka tidak mempedulikan keadaan rakyatnya. Di mana pemimpin bangsa Israel ini hanya memanfaatkan saja hasil pekerjaan atau usahan masyarakat Israel (bdk. Ayat 3). Di mana gembala-gembala ini hanya menggemukkan diri mereka sendiri dengan mengorbankan kawanan domba mereka[3]. Jika di pertanyakan siapa para gembala-gembala Israel ini? Bila dilihat dalam bahasa Ibrani רָעָה הַרָעָה יִשְׂרָאֵל artinya "gembala-gembala Israel" yang berbentuk jamak dan maskulin. Kalau disebut jamak adalah lebih dari satu. Jadi nubuatan ini bukan hanya di tunjukan kepada hanya satu orang saja melainkan lebih dari satu. Karena nubuatan ini di tunjukan kepada pemimpin maka dapat diketahui bahwa nubuatan ini bukan hanya di tunjukan kepada raja Yoyakhin melainkan juga kepada raja Zedekia.
Bila dilihat II Raj 24:8-25:21 Raja Yoyakhin dan Raja Zedekia adalah seorang raja yang melakukan yang jahat di mata Tuhan. Di dalam teks kitab II Raja 24-25 menjelaskan kejahatan mereka sama dengan kejahatan Yoyakim. Bila diobservasi lebih lagi bahwa Yoyakim kejahatannya sama dengan kejahatan nenek moyangnya. Seperti apakah kejahatan raja Yoyakhin dan raja Zedekia sangat jelas sekali konteks Yehezkiel bahwa mereka melakukan pemerasan kepada umat Tuhan dan mementingkan diri mereka sendiri.
3. Membiarkan berserak dan tersesak (ay.5-6)
Kata "berserak" dalam bahasa Ibrani: פּוּץ artinya tersebar, menyembar, dan berserakan. Sedangkan kata "tersesak" dalam bahasa Ibrani tidak ada melainkan jika kita bandingkan terjemahan lain misalkan ASV, KJV, NAS di ayat 6 => My sheep wandered through all the mountains: Domba-domba-Ku berjalan-jalan di semua gunung. Ternyata di terjemahan ITB menyimpulkan maksud dari domba-domba-Ku berjalan-jalan di semua gunung adalah tersesak. Jadi akibat dari kepemimpin pada saat itu membuat umat Tuhan berserak dan tersesak. Karena gembala itu tidak mengembalakan dengan baik. Seolah-olah pada saat itu tidak seorang gembala yang memimpin mereka. Karena sikap kepemimpin pada saat itu tidak baik dimana mereka melakukan sesukan hati mereka bukan dari kehendak Tuhan.
Kata "berserak" dalam bahasa Ibrani: פּוּץ artinya tersebar, menyembar, dan berserakan. Sedangkan kata "tersesak" dalam bahasa Ibrani tidak ada melainkan jika kita bandingkan terjemahan lain misalkan ASV, KJV, NAS di ayat 6 => My sheep wandered through all the mountains: Domba-domba-Ku berjalan-jalan di semua gunung. Ternyata di terjemahan ITB menyimpulkan maksud dari domba-domba-Ku berjalan-jalan di semua gunung adalah tersesak. Jadi akibat dari kepemimpin pada saat itu membuat umat Tuhan berserak dan tersesak. Karena gembala itu tidak mengembalakan dengan baik. Seolah-olah pada saat itu tidak seorang gembala yang memimpin mereka. Karena sikap kepemimpin pada saat itu tidak baik dimana mereka melakukan sesukan hati mereka bukan dari kehendak Tuhan.
4. Akibat kepemimpinan yang tidak baik (ay.9-10)
Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku sendiri akan menjadi lawan gembala-gembala itu dan Aku akan menuntut kembali domba-domba-Ku………karena kepemimpinan mereka tidak baik sehingga Tuhan mengambil alih dan melepaskan domba-domba-Nya dari gembala-gembala yang tidak baik itu. Artinya Tuhan tidak mempercayakan lagi kepada mereka untuk menjadi seorang gembala. Di mana Tuhan sendiri yang menjadi Gembala bagi umat-Nya.
Jadi akibat dari kepemimpinan yang tidak baik itu adalah menanggu hukuman dari Tuhan dan tidak di percayakan lagi. Bila dilihat dalam bahasa Ibrani: הִנֵּה אֶל הָרֹעִ֜ים => "lihatlah, Aku menetang" di mana Tuhan itu menetang atau melawan gembala-gembala Israel itu. Karena mereka tidak melakukan tugas mereka dengan baik sebagai seorang pemimpin atau seorang gembala. Tujuan Tuhan dari dulunya menetapkan seorang raja bagi Israel adalah sebagai wakil-Nya di dunia ini untuk menuntun umat Tuhan dan selalu di jalannya Tuhan. Namun yang terjadi mereka menyelewengen dan membuat domba-domba Tuhan menderita, tersesak dan semakin jauh di hadapan Tuhan.
C. Aplikasi
Ø Sebagai seorang gembala seharusnya mengembalakan domba-dombanya dengan baik bukan memeras domba-dombanya. Hal ini juga terjadi pada masa kini dimana para pemimpin-pemimpin dalam gereja hanya fokus saja dengan diri mereka sendiri. Tujuan mereka melayani adalah hanya untuk mendapatkan peka/upah misalkan berkhotbah. Jadi kita sebagai hamba Tuhan jangan kita melayani dengan tujuan yang salah yaitu mendapatkan upah atau peka.
Ø Kebanyakan para gembala-gembala pada masa kini. Mereka disebut sebagai gembala yang memelihara domba-dombanya Tuhan, memberikan makanan rohani dan bertanggujawab atas jiwa-jiwa domba-dombanya Tuhan. Namun faktanya mereka tidak melakukan tugas mereka sebagai gembala yang sesungguhnya. Misalkan berkunjung di rumah jemaat. Dan jarang sekali para gembala pada masa kini yang selalu berkujung di rumah jemaat. Oleh sebab itu jika Tuhan injikan saya kedepan menjadi seorang pemimpin atau seorang gembala, saya akan selalu memperhatikan umat Tuhan dan membuat program untuk berkunjung di rumah jemaat.
Ø Para gembala pada masa kini bila ada jemaatnya yang sudah lemah imannya tidak dipedulikan malahan dibiarkan saja. Hal ini juga terjadi di STTIA. Tidak ada pembinaan kepada Mahasiswa/i untuk meningkatkan Rohaninya. Hal ini bisa diketahui jika ditanya kepada Mahasiswa/i STTIA apakah ada perubahanmu disini? Selalu mereka katakan tidak ada malahan saya disini makin parah. Akibatnya terjadi pemberontakan. Bila saya menjadi seorang pemimpin kedepan saya tidak hanya fokus saja dengan domba-domba yang baik saja. Namun juga kepada domba-domba yang nakal. Dimana diarahkan atau di bimbing supaya ia menjadi seorang pribadi yang baik.
Ø Tuhan memakai kita di dunia ini yaitu sebagai wakilnya untuk membinah umat-Nya Tuhan. Jadi jangan sia-siakan kepercayaan yang Tuhan berikan kepada kita sebagai alat-Nya. Bukan seperti para gembala-gembala yang dikatakan dalam teks Yehezkiel 34. Menggunakan kesempatan untuk mencari keuntungan dirinya sendiri.
biblemu.blogspot.com
biblemu.blogspot.com
[1]J.D Douglas dkk, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jidid II,(Jakarta: LAI, 2003) 554
[2]Leslie C. Alien., Word Biblical Commentary, Volume 29: Ezekiel 20-48, Electronic Edition– (Dallas, Texas: Word Books, Publisher, 1998
[3]Willem A. Van Gemeren, Penginterpretasian Kitab Para Nabi,(Surabaya: momentum, 2007)hlm 363
Post a Comment
Post a Comment