AMOS 8:11-14 - TAFSIRAN/EKSEGESA AMOS - 2020

Post a Comment

(1)

OBSERVASI

Siapa Yang Ada Di Dalam Teks?

Tuhan Allah

Kata Yahweh dalam bahasa Ibrani  יהוה (YHWH). Kata YHWH di terjemahkan dalam bahasa Indonesia "Tuhan". Ini adalah nama yang paling sering dipakai tercatat kira-kira 5.321 kali dalam Perjanjian Lama.  Jelas nama ini berasal dari akar kata hawa yang berarti keberadaan (seperti sebuah pohon di mana ia tumban, Pkh. 11:3) atau perkembangan (seperti dalam Neh.6:6). Barangkali keduanya dapat digabungkan dalam arti nama Allah dengan mengatakan bahwa ini menunjukkan Dia sebagai Yang aktif da nada sendiri.

Yahweh adalah nama Pribadi Allah dengan mana Ia dikembangkan oleh Israel, pada masa setelah pembuangan nama ini mulai dipandang sacral sehingga tidak diucapkan lafalnya. Sebaliknya kata Adonai biasanya dijadikan gantinya. Pada abad-abad keenam dan tujuh sesudah Kristus, huruf hidup Adonai digabung dengan huruf mati "YHWH" untuk mengingatkan pembaca di sinagoge mengucapkan nama yang sacral itu sebagai Adonai.[1] 

Mereka

Kata "mereka" dalam bahasa Ibrani  נוע    sebagai kata kerja, perfect 3rd person common plural. Dapat di terjemahkan "mereka terhuyung-huyung" atau "mereka mengembara".[2] Mereka yang dimaksud dalam konteks Amos pasal ini adalah bangsa Israel (Amos 8:2). 

Anak-anak dara yang cantik

Kata "anak dara" dalam bahasa Ibrani בְּתוּלָהyang berbentuk femini dan bentuk jamak. Kata anak dara ini menunjukan seorang pengantin wanita, bila dalam bentuk kiasan merupakan kota atau Negara. Sebutan "anak-anak dara yang cantik" menunjukkan pangilan yang bagus dan indah.

Anak-anak terunan

Kata anak-anak terunan dalam bahasa Ibrani בָּחוּר  artinya "seorang pria muda". Hal ini menunjukkan suatu panggilan atau dipanggil dari keindah bentuk.

Asima, Dewi Samaria

Kata asima, dewi samaria dalam bahasa Ibrani: שֹֽׁמְר֔וֹן  הַנִּשְׁבָּעִים֙ בְּאַשְׁמַ֣ת  arti "bersumpah karena dosa samaria". Kata  שָׁבַע  arti "sumpah" menunjukkan benar-benar bersumpah" Karena אַשְׁמָה arti "melakukan pelanggaran, melakukan kesalahan atau pelanggaran.

Dan

Kata Dan dalam bahasa Ibrani דָּן menunjukkan panggilan terhadap suku karena mereka meninggalkan Tuhan bila diperhatikan konteks Amos.

Apa Yang Terjadi?

Akan terjadinya kelaparan di negeri itu. Kelaparan yang dimaksud disini adalah bukan kelaparan akan makanan dan bukan akan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman Tuhan.

Kapan Peristiwa Itu Terjadi?

Peristiwa itu terjadi pada masa yang akan datang.  Sebab ucapan bersifat nubuatan karena menggunakan "waktu akan datang".

Di Mana Itu Terjadi?

Peristiwa itu terjadi di konteks kitab Amos pada zaman Yerobeam II (bdk. 2 Raj. 14:23-29). Yang menjelaskan bahwa Yerobeam II ini adalah anak Yoas dan  Alkitab mencatat bahwa  ia tidak menjauhkan diri dari segala dosa Yerobeam I.

Mengapa Itu Terjadi?

Untuk mengetahui mengapa peristiwa itu terjadi harus melihat ayat sebelumnya pasal 8:4-6 yang menjelaskan kejatahan bangsa Israel. Di mana bangsa Israel tidak mau bertobat dan mengabaikan firman Tuhan yang sampaikan Amos bahkan mereka lebih lagi melakukan kejahatan. Bahkan Amos telah menyampaikan penglihatan kepada mereka selama 4 kali tetapi mereka tidak mau bertobat. Dan respon dari Amazia ia mengusir Amos dan menolak firman Tuhan sedang disampaikan (Amos 7:10-12). Akibat kejatahan mereka itu mereka tidak akan mendengarkan lagi firman Tuhan walaupun mereka mencari tetapi mereka tidak akan menemukannya.[3]


(2)

INTERPRETASI

Tema: LAPAR DAN HAUS AKAN FIRMAN TUHAN

            Alasan saya memilih tema ini karena topik yang di bicarakan dalam teks ini lebih menonjol mengenai kelaparan dan haus akan mendengar firman Tuhan. Bahkan kata "kelaparan" di ulang dua kali dan hal ini menunjukan inti pesan yang sampaikan oleh pembicara yaitu Amos.

Sub Tema:

Firman Tuhan Tidak Di Sampaikan Lagi

Di ayat di ini menjelaskan tentang kondisi bangsa Israel. Di mana mereka tidak akan mendengarkan Firman Tuhan pada masa yang akan datang. Sebab firman Tuhan yang di sampaikan nabi Amos menggunakan kata "waktu akan datang" dalam bahasa Ibrani יוֹם   (yom) "hari". Bila dibandingkan dengan terjemahan lain "hari" berbicara hari esok atau hari akan datang yang tidak di ketahui kapan waktu akan terjadi.[4] 

Peristiwa yang  terjadi pada masa akan datang mengenai firman Tuhan tidak di sampaikan lagi kepada Kerajaan Israel utara (Samaria) karena mereka menolak firman yang disampaikan nabi Amos. Di mana Israel lebih memilih untuk beribadah ke kota Dan dan di kota Betel untuk melakukan penyembah berhalal. Sehingga Tuhan berfirman melalui pelantara nabi Amos bahwa Tuhan mengirimkan kelaparan dan kehausan di negeri tersebut. Maksud kelaparan dan kehausan yaitu hal mendengarkan firman Tuhan.  Kata "mendengarkan" dalam bahasa Ibrani שָׁמַע  (shama) artinya "mendengar atau di dengar".

Maksud dari lapar dan haus akan firman Tuhan adalah kekeringan rohani. Dapat di ambil kesimpulan bahwa  Amos dalam ayat-ayat ini memberitahukan malapetaka yang paling besar kepada Israel. Sebab ia tahu "bahwa manusia hidup bukan hanya dari roti saja, tetapi bahwa manusia hidup dari segala apa yang keluar dari mulut Tuhan (Ul.8:3 bdn Mat.4:4). Hidup tanpa firman Tuhan adalah hidup tanpa hubungan dengan Allah. Dan hidup tanpa firman Allah adalah hidup tanpa hubungan dengan Allah. Dan hidup tanpa hubungan itu bukanlah hidup yang sungguh dan tulen, tetapi sama dengan tinggal dalam dunia maut (Mzm. 6:6). [5]Ada dua hal alasan firman Tuhan tidak sampaikan kepada umat-Nya adalah sebagai berikut:

a.      Atas Kehendak Tuhan

Tuhan mengijikan kelaparan dan kehausan akan mendengarkan firman Tuhan pada masa yang akan datang atas kehendak Tuhan. Di mana Tuhan tidak mau lagi berbicara kepada umat-Nya karena umat-Nya telah menolak firman yang di sampaikan-Nya melalui pelantara nabi-nabi-Nya. Hal ini dapat ke tahui dikonteks Amos di (7:12) adalah perbuatan yang begitu dahyat, sebab pengusiran pemberitaan firman Tuhan adalah sama dengan penolakan Tuhan sendiri. Bila dibandingkan 2 Raj. 14:23-29 dan pasal-pasal selanjutnya membicaran dosa Israel Utara tidak menjauhi "dosa-dosa Yerobeam bin Nebat (2 Raj 15:9, 18, 24, 28, 17:22) sampai bangsa Israel utara jatuh ketangan bangsa Asyur.

Artinya bangsa Israel ini tidak mau bertobat dan tidak mau kembali kepada Tuhan. Padahal Tuhan selalu memberikan kesempatan mereka untuk mau bertobat dan kembali kepada-Nya tetapi mereka selalu menyembah berhalal dan selalu melakukan tradis mereka untuk mempersembahkan korban penyembahan berhalal dan hal itu menyakiti hatinya Tuhan. Akibatnya Tuhan mengambil suatu keputusan untuk tidak berbicara lagi kepada umat-Nya karena umat-Nya telah menolak Dia. Penolakan Tuhan ini terus-menerus berkelanjutan sampai di Perjanjian Baru di mana umat-Nya selalu menolak firman-Nya dan diri-Nya.

Perbuatan seperti ini adalah perbuatan yang tidak terpuji yang menolak Allah yang Mahatinggi sebagai Tuhan dan Allah mereka. Akibat penolakan Tuhan mengakibatkan kebinasaan dan kematian yang kekal. Tuhan itu tidak sembarangan memberikan malapetaka kepada umat-Nya tanpa ada sebab akibat. Demikian pula firman Tuhan yang disampaikan nabi Amos mengenai kelaparan dan kehausan akan firman Tuhan" karena kesalahan mereka sendiri. Sebab mereka menolak firman yang disampaikan kepada mereka.

b.      Tidak Ada Yang Menyampaikan

Ayat 12 menjelaskan mereka akan mengembara dari laut ke laut dalam bahasa Ibrani וְנָעוּ֙ מִיָּ֣ם  perkataan ini dapat dipahami  secara harfiah: dari Laut Tengah sampai ke Laut Mati, tetapi barangkali ungkapan itu hampir sama artinya dengan "dari ujung bumi yang satu ke ujung yang lain" (bnd. Mzm.72:8; sebab dunia dianggap dikeliling oleh laut-laut). Ya, mereka akan "menjelajah dari utara ke timur" untuk mencari firman Tuhan tetapi mereka tidak akan menemukannya dan mendengarkannya. Sebab firman Tuhan tidak disampaikan lagi kepada umat-Nya. Di mana tidak ada yang menyampaikan firman kepada mereka hal ini dapat diketahui zaman gegelapan (firman Tuhan tidak sampaikan dan tidak ada nabi).

Hal ini di buktikan setelah bangsa Israel pulang dari pembuangan di zaman Ezra dan Nehemia. Sebab zaman tersebut adalah akhir sejarah bangsa Israel dalam Perjanjian Lama dan "setelah" zaman mereka (Ezra dan Nehemia) tidak ada lagi nabi Allah yang menyampaikan firman kepada mereka. Bahkan dizaman Ezra dan Nehemia, orang-orang samaria tidak mendengarkan lagi firman Tuhan bahkan untuk membacanya. Sebab Hukum Taurat pada saat itu berada di tangan suku Yehuda yaitu Ezra (ahli kitab). Dan orang-orang Israel pada saat itu sedang bermusuhan dengan orang-orang Samaria (Ezra 4:1-3) sehigga tidak kesempatan bagi orang-orang Samaria untuk membaca dan mendengar firman Tuhan. Dan nubuatan mengenai "lapar dan haus untuk mendengarkan firman Tuhan" terjadi zaman ini.

Akibat Firman Tuhan Tidak Sampaikan

Firman Tuhan adalah sesuatu yang begitu penting bagi manusia untuk mengerti kehendak Tuhan dan mengenal Tuhan. Bahkan telah disinggu dari atas  bahwa manusia itu tidak hidup saja dari roti saja melainkan setiap perkataan yang keluar dari mulut Tuhan. Melalui firman Tuhan yang telah tertulis maupun yang disampaikan oleh nabi-nabi-Nya merupakan hal begitu penting untuk mengetahui pesan dari Tuhan bagi umat-Nya. Tanpa firman Tuhan yang disampaikan membawa umat manusia menuju kebinasaan. Sebab setiap tindakan yang salah dan melanggar ketetapan Allah akan membawa kematian. Melalui firman Tuhan menjadi penuntu bagi manusia agar tidak akan jatuh dalam kebinasaan. Namun dikonteks Amos 8 menjelaskan suatu kebodohan bangsa Israel menolak firman Tuhan yang disampaikan oleh nabi Amos dapat (bdk. Amos 7:10). Akibatnya Tuhan mengambil keputusan untuk tidak berfirman lagi. Dan di ayat 12 menjelaskan peristiwa pada masa akan datang tentang kondisi umat Tuhan di mana begitu rindunya mereka untuk mendengarkan firman Tuhan tetapi mereka tidak menemukan dan tidak mendengarkannya. Melalui ayat 12 dapat diambil kesimpulan bahwa Tuhan memberikan hukuman bagi umat-Nya untuk mendatangkan suatu kebaikan. Namun ayat 12 menjelaskan Tuhan tidak memberikan kesempatan  bagi mereka untuk mendengarkan firman bahkan di ayat selanjutnya menjelaskan akibat bagi mereka karena tidak ada firman Tuhan yang disampaikan. Oleh sebab itu  ada dua hal sebab akibat karena tidak mendengarkan firman Tuhan adalah sebagai berikut:

a.      Akan Rebah Lesu

Ayat 13 memulai pada hari itu menunjukkan suatu penghukuman besar pada masa akan datang bagi anak-anak darah cantik dan anak-anak terunan. Bila dibandingkan dengan terjemahan yang lain yaitu sebagai berikut:

Pada hari itu gadis-gadis yang cantik dan orang-orang muda akan pingsan karena kehausan (Amo 8:13 NAS)

Pada hari itu anak-anak dara dan remaja putra yang adil akan pingsan karena haus. (Amo 8:13 KJV)

Pada hari itu anak-anak dara yang adil dan para pemuda akan pingsan karena kehausan. (Amo 8:13 ASV)

Pengertian anak-anak dara dan anak-anak turunan menjelaskan suatu panggilan yang indah, manis, dan pujian bagi umat Tuhan khususnya bangsa Israel bahwa mereka pingsan karena haus akan firman Tuhan (bnd. Study observasi bagian diatas). Setelah penulis menyelediki di bahasa Ibrani tidak ada kata "rebah lesu" melainkan "pingsan karena kehausan". Sehingga dapat di mengerti maksud LAI "rebah lesu" adalah pingsan karena kehausan akan firman Tuhan. Kata "haus" dalam bahasa Ibrani צָמָא (tsama') yang menjelaskan suatu analogi bagi umat Tuhan begitu pentingnya firman Tuhan bagi mereka terutama kebutuhan Rohani mereka. Namun mereka tidak menemukanya sehingga mengakibatkan suatu kekeringan rohani. Dan membuat umat Tuhan makin melakukan pelanggaran dan kesalahan karena tidak ada firman Tuhan yang tidak disampaikan untuk menegur mereka. Akibatnya mendatangkan maut bagi tubuh jasmani mereka maupun jiwa mereka.  

b.      Mereka jatuh dan tidak akan bangkit lagi

Ayat 14 ini menjelaskan suatu kondisi umat Tuhan akan ditimpahkan hukuman bagi mereka. Di mana mereka bersumpah karena pelagaran dan dosa samaria. Dalam bahasa Ibrani הַנִּשְׁבָּעִים֙ בְּאַשְׁמַ֣ת שֹֽׁמְר֔וֹן  . Kata "sumpah" dalam bahasa Ibrani שׁבע (shaba). Dan untuk memahami ayat 14 perlu perbandingan teks yaitu sebagai berikut:

ð  Adapun orang-orang yang bersumpah demi kesalahan Samaria, Yang mengatakan, 'Demi allahmu hidup, O Dan,' Dan, 'Seperti cara hidup Bersyeba,' Mereka akan jatuh dan tidak akan bangkit kembali." (Amo 8:14 NAS) 

ð  Mereka yang bersumpah karena dosa Samaria, dan berkata, Tuhanmu, ya Dan, hidup; dan, Cara Bersyeba hidup; bahkan mereka akan jatuh, dan tidak akan pernah bangkit lagi. (Amo 8:14 KJV)

ð  Mereka yang bersumpah demi dosa Samaria, dan berkata, Demi allahmu, hai Dan, hiduplah; dan, Seperti jalan Beer-syeba hidup; mereka akan jatuh, dan tidak akan pernah bangkit lagi. (Amo 8:14 ASV)

Melalui perbadingan teks di atas, ada kata "seperti" yang pakai NAS, KJV, ASV yang menjelaskan kondisi kehidupan mereka "seperti cara hidup bersyeba" Walaupun dalam terjemahan LAI tidak menggunakan kata "seperti" namun menggunakan kata serta: demi dewa kekasihmu yang hidup, hai Bersyeba!

Melalui perbandingan teks ini dapat diketahui penyebab mereka akan rebah dan tidak akan bangkit-bangkit lagi karena kehidupan mereka seperti cara hidup bersyeba. Kata bersyeba בְּאֵר שֶׁבַע " "well of the sevenfold oath" " "baik dari sumpah tujuh kali lipat" atau "sumur sumpah".[6]  Melalui konteks Amos 8:11-14 dapat dipahami bahwa akibat firman Tuhan tidak di sampaikan mengakibatkan mereka rebah dan tidak akan bangkit lagi karena tidak ada firman Tuhan yang mereka dengar sehingga kehidupan mereka makin memburuk dan makin jauh di hadapan Tuhan. Dan mereka hidup di jalan mereka sendiri dan menuju jurang maut. 

Kata "asima" dalam konteks ayat firman Tuhan dalam terjemahan LAI adalah dewi orang Aram (Siria) yang juga dipuja di Israel.  Dan, jauh di sebelah utara, terdapat kota Yerobeam I membangun patung anak lembunya yang kedua.[7]Melalui ayat 14 dapat diketahui bahwa kehidupan bahwa bangsa Israel telah melekat ke pada dewi asima yang terdapat di Samaria. Dimana mereka bersumpah hanya kepada allah mereka sendiri bukan kepada Allah yang benar. Melalui posisi mereka di tanah Samaria bangsa Israel makin berdosa kepada Tuhan. Terlebih-lebih lagi tanpa firman Tuhan pasti kehidupan mereka makin memburuk. Hal ini dapat dibandingkan ketika mereka masih mendengarkan firman Tuhan. Kehidupan mereka sangat kacau sekali apalagi tanpa firman Tuhan. Akhirnya ayat 14 menjelaskan penghukuman yang begitu berat bagi mereka. Di mana mereka akan jatuh, dan tidak akan pernah bangkit lagi. Artinya tidak ada pemulihan yang mereka terima lagi karena kehidupan mereka benar-benar telah jatuh. Sehingga sangat mustahil bagi mereka bisa kembali kepada Allah karena mereka benar-bemar jatuh.

(3)

APLIKASI

Terkadang kita mengatakan bahwa teguran ini hanya bagi bangsa Israel saja karena mereka menolak firman Tuhan yang disampaikan kepada mereka. Namun secara tidak sadar kita juga menolak firman Tuhan yang disampaikan oleh hamba-hamba Tuhan karena kita mempunyai pemahaman dan pengetahuan sendiri untuk menyelediki firman Tuhan. Sehingga kita mengambaikan hamba Tuhan sedang berbicara atau berkhotbah di atas mimbar. Dan akibatnya sepajang ibadah itu kita tidak mendapatkan berkat firman Tuhan yang sampaikan oleh hamba-hamba Tuhan diatas mimbar karena kita hanya simbuk menyelidiki dan menghakimi orang yang sedang berkhotbah walaupun tidak secara langsung kita mengatakannya. Ingat bahwa Tuhan itu Mahatahu dan Dia tahu yang ada dalam hati dan pikiran kita.

Jika anda bersikap seperti itu dan masih menggunakan pengetahuan atau pikiran kita untuk menjadi hakim bagi para hamba-hamba Tuhan dan tidak mau bertobat. Dan sepajang hidupmu juga anda tidak akan mendapatkan berkat apa-apa dari firman Tuhan yang disampaikan oleh hamba-hamba Tuhan. Sebab anda hanya menghina-hina doktrin-doktrin yang disampaikan hamba tersebut. Tuhan tidak butuh pengetahuan kita akan firman Tuhan namun yang Tuhan inginkan adalah kerendahan hatimu dan sikapmu untuk merespon firman Tuhan.

Ketika saya praktek pelayanan di kalimatan saya mendapatkan berkat nasehat dari hamba Tuhan. Ia berpesan kepada saya jika engkau kedepan menjadi pengerja atau pelayan di suatu gereja dan ternyata hamba Tuhan  yang melayani disitu memiliki banyak kekuranganya misalkan cara khotbahnya, sifat dan lain-lain. Jangan jadikan suatu kesempatan bagimu untuk menggatikan dirinya melainkan anda yang mampu dan yang kuat bantu dan dukunglah dia supaya ia maju.

Demikian juga kita sebagai hamba-hamba Tuhan yang telah belajar firman Tuhan. Tuhan tidak butuh gelar anda untuk melayani Dia melainkan Tuhan merindukan anda menjadi berkat dan membawa perubahan yang lebih baik. Jangan jadikan gelar anda yang membuat anda sombong dan susah menerima pandangan orang lain karena anda hebat. Jika anda bersikap seperti itu apa bedanya anda dengan bangsa Israel. Oleh sebab itu ayo gunakan waktu yang ada untuk mendengarkan firman Tuhan dengan hati yang terbuka dan siap menerima firman Tuhan. Amin..


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



[1]Charles C. Ryriel, Teologi Dasar I, (Yogyakarta: ANDI, 2017) hlm. 68

[2]Blue Letter Bible. H5128

[3]W.S. Lasor Dkk, Pengantar Perjanjian Lama II,(Jakarta: Gunung Mulia, 2007). Hlm. 230

[4]Dianne Bergant & Robert J. Karris, Tafsiran Alkitab Perjanjian Lama,(Yogyakarta: Kanisius, 2020) Hlm.661

[5]Ds. B.J Bolanda, Tafsiran Kitab Amos, (Jakarta: Gunung Mulia, 2003). 105

[6]Blue Letter Bible.H884

[7]Yap Wei Fong dkk, Handbook To The Bible,(Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2020) Hlm.500


Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter