Dalam ilmu keturunan, makhluk yang lebih tinggi dianggap berasal dari yang lebih rendah, sehingga akhirnya semua makhluk hidup dapat dikembalikan pada beberapa bentuk asal. Ilmu seleksi alam mencoba memberi keterangan tentang cara tumbuh-tumbuhan dan hewan menyesuaikan diri pada alam sekitarnya untuk ketahanan hidup dan dengan sendirinya mempertahankan jenisnya.
Paham Darwinisme : Manusia berasal dari kera. |
Selaras dengan penyelidikan Huxley dan Fritz Müller, Haeckel membuat dalil, bahwa tiap-tiap makhluk dalam pertumbuhannya sendiri mengalami tahap tumbuh keluarganya secara singkat yang disebut juga hukum dasar biogenetis. Dengan jalan menyelidiki lapisan-lapisan bumi dan fosil telah dapat ditentukan bahwa mula-mula ada makhluk yang bersusunan sederhana, kemudian yang bersusunan lebin tinggi dan lebih baik; terdapat juga pelbagai bentuk antara dan bentuk peralihan.
Melihat keadaan pelbagai jenis (species) binatang dan tumbuh-tumbuhan yang tak terkira banyaknya dan ruwetnya itu, akan timbul pemikiran bahwa jenis-jenis tadi masing-masing tak ada pertalian sedikitpun, sehingga kelihatan serba kacau dan rumit. Maka timbul keinginan dikalangan sarjana untuk mencari pertalian tadi.
Maksud mereka terutama untuk menggolong-golongkan jenis-jenis tadi; mulai dengan menyusun secara sistematik dengan jalan mempelajari segala jenis binatang dan tumbuhan yang masih hidup di jaman sekarang dan menyelidiki jenis-jenis yang telah musnah (fosil). Dengan demikian timbul dalam pikiran mereka pengertian evolusi: keyakinan bahwa jenis-jenis yang terdapat sekarang telah timbul berangsur-angsur dari jenis-jenis yang jauh berlainan bentuknya di jaman lampau.
Tetapi bagaimanapun dicari pertalian (missing link) dan dasar yang paling mutakhir (gaya gerak yang dapat mensahkan suatu sistematik), tak juga didapat, sebab setiap sistematik kurang dilandasi bahan konkret untuk menyusun rekonstruksi yang sempurna. Cukup banyak jenis binatang dan tumbuhan yang telah musnah, tanpa meninggalkan suatu bekas.
Jadi tentang evolusi belum ada hipotesa yang betul-betul memuaskan. Pengaruh Darwinisme pada berbagai ilmu pengetahuan, seperti misalnya ilmu kedokteran dan geologi memang benar, tetapi Darwinisme hingga sekarang masih banyak mendapat sangkalan tantangan/tantangan.
Melihat keadaan pelbagai jenis (species) binatang dan tumbuh-tumbuhan yang tak terkira banyaknya dan ruwetnya itu, akan timbul pemikiran bahwa jenis-jenis tadi masing-masing tak ada pertalian sedikitpun, sehingga kelihatan serba kacau dan rumit. Maka timbul keinginan dikalangan sarjana untuk mencari pertalian tadi.
Maksud mereka terutama untuk menggolong-golongkan jenis-jenis tadi; mulai dengan menyusun secara sistematik dengan jalan mempelajari segala jenis binatang dan tumbuhan yang masih hidup di jaman sekarang dan menyelidiki jenis-jenis yang telah musnah (fosil). Dengan demikian timbul dalam pikiran mereka pengertian evolusi: keyakinan bahwa jenis-jenis yang terdapat sekarang telah timbul berangsur-angsur dari jenis-jenis yang jauh berlainan bentuknya di jaman lampau.
Tetapi bagaimanapun dicari pertalian (missing link) dan dasar yang paling mutakhir (gaya gerak yang dapat mensahkan suatu sistematik), tak juga didapat, sebab setiap sistematik kurang dilandasi bahan konkret untuk menyusun rekonstruksi yang sempurna. Cukup banyak jenis binatang dan tumbuhan yang telah musnah, tanpa meninggalkan suatu bekas.
Jadi tentang evolusi belum ada hipotesa yang betul-betul memuaskan. Pengaruh Darwinisme pada berbagai ilmu pengetahuan, seperti misalnya ilmu kedokteran dan geologi memang benar, tetapi Darwinisme hingga sekarang masih banyak mendapat sangkalan tantangan/tantangan.
Post a Comment
Post a Comment