MAKALAH
PERAN MATA KULIAH DIDAKTIK METODIK BAGI
PEMBENTUKAN KOGNITIF MAHASISWA/I DALAM PROSES DI STTIA TABERNAKEL INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap orang pasti ingin menjadi yang terbaik. Tentu setiap tindakan seseorang pasti ada tujuan dan peran yang akan dilakukannya. Namun kebanyakan orang juga tidak mengerti tujuan dan peran yang akan dilakukannya. Demikian juga mengenai kehidupan seorang pelajar terkadang tidak tahu tujuan ia harus belajar. Masalah seperti ini sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang belajar didaktik metodik membuat orang tidak paham peran dari belajar didaktik metodik. Walaupun terkadang tidak semua mahasiswa mengalami seperti itu. Oleh sebab itu ada beberapa padangan mahasiswa/i STTIA khususnya semester 6 adalah mengenai pertanyaan dibawah ini yaitu sebagai berikut:
Pertanyaan:
a. Apakah saudara/i mengerti yang dimaksud didaktik metodik? jelaskan alasannya.
b. Apakah saudara/i tahu peran didaktik metodik? jelaskan alasannya.
c. Apakah saudara/i tahu tujuan matakuliah didaktik metodik? jelaskan alasannya.
d. Apakah saudara/i tahu manfaat belajar matakuliah didaktik metodik? jelaskan alasannya.
e. Apakah saudara/i mempunyai niat belajar mata kuliah didaktik metodik? jelaskan alasannya.
Jawaban:
Y1 menjawab:
- Saya mengerti, hanya kurang begitu mengetahui dengan lengkap apa artinya.
- Saya tidak mengetahuinya
- Saya tahu, yakni melatih bagaimana cara belajar-mengajar dengan lebih efektif.
Membantu para pelajar maupun pengajar untuk membekali diri agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lebih efektif.
- Niat belajar didaktik metodik masih sangat kurang, karna kadang bahasanya sulit dipahami. Namun, materinya sangat diminati, sangat disukai untuk modal ke depan dalam mengajar dengan baik, berkualitas, dan lebih efektif.
Y2 menjawab:
- Saya tahu, tapi saya lupa yang dimaksud didaktik metodik
- Saya tidak tahu peran mata kuliah didaktik metodik
- Untuk mengajarkan cara-cara mengajar
- Tidak tahu
- Saya tidak mempunyai niat, karena dosen yang mengajar bahasanya sulit untuk dipahami.
Y4 menjawab:
- Saya mengerti yang dimaksud didaktik metodik, namun saya tidak begitu paham lebih dalam.
- Saya tidak tahu yang menjadi peran mata kuliah ini
- Saya tahu tujuannya yaitu untuk bisa mengajar
- Manfaatnya untuk mempersiapkan saya menjadi pengajar
- Saya tidak tertarik belajar mata kuliah ini karena tidak asik membuat saya ngatuk.
Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud didaktik metodik ?
b. Apakah yang dimaksud pembentukan kognitif ?
c. Bagaimana peran mata kuliah didaktik metodik bagi pembentukan kognitif mahasiswa/i dalam proses di STTIA Tabernakel Indonesia ?
Tujuan Penulisan
a. Menjelaskan yang dimaksud didaktik metodik
b. Menjelaskan yang dimaksud pembentukan konogtif
c. Menjelaskan peran mata kuliah didaktik metodik bagi pembentukan kognitif mahasiswa/i dalam proses di STTIA Tabernakel Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Dikdatik Metodik
1. Defenisi dikdatik metodik
Kalau berbicara mengenai defenisi didaktik terlebih dahulu harus dilihat dalam bahasa Yunani "didasko" asal katanya dalam bahasa Yunani "disdokein" yang berarti pembelajaran atau mengajar. Kalau disebut sebagai pandai mengajar yaitu "didaktus" Kata dikdatik dikenal di Indonesia sebagai ilmu mengajar. Memang pengertian dari didaktik ini sangat begitu luas namun pengertiannya sesuai pandangan setiap orang yang memahami makna kata "didaktik". Hal ini dapat dimengerti bahwa didaktik adalah suatu aktivitas seorang guru kepada peserta didik melalui pendekatan dalam proses pembelajaran. "Didaktike" kemudian berubah menjadi "didaktika" berarti saya mengajar atau ilmu mengajar. [1]
Melalui penjelasan dari atas mengenai arti kata didaktik dapat di defenisikan secara sederhana yaitu suatu ilmu mengajar yang dipelajari dan di praktekan dengan berbagai prinsip-prinsip yang dilakukan seorang guru disaat ia mengajarkan kepada peserta didik. Sehingga pihak yang menerima pembelajaran dapat menerima dengan baik dan membawa perubahan dalam hidupnya baik secara pengetahuan maupun nilai-nilai kehidupan. Mata kuliah didaktik ini memberikan berbagai pentujuk-pentujuk cara-cara mengajar dengan baik secara umum dalam segala bentuk pembelajaran yang diajarkan kepada peserta didik.
Jika dipahami lebih lagi makna kata didaktik merupakan suatu gaya mengajar seorang guru/dosen yang memberikan suatu pengaruh kepada pelajar untuk aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga guru/dosen dan pelajar sama-sama "connect" satu sama lain disaat proses mengajar. Namun hal ini masih dipandang sebagai umum saja makna dari didaktik. Sedangkan terkhusus bisa disebut sebagai didaktik metodik. Kata dari metodik ini berasal dari kata "methodos" dalam bahasa Yunani "meta"=melalui + hodosi= jalan. Hal ini dapat dipahami sebagai cara melakukan sesuatu, prosedur. Jadi metodik adalah suatu ilmu yang membahas mengenai metode-metode atau cara-cara mengajar dengan baik terhadap materi pelajaran yang diampuh secara mendetail yang diuraikan ke bagian-bagian yang terkecil.
2. Tujuan pembelajaran dikdatik metodik
Sesuai dengan penjelasan defenisi didaktik metodik dari atas dapat dipahami dan dimengerti bahwa tujuan dari dikdatik metodik ini adalah untuk mempersiapkan berbagai keahliah dalam hal mengajar bagi calon-calon tenaga pengajar. Supaya seorang pengajar dapat mengajar dengan baik dan membawakan suatu hasil bagi peserta pelajar selama proses pembelajaran. Dengan memberikan suatu pengertian dan pemahaman bagi seorang guru/dosen bahwa seorang murid perlu dikembangkan kemampuan di dalam diri seorang pelajar dengan memberikan suatu "pengaruh" kepada peserta didik. Sehingga di dalam kelas terciptakan suasan interaksi antara pengajar dengan peserta didik. Tugas mengajar merupakan pekerjaan penting dan sangat mulia, hal itu diperhatikan oleh Rasul Paulus dengan mengemukakan adanya karunia mengajar yang memberikan Allah jemaat. Istilah didaskalos (pengajar), sebagai karunia Roh Kudus, muncul dalam surat kiriman Paulus, antara lain dalam 1 Korintus 12:28 dan Ef. 4:11-13.[2]
3. Manfaat pembelajaran dikdatik metodik
Setelah memahami maksud dari pembelajaran dikdatik metodik sebagai ilmu mengajar. Ternyata belajar didaktik metodik membawakan suatu manfaat bagi seorang pengajar atau pelajar dalam kehidupannya. Untuk meningkatkan kualitasnya dalam proses mengajar. Menurut sudjana mengatakan bahwa keadaan pembelajaran yang bagus dipengaruhi beberapa aspek adalah seorang pengajar harus mempunyai tujuan yang jelas yang disampaikannya, mempunyai bahan ngajar yang tepat, metodologi materi yang disampaikan dengan baik dan cara penilai yang professional.[3]Benar bahwa untuk menjadi seorang pengajar benar-benar ada persiapan dan kerinduan untuk melayani. Melalui mata pembelajaran didaktik metodik ini menjadi suatu acuan bagi para mahasiswa untuk lebih lagi mengerti peran menjadi seorang pengajar. Sehingga disaat ia menjadi seorang pengajar membawa suatu nilai-nilai yang bermanfaat bagi para murid.
B.Pembentukan Kognitif
1. Defenisi pembentukan kognitif
Manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai akal dan pikiran yang berbeda dengan makhluk lainnya. Melalui adanya akal dan pikiran manusia membuat dirinya mampu menciptakan hal-hal yang baru. Melalui pengalaman hidup maupun pengamatan atau penelitian disekitarnya. Yang menjadi pertanyaannya apakah manusia telah menggunakan akal dan pikiran yang sesuai standar yang Tuhan inginkan? Hal ini tidak bisa dikatakan "ia" atau "tidak" tergantung setiap individu tersebut. Yang perlu diperhatikan bahwa untuk membentuk suatu kognitif seseorang perlu suatu proses dimulai masa dini sampai ia dewasa. Menurut Abdurrahman kemampuan kognitif berkembangan secara bertahap sejalan dengan perkembangan fisik dan syarat-syarat yang berada di pusat susunan syaraf.[4]Benar bahwa proses perkembangan kognitif seseorang itu memerlukan suatu proses yaitu secara bertahap dimulai dari perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang terdapat di pusat susunan syaraf. Oleh sebab itu yang dimaksud kognitif yaitu suatu kemampuan seseorang untuk mampu berpikir untuk dapat menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Kata kognitif ini berasal dari bahasa latin, yaitu "cognare" yang berarti "untuk mengetahui".[5]
Sedangkan pengertian dari kata "membentuk" adalah dijadikan, diproses dan diolah. Makna kata membentuk ini adalah menjadikan sesuatu materi yang tidak berharga atau tidak bernilai menjadi yang berharga dan bernilai. Misalnya sampah diolah menjadi barang yang berharga dan begitu pula dengan manusia yang tidak terpandang menjadi orang yang terpandang. Dan untuk mengerti lebih lagi yang dimaksud pembentukan kognitif yaitu suatu upayah seseorang untuk membentuk kognitif seseorang melalui mendidik dan mengarahkan walaupun dalam proses. Dalam upaya membentuk kognitif seseorang perlu tindakan untuk membuat seseorang tersebut ingin tahu, bukan membuat seseorang itu bingu dan tidak mau tahu. Terbentuk kognitif seseorang disaat ia ingin mau tahu maka proses berpikirnya berjalan. Sikap untuk mengetahui sesuatu membuat terciptanya sikap untuk mempertimbangkan dan memutuskan yang sedang dipikirkan.
2. Tujuan pembentukan kognitif
Setiap individu memiliki karakteristik khas yang tidak dimiliki individu lain. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa setiap individu berbeda dengan yang lain. Memang setiap orang mempunyai kemampuan masing-masing untuk berpikir sesuai dengan yang diamatinya atau yang dialaminya. Setiap orang mempunyai gaya kognitif sendiri dalam hal ini memproses, menyimpan maupun menggunakan informasi dengan baik dan memecahkan setiap masalah yang dihadapinya.[6]Tujuan dari pembentukan kognitif bagi seorang pelajar atau peserta didik adalah untuk memampuhkan diri mereka untuk bisa mandiri tidak tergantung pada orang lain. Di mana mereka bisa mempertimbangkan dan memutuskan yang terbaik dalam hidup mereka.
Proses perkembangan kognitif ada beberapa hal adalah sebagai berikut[7]:
a. Schopenhauer seorang ahli filsafat menyatakan bahwa faktor keturunan.
b. John Locke berpendapat taraf intelegensi ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya.
c. Faktor pembentukan disekolah maupun di pengaruhi alam sekitar.
d. Faktor minat dan bakat, sebab bakat seseorang akan mempengaruhi tingkat kecerdasannya.
e. Faktor kebebasan, keluasan manusia untuk berpikir yang berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah dan bebas memilih masalah sesuai kebutuhan.
Benar bahwa berkembangnya suatu kognitif seseorang dipengaruhi beberapa aspek. Yang perlu diketahui bahwa yang mempercepat berkembangnya kognitif seseorang adalah kembali pada diri sendiri. Kepedulian pada diri sendiri itu sangat begitu penting akan keberadaan seseorang dalam lingkungannya. Sebab untuk menjalani kehidupan ini perlu suatu motivasi-diri. Melalui motivasi-diri menjadi sesuatu kekuatan yang menyebabkan seseorang tersebut bergerak kearah tujuan dan kemudian mempertahankan tindakan tersebut hingga berhasi.[8]Tujuan pembentukan kognitif seseorang adalah supaya ia sadar akan keberadaannya dan tidak sia-siakan waktu yang ada.
3. Manfaat pembentukan kognitif
Manfaat dari pembentukan kognitif bagi seseorang adalah menjadikan dirinya sebagai orang yang berhikmat. Hikmat adalah suatu pengertian seseorang untuk mengetahui dan mengenal orang, kejadian, peristiwa, barang yang dapat menilai dengan baik. Hikmat itu adalah suatu pemahaman seseorang tentang yang benar yang dapat menilai dengan optimal melalui suatu tindakan.[9] Orang yang berhikmat adalah orang yang mampu menjalani kehidupan di dunia ini dengan berbagai keahlian atau keterampilan. Hikmat itu bukan hanya soal intelektual saja namun dia mampu memecahkan suatu masalah dengan baik. Berhikmat mampu juga membangun hubungan sosial dengan lingkungan sekitar. Jadi pembentukan suatu kognitif seseorang sangat begitu penting dan bermanfaat dalam kehidupan seseorang. Bila seseorang tidak mengalami suatu pembentukan kognitif maka perkembangan intelektualnya tidak akan cepat bertumbuh. Pembentukan kognitif itu sangat bermanfaat sekalih untuk mampu mengolah berbagai informasi-informasi yang dia dengar.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Peran Mata Kuliah Didaktik Metodik Bagi Pembentukan Kognitif Mahasiswa/i Dalam Proses Di STTIA Tabernakel Indonesia
Bagian kedua telah di jelaskan mengenai pengertian didaktik metodik dan pembentukan kognitif. Sekarang akan masuk pada bagian ketiga yaitu pembahasan. Oleh sebab itu adapun berbagai hal peran mata kuliah didaktik metodik bagi pembentukan kognitif mahasiswa/i dalam proses di STTIA Tabernakel Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan mahasiswa/i STTIA Tabernakel Indonesia
Pengertian menambah wawasan adalah suatu hah-hal baru dia dengar maupun yang dia lihat. Adapun alasan mengapa menambah wawasan disaat belajar didaktik metodik. Yang pertama, belajar didaktik metodik memberikan suatu pengertian dan pemahaman yang baru bagi mahasiswa/i STTIA khususnya semester 6 dalam hal "mangajar". Kedua, belajar didaktik metodik juga memberikan suatu metode atau cara mengajar yang baik kepada peserta didik. Ketiga, belajar didaktik metodik memberikan pengertian bahwa guru itu hanya sebagai inisiator dalam proses pembelajaran. Sebab yang aktif dalam proses pembelajaran adalah para pelajar. Jadi tugas seorang guru adalah hanya mengarahkan dan menuntun para peserta didik untuk mengembangkan kompetensi dalam dirinya.
Bagaimana cara menambah wawasan mahasiswa/i STTIA khususnya semester 6 adalah melalui proses pembelajaran mata kuliah didaktik metodik. Didalam mata kuliah didaktik metodik Mahasiswa/i diajarkan berbagai teori mengenai proses mengajar dan belajar. Bahkan mereka mendapatkan wawasan yang baru cara membuat RPP. Pengertian RPP adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara perinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. [10]Ternyata belajar didaktik metodik ada hal-hal baru yang dia peroleh dalam membuat RPP. Sebab membuat RPP merupakan persiapan mereka setelah lulus dari STTIA bila mereka mau menjadi seorang pengajar. Manfaat dari membuat RPP bukan hanya menjadi seorang pengajar saja namun juga bila mereka kelak menjadi seorang gembala. Jadi yang dimaksud dengan menambah wawasan adalah adanya pengetahuan yang baru atau ilmu yang baru yang dia peroleh. Kapan mereka memperoleh wawasan itu adalah disaat mereka sungguh-sungguh mengikuti proses mengajar mata kulian didaktik metodik. Jika mereka tidak ada niat untuk mau belajar maka mereka tidak akan memperoleh pengetahuan yang baru. Belajar didaktik metodik adalah didasarkan kerinduan atau mau belajar. Disaat ada dorongan dalam dirinya untuk mau belajar maka pembentukan kognitifnya akan bertumbuh. Penambahan wawasan itu terjadi ketika ia menanggapi, mengelolah, memahami setiap informasi yang dia dengar.
2. Memberi pengertian dan pemahaman menjadi seorang pengajar
Pengertian dari didaktik metodik adalah suatu ilmu yang membahas mengenai metode-metode atau cara-cara mengajar dengan baik terhadap materi yang secara khusus dengan menguraikan ke bagian-bagian yang terkecil. Ilmu didaktik metodik ini lebih membahas peran seorang pengajar. Melalui mata kuliah didaktik metodik ini Mahasiswa/i STTIA secara terkhusus semester 6 mengetahui peran seorang guru atau seorang pengajar. Alasan begitu penting memberikan pengertian dan pemahaman bagi Mahasiswa/i STTIA karena mereka tidak begitu paham peran dari mata kuliah didaktik metodik. Padahal matakuliah didaktik metodik ini sangat begitu penting bagi mereka untuk mempersiapkan mereka menjadi seorang pengajar yang baik.
Untuk lebih lagi mengerti dan mengetahui peran seorang pengajar yang baik adalah perlu ada evaluasi diri apakah ia selama ini sungguh-sungguh belajar atau tidak. Menjadi seorang guru perlu pengetahuan dan wawasan yang begitu luas. Tanpa pengetahuan yang begitu luas akan mempengarui cara mengajar. Dan akibatnya membuat pendengar bosa ajaran yang dia sampaikan karena tidak ada hal-hal yang baru yang dia sampaikan. Salah satu cara memperoleh hal-hal baru adalah perlu banyak membaca buku maupun sumber-sumber informasi yang lain. Membaca buku merupakan jendela dunia. Anggapan ini memberi penjelasan bahwa membaca buku memberi manfaat yang sangat baik, yakni membuka, memperluas wawasan dan pengetahuan pembaca. Membaca membuat seseorang menjadi cerdas, banyak mengakses informasi dan juga memperdalam pengetahuan individu. Sebab jika sering membaca buku akan membuat seseorang tersebut semakin luas pengetahuannya. Namun jika seseorang tersebut tidak ada minat membaca pasti pengetahuannya akan terbaktas.
Gray & Roger (1995) mengatakan bahwa manfaat membaca adalah meningkatkan ilmu pengetahuan, daya nalar dan berpadangan luas yang akan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain, dapat melatih imajinasi dan daya pikir sehingga terpenuhin kepuasan intektual, memperoleh pengetahuan praktis yang berguna dalam kehidupan mereka sehari-hari untuk memenuhi kepentingan hidup.[11]Jadi jika mau menjadi seorang pengajar mulai dari sekarang baca buku sebanyak-banyaknya. Supaya setiap yang diajarkannya menarik dan berbobot. Menjadi seorang pengajar perlu ide-ide yang begitu banyak dalam proses mengajar.
3. Menjadikan Mahasiswa/I STTIA Tabernakel menjadi pengajar yang baik
Memang tujuan belajar dari didaktik metodik ini adalah untuk menjadi seorang pengajar yang baik. Tidak mungkin mata kuliah ini di masukkan dalam kurikulum tanpa sebab akibat. Karena mata kuliah ini penting bagi Mahasiswa/i STTIA untuk menjadikan mereka seorang pengajar yang baik. Memang disisi lain ada faktor-faktor yang lain mendukung yang menjadikan mereka seorang pengajar. Misalkan presentasi di kelas, mengajar sekolah minggu, khotbah di kaum muda, bahkan khotbah ibadah umum. Melalui kegiatan semacam ini menjadi dasar untuk melatih diri mereka untuk menjadi seorang pengajar yang baik. Sebab untuk menjadi seorang pengajar perlu latihan terus menerus dan selalu ada evaluasi diri. Tanpa latihan terus menerus sangat sulit baginya disaat mengajar. Misalkan ia gerogi, tidak menguasai pagung dan komunikasi yang tidak jelas. Untuk menghidari atau memecahkan masalah seperti itu perlu latihan terus menerus.
Yang menjadi peran mata kuliah didaktik metodik bagi Mahasiswa STTIA khususnya semester 6 adalah tinggal mengarahkan pola pikir mereka untuk menjadi seorang pengajar yang baik. Misalkan disaat mengajar di usia 5 tahun harus membedakan mengajar di usia 12 tahun. Yang kedua, mereka harus memposisikan diri mereka sebagai guru bagi diri mereka sendiri untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuannya. Sebab untuk menjadi seorang pengajar terlebih dahulu dirinya sendiri harus beres. Dalam arti bahwa mau memposisikan dirinya menjadi seorang teladan bagi yang diajarkannya.
Menjadi seorang pengajar bukan hanya memiliki kemampuan atau kompetensi pedagogi, didaktik metodik saja, akan tetapi juga dituntut kemampuan sosial, kepribadian dan professional, sebagaimana yang sudah menjadi dasar dalam sertifikasi guru. Yang perlu diperhatikan bahwa kesiapan mengajar tidak hanya ditunjukkan dari penguasaan pengetahuan dan keterampilan mengajar tetapi juga sejauh mana guru mampu menyerap budaya keguruan. Budaya keguruan merupakan seluruh nilai yang mendasari perilaku guru dalam melaksanakan pekerjaannya dan sikap seorang guru terhadap pekerjaannya.[12]Melalui mata kuliah didaktik metodik ini memberikan pengertian bagi mahasiswa/i STTIA khususnya semester 6 untuk menjadi seorang pengajar yang baik.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Belajar didaktik metodik bukan hal yang sia-sia. Melainkan belajar didaktik metodik memberikan suatu manfaat bagi seorang pelajar untuk menjadi seorang pengajar yang baik. Melalui makalah ini dapat diketahui peran didaktik metodik dalam pembentukan konigtif mahasiswa STTIA Tabernakel Indonesia adalah sebagai berikut: Pertama, Menambah wawasan. menambah wawasan terjadi ketika ia menanggapi, mengelolah, memahami setiap informasi yang dia dengar. Belajar didaktik metodik memberikan pengetahuan baru dalam hal belajar dan mengajar dengan tepat. Jadi peran dari didaktik metodik dalam pembentukan kognitif adalah adanya pengetahuan baru yang diperoleh khususnya dalam hal mengajar. Kedua, memberikan pengertian dan pemahaman menjadi seorang pengajar. Peran dari didaktik metodik ini juga memberikan pengertian bagi Mahasiswa STTIA khususnya semester 6, bahwa menjadi seorang pengajar perlu pengetahuan dan wawasan yang begitu luas. Tanpa pengetahuan yang begitu luas akan mempengarui cara mengajar. Dan akibatnya membuat pendengar bosa ajaran yang dia sampaikan karena tidak ada hal-hal yang baru yang dia sampaikan. Salah satu cara memperoleh hal-hal baru adalah perlu banyak membaca buku maupun sumber-sumber informasi yang lain. Ketiga, Menjadikan mahasiswa STTIA Tabernakel Indonesia menjadi seorang pengajar yang baik. Peran mata kuliah didaktik metodik bagi Mahasiswa STTIA khususnya semester 6 adalah tinggal mengarahkan pola pikir mereka untuk menjadi seorang pengajar yang baik. Sebab menjadi seorang pengajar bukan hanya cakap mengajar saja, konigtifnya bagus dan pengetahuannya luas. Namun menjadi seorang pengajar perlu menguasai budaya seorang pengajar yang professional.
[2]B.S. Sidjabat, Ed.D,Mengajar Secara Profesional, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2009) Hlm.57
[5]Yulius Fransisco Angkawijaya,Standarisasi Tes Kognitif sebagai instrument penilaian potensi ASN, (Jawa barat: CV jejak, 2019) hlm.12
[6] Herry Agus Susanto, Pemahaman Pemecahan Masalah berdasar gaya kognitif,(Yogyakarta: CV Budi
Utama, 2012) hlm, 36
[7]Ahmad Susanto, Perkembangan anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 59
[8]Tony Ghaye, Teaching And Learning Through Reflective Practice, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2019) Hlm.148
[9]Daniel Budiantoro, Bible Questions & Answers,(Jakarta: Inspirasi, 2010) hlm 245
[10]Dr.Ir. Amos Neolaka & Grace Amialia A. Neolaka, Landasa Pendidikan (dasar pengetahuan menuju perubahan hidup), (Depok: KENCANA, 2017). Hlm.166
[12]Dr. Veithzal Rival Zainal, The Economich Of Education, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2014) 190
Post a Comment
Post a Comment