Makalah Kitab Yosua

Post a Comment


Bab I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kitab Yosua adalah merupakan kitab sejarah. Pentingnya sejarah dalam Alkitab, karena kitab suci ini mengandung banyak pernyataan tentang faktualitas peristiwa-peristiwa yang dicatatnya, baik eksplisit maupun yang tersirat. Pada tingkat paling dasar, yaitu di dalam inti kepercayaan Kristiani, adalah fakta bahwa Kristus benar—benar mati bagi dosa manusia kemudian bangkit dari kubur karena menang atas maut.

Istilah sejarah memiliki tiga pengertian yang umum dalam bahasa Inggris. Pertama, ia berarti “rangkaian fakta” yaitu peristiwa-peristiwa, kejadian-kejadian dalam sejarah. Kedua ia bisa berarti catatan atau loporan tentang rangkaian fakta. Ketiga, ia bisa berakti suatu studi tentang fakta atau, lebih tepat studi mengenai catatan-catatan mengenai berisi fakta.

Kitab Yosua adalah suatu Kitab yang begitu penting untuk di pelajari dan di bahas. Melalui Kitab Yosua dapat mengerti dan mengetahui sejarah kemenangan bangsa Israel atas tanah Kanaan. Bangsa Israel bisa memperoleh kemengan karena Allah dipihak mereka dan Allah sendirilah yang berperang bagi mereka. Yang melatarbelakangi penulisan makalah ini karena karena Kitab ini penting untuk mengetahui pengantarnya.

2.Rumusan Masalah
Bagaimana Pengantar Kitab Yosua

3. Tujuan Penulis
Tujuan Penulisan makalah ini menjelaskan bagaimana pengantar Kitab Yosua. Sebab Kitab Yosua  merupakan Kitab yang begitu penting untuk di bahas dan di pelajari.

Bab II
Pembahasan
1. Yosua: Nama Orang dan Kitab
Judul kitab ini sama dengan nama tokoh utamanya, Yosua yaitu pengganti Musa dan pemimpin Israel. Jadi arti nama Yosua adalah “Tuhan menyelamatkan,” atau “semoga Tuhan menyelamatkan.” Nama asli Yosua ialah Hosea, tetapi Musa mengubahnya menjadi Yosua (Bil. 13:8, 16). Perjanjian Lama versi bahasa Yunani (Septuaginta) menyebut nama tersebut ‘Iesous (sama dengan nama dalam PB untuk Yesus, ‘Iesous) dan Vulgata dalam bahasa latin menyebutnya Iosue.

2. Karangan Dan Tanggal Penyusunan
Kitab Yosua adalah anonim (tidak diketahui siapa penulisnya). Ajaran Talmud dan beberapa rabi (Rashi, David Kimchi) menghubungkannya dengan Yosua, tetapi beberapa orang melihat bagian-bagian dari kitab ditulis oleh orang lain. Avravanel mengaitkannya dengan Samuel, teristimewa karena muncul frasa.

3. Tujuan
Kitab Yosua, seperti kebayakan kitab-kitab Alkitab yang terangkum dalam karya ini, pada  umumnya memberikan tafsir sejarah dari satu sisi kehidupan Israel sebagai satu bangsa. Lebih khusus, ia menerangkan kejadian-kejadian saat Israel memasuki dan mendiami negeri yang dijanjikan kepada Abraham dan keturunanya. Berulang-ulang kitab ini menunjukkan bahwa Allah mengendalikan kejadian-kejadian sejarah, bukan saja dalam mukjizat-mukjizat dramatis. Jadi tujuan seluruh perbuatan besar Allah tersebut ialah memberikan negeri itu kepada Israel.

4. Latar Kesejarahan
Tidak terdapat sinkronisme jelas dalam Kitab Yosua yang bisa memberikan kepastian tanggal atas kejadian-kejadian ini berkaitan dengan tanggal keluarnya Israel dari Mesir. Dengan asumsi Israel memasuki Kanaan pada kira-kira tahun 1400 sM, maka saat tersebut berada pada Zaman Perunggu Akhir (kira-kira 1550-1200 sM). Tampaknya, tindakan kaku menyamakan orang-orang Israel yang disebut dalam Alkitab dengan Habiru Amarna adalah tidak tepat. Tentu dapat dimengerti bahwa ada suku-suku  Israel yang menjadi “Habiru” setelah mereka berbaur kenaan, atau mereka dianggap emikian oleh orang-orang Kanaan, tetapi menyamakan orang-orang Israel (atau bahkan Ibrani) dengan Habiru semata-mata, sama artinya melebih-lebihkan. 

5. Posisi Yosua Dalam Kanon

a. Kitab Yosua dan Pentateukh
Kitab Yosua banyak mengandung kelogisan yang terdapat dalam Pentateukh. Secara khusus, ia memilik banyak kesamaan dengan Kitab Ulangan. Masing-masing mencatat rangkaian kejadian pada saat yang penting dalam sejarah Israel, masing-masing memusatkan perhatian pada ucapan-ucapan serta tindakan-tindakan dari seorang pemimpin bear, dan secara logis mereka berhubungan satu dengan lain. Yang satu mendahului yang pertama. Untuk memahami Kitab Yosua, orang harus mengetahui tentang Alkitab Ulangan.

b. Kitab Sejarah dan Kanon Saat ini
Susunan kitab-kitab yang ada saat ini dari Kejadian sampai Ester menurut Kanon Protestan dan dari Kejadian sampai II Raja-raja menurut Kanon Ibrani pada dasarnya cukup berurutan dalam melaporkan kejadian-kejadian didalamnya. Pada kanon yang pertama, kelima Kitab pertama umunya dikenal sebagai “kitab-kitab Musa,” “Pentateukh,” atau “Kitab Hukum.” Menurut  tradisi Yahudi, kelima kitab Musa membentuk “Taurat,” dan kitab-kitab narasif/kisahan mulai Yosua sampai II Raja-raja merupakan bagian dari batang tubuh yang diberi judul “kitab nabi-nabi” sebagai pengelompokan kanonikal dijumpai sejak awal, dalam pendahuluan kitab karangan Pengkkotbah.

6. Teologi Kitab Yosua
Sekurang-kurangnya ada empat tema penting yang dapat dibedakan sebagai teologi utama dalam Kitab Yosua:

Negeri Perjanjian
Negeri ini merupakan tujuan pokok dari pemikiran dan tindakan yang ada dalam Pentateukh. Musa dipanggil untuk membawa umat Allah ke “suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Negeri ini dilihat sebagai pemebrian Allah secara terus menerus kepada Israel.

Perhentian
Sementara memperhatikan Kitab Yosua, maka kita akan mengerti bahwa konsep pemilihan negeri sebagai penggenapan akan “perhentian” Allah adalah penting. Perhentian merupakan suatu karunia, bagian dari warisan.

Perjanjian
Tema lain yang menonjol dalam kitab Yosua ialah perjanjian, atau lebih tepat penggenapan perjanjian. Di sini terdapat tekanan yang berhubungan dengan Kitab Ulangan mengenapi ketaatan pada hukum Taurat (perjanjian), dan tekanan mengenai hubungan sebab akibat antara ketaatan dengan berkat, serta ketidaktaatan dengan hukuman.

Kemurnian Ibadah
Kitab Yusua pasal 5 merupakan bagian penting yang membicarakan kekudusan. Di sini kita temukan catatan tentang upacara-upacara, semua memperlihatkan pentingnya kemurnian ritual ibadah.

7. Garis Besar Kitab Yosua
1.      Penaklukan negeri kanaan (Yosua 1-2)
            1.1. Persiapan memasuki negeri perjanjian (ps.1)
            1.2. Dua pengintai di Yerikho (ps.2)
            1.3. Menyeberangi Yordan (3:1-5:1)
            1.4. Persiapan-persiapan secara Ritual (5:2-15)
            1.5. Penyerbutan Kota Yerikho (ps.6)
            1.6. Ketidaktaatan pada perjanjian (8:30-35)
            1.7. Perjanjian dengan orang Gideon (9:16-27)
            1.8. Ekspedisi dan Ekspansi ke utara dan selatan (ps. 10-11)
            1.9. Daftar raja-raja dan negeri yang ditaklukkan (ps.12)
2.      Pembagian negeri perjanjian (Yosua 13-21)
            2.1. Perintah untuk membagi-bagi negeri (13:1-7)
            2.2. Pembagian tanah di seberang Yordan diumumkan (13:8-33)
            2.3. Pembagian tanah di sebelah barat Yordan (ps.14-19)
            2.4. Kota-kota perlindungan dan kota-kota orang lewi (ps.20-21)
3.      Pidato perpisahan Yosua (Yosua 22-24)
            3.1. Pidato perpisahan Yosua kepada suku-suku di seberang Yordan (ps.22)
            3.2. Pidato perpisahan Yosua yang pertama kepada seluruh bangsa Israel (ps.23)
            3.3. Penutup: catatan mengenai pemakaman (24:29-33) [1]


Bab III
Penutup

Sekian penjelasan dari Kitab Yosua ini sekiranya dapat di mengerti dan memahami. Melalui Kitab Yosua memberikan suatu pembelajaran yang sangat berarti bagi kehidupan orang percaya masa kini bahwa Allah itu tidak pernah mengikari janji-Nya, buktinya Allah memberikan tanah kanaan bagi bangsa Israel walaupun waktu yang begitu panjang. Namun Tuhan melakukan semuanya itu supaya umat-Nya dapat mengenal Dia sebagai Tuhan mereka maupun bagi kita pada masa kini.



[1]David M. Howard, Kitab-Kitab Sejarah, (Jawa Timur: Gandum Mas 2009)

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter