Cahaya yang sampai pada kita dari bagian pinggir matahari harus menembus gas-gas yang ada di atas atmosfer matahari; jadi harus menempuh jarak yang lebih jauh daripada cahaya yang dipancarkan dari bagian tengah bundarannya, karena itu cahaya matahari yang kita lihat di bumi pada bagian pinggir matahari kurang kuat daripada di bagian tengah bundarannya. Matahari memancarkan energi dalam jumlah yang luar biasa banyaknya.
Bagian pinggir luar atmosfer bumi menerima energi matahari sejumlah 2 kalori/cm2 atau 1 kilo watt/m setiap menit. Pembentukan dan pemancaran energi ini disebabkan oleh serentetan reaksi inti yang dinamakan proton-siklus proton (proton adalah inti zat-air). Empat buah proton bergabung menjadi dua buah deton; di samping itu terbentuk dua netrino dan dua positron. Yang tersebut belakangan ini bergabung dengan sebuah elektron; di mana satu positron + elektron berubah menjadi sinar.
Kedua deton tadi masing-masing bergabung dengan sebuah proton menjadi Helium 3, di mana sejumlah besar energi terlepas dalam bentuk sinar. Kedua inti helium 3 itu bergabung menjadi sebuah inti-helium 4; dalam hal ini terlepas dua buah proton. Lambat laun persediaan zat air matahari akan berkurang, sedang jumlah helium semakin banyak.
Dewasa ini sebagian terbesar massa matahari terdiri dari zat air, dan telah memancarkan energi selama beberapa milyar tahun; namun manusia tidak perlu cemas, sebab perbandingan suhu dan tekanan pada matahari, berikut jumlah zat air yang ada, akan sanggup mempertahankan siklus ini hingga milyaran tahun lagi.
Bintik-bintik matahari adalah bagian-bagian yang gelap pada matahari; bersifat seperti magnet, namun bagaimana terjadinya belum lagi diketahui secara pasti. Bintik-bintik itu lebih dingin beberapa ribu derajat daripada daerah sekitarnya, karena itu kelihatan lebih gelap. Walaupun demikian masih memancarkan sangat banyak cahaya. Dengan mengikuti gerakan bintik-bintik itu pada bundaran matahari dapat dilihat matahari itu berputar mengelilingi sumbunya (satu perputaran dalam kira-kira 26 hari).
Suatu bintik terdiri dari bagian dalam yang gelap, dinamakan umbra dan bagian pinggir yang lebih terang, dinamakan penumbra. Jumlah bintik-bintik itu berubah-ubah secara berkala; rata-rata dalam selang waktu 11 tahun, bintik-bintik itu tampak muncul terbanyak. Dalam kromosfer terbentuk protuberansa, kemungkinan disebabkan oleh tekanan magnet dalam daerah-daerah aktif pada matahari. Tekanan ini dapat timbul di antara dua medan magnet (seperti halnya bintik-bintik matahari) yang mempunyai kutub berlawanan, dan saling tarik-menarik. Gas-gas yang ada di antara kedua medan itu didesak oleh garis-garis gaya magnet, disertai proses pemanasan. Dalam hal ini kenaikan suhu dapat sedemikian tinggi sehingga timbul gejala-gejala eksplosif yang dinamakan protuberansa.
Di sekitar daerah aktif pada matahari bermunculan protuberansa dan nyala-nyala matahari. Dengan Suatu teknik fotografi khusus, gas-gas yang bergerak ke arah pengamat memperoleh warna kehijau-hijauan, sedangkan gas-gas yang bergerak menjauhi pengamat memperoleh warna kemerah-merahan. Protuberansa dapat membangkitkan kecepatan sampai kurang lebih 1.600 km/detik, dan mencapai ketinggian 1,5 juta km.
Matahari memainkan peranan penting dalam berbagai gejala. Pada gerhana matahari total, bulan berada antara matahari dan bumi. Bayangan inti bulan jatuh pada permukaan bumi, dan seorang pengamat di bumi dapat menyaksikan suatu gerhana matahari total. Gejala-gejala terang di bagian pinggir disebabkan oleh pinggir bulan yang tidak rata, sehingga ada bagian-bagian kecil dari matahari yang tidak tertutup. Atmosfer-matahari, yang biasanya tenggelam dalam sinar matahari yang silau, kini kelihatan jelas.
Sinar kutub disebabkan oleh aliran zat-zat bermuatan listrik, yang dipancarkan matahari di sekitar suatu bintik matahari. Setiba dalam lingkungan pengaruh medan magnet bumi, zat-zat itu membelok mengikuti garis-garis kuat magnet bumi dan menembus atmosfer bumi di sekitar kutub-kutub magnet. Penembusan ini terlaksana dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga zat-zat itu sanggup mengionisasikan molekul-molekul udara atmosfer yang hampa, dengan menimbulkan gejala-gejala cahaya, yaitu sinar kutub; yang kelihatan sebagai jalur-jalur lengkung (diarsir) di seputar kutub-kutub magnet.
Bintik-bintik matahari adalah bagian-bagian yang gelap pada matahari; bersifat seperti magnet, namun bagaimana terjadinya belum lagi diketahui secara pasti. Bintik-bintik itu lebih dingin beberapa ribu derajat daripada daerah sekitarnya, karena itu kelihatan lebih gelap. Walaupun demikian masih memancarkan sangat banyak cahaya. Dengan mengikuti gerakan bintik-bintik itu pada bundaran matahari dapat dilihat matahari itu berputar mengelilingi sumbunya (satu perputaran dalam kira-kira 26 hari).
Suatu bintik terdiri dari bagian dalam yang gelap, dinamakan umbra dan bagian pinggir yang lebih terang, dinamakan penumbra. Jumlah bintik-bintik itu berubah-ubah secara berkala; rata-rata dalam selang waktu 11 tahun, bintik-bintik itu tampak muncul terbanyak. Dalam kromosfer terbentuk protuberansa, kemungkinan disebabkan oleh tekanan magnet dalam daerah-daerah aktif pada matahari. Tekanan ini dapat timbul di antara dua medan magnet (seperti halnya bintik-bintik matahari) yang mempunyai kutub berlawanan, dan saling tarik-menarik. Gas-gas yang ada di antara kedua medan itu didesak oleh garis-garis gaya magnet, disertai proses pemanasan. Dalam hal ini kenaikan suhu dapat sedemikian tinggi sehingga timbul gejala-gejala eksplosif yang dinamakan protuberansa.
Di sekitar daerah aktif pada matahari bermunculan protuberansa dan nyala-nyala matahari. Dengan Suatu teknik fotografi khusus, gas-gas yang bergerak ke arah pengamat memperoleh warna kehijau-hijauan, sedangkan gas-gas yang bergerak menjauhi pengamat memperoleh warna kemerah-merahan. Protuberansa dapat membangkitkan kecepatan sampai kurang lebih 1.600 km/detik, dan mencapai ketinggian 1,5 juta km.
Matahari memainkan peranan penting dalam berbagai gejala. Pada gerhana matahari total, bulan berada antara matahari dan bumi. Bayangan inti bulan jatuh pada permukaan bumi, dan seorang pengamat di bumi dapat menyaksikan suatu gerhana matahari total. Gejala-gejala terang di bagian pinggir disebabkan oleh pinggir bulan yang tidak rata, sehingga ada bagian-bagian kecil dari matahari yang tidak tertutup. Atmosfer-matahari, yang biasanya tenggelam dalam sinar matahari yang silau, kini kelihatan jelas.
Sinar kutub disebabkan oleh aliran zat-zat bermuatan listrik, yang dipancarkan matahari di sekitar suatu bintik matahari. Setiba dalam lingkungan pengaruh medan magnet bumi, zat-zat itu membelok mengikuti garis-garis kuat magnet bumi dan menembus atmosfer bumi di sekitar kutub-kutub magnet. Penembusan ini terlaksana dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga zat-zat itu sanggup mengionisasikan molekul-molekul udara atmosfer yang hampa, dengan menimbulkan gejala-gejala cahaya, yaitu sinar kutub; yang kelihatan sebagai jalur-jalur lengkung (diarsir) di seputar kutub-kutub magnet.
Post a Comment
Post a Comment