Makna Perjanjian Dalam Kitab 1 Samuel

Post a Comment
Penulis: Karminah

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kitab 1 Samuel pada dasarnya adalah sebuah laporan sejarah yang di tulis dengan menekankan kebutuhan dasar akan kerohanian sejati untuk menjamin kesejahteraan jasmaniah. Kitab Samuel adalah status rohani para pemimpin dan rakyat. Kemajuan bangsa Israel dari  ketidakteraturan pada zaman para hakim sampai ke monarki atau kerajaan yang teratur. Tokoh utama dalam kitab Samuel adalah Samuel, Saul dan Daud . [1]Kitab Samuel mengisahkan Kerajaa Israel berdiri. Kitab ini di mulai ketika Israel masih di pimpin hakim- hakim dengan sitem desentralisasi dan di akhiri dengan kerajaan yang berdiri kokoh. Kitab ini di buka bersamaaan dengan masa pelayanan hakim-hakim terakhir ( Samuel ) dan di tutup ketika Daud menjadi raja terbesar dari suku Yehuda. Kitab 1 Samuel mengungkapkan latar belakang berakhirnya Zaman Besi awal sekitar tahun 1200- 1000 Sm. 1 Samuel banyak kesamaan dengan periode hakim – hakim. Masalah eksternal utama bagi bangsa Israel dalam masa Samuel, Saul dan Daud merupakan ancaman bagi orang Filistin. Filistin menindas orang Israel selama 40 tahun ( Hakim-hakim 13:1 ; 10:7-8)., sekitar tahun 1124 -1084 sM. Israel mengalami kekalahan besar melawan Filistin sekitar tahun 1104sM, dimana tabut perjanjian dirampas oleh musuh ( 1 Sam. 4:1-11), tetapi sesudah di kembalikan ada kekosongan selama 20 tahun sebelum filistin menyerang  di kalahkan di bawah Samuel (7:2-14) dimana tangan Tuhan melawan orang Filistin selama hidup Samuel. Kitab Samuel di tulis sekitar tahun 1050-970 sM. [2]Kita raja-raja sebagai sejarah Israel yang secara selektif di muli dari masa akhir pemerintahan Raja Daud sampai pada penaklukan Yerusalem oleh orang Babel. 1 -2 raja memrincikan sejarah politik Israel selama kerajaan kesatuan , tahun 970 SM, kemudian masa pembuangan Israel , kerajaan Israel , kerajaan utara oleh Asyur 722 SM dan pembuangan Yehuda , kerajaan selatan ke Babel 587 / 586 SM [3]  

Kepenulisan
Kitab ini terjadi pada abad ke 11 dan bagian awal dari abad  ke 10 sM. Tapi orang  telah mengadakan catatan pada zamannya ( 2 Samuel 20:24-25). [4]Kemungkinan Samuel tetapi juga termasuk tulisan – tulisan dari nabi-nabi Natan dan Gad ( 1 Tawarikh 29:29).

Tujuan
Tujuan dari 1 Raja –raja adalah untuk menunjukkan bahwa Israel – bangsa itu seluruhnya sebagai umat Tuhan di harapkan untuk menuruti hukum Tuhan, secara khusus kemurnian penyembahan Tuhan maka aka nada berkat dan tidak ada hukuman . [5] juga mencatat tentang kegagalan perjanjian dari bersatunya bangsa Ibrani dan kerajaan yang terpecah. Dan mencatat kedaulatan Allah dan realita dari kebebasan manusia menyatakan bahwa Allah itu adil dalam pembuangan umat-Nya karena kegagalan raja-raja Israel dan Yehuda untuk memelihara cita-cita dari perjanjian Daud. [6]tuntutan awal untuk memiliki , kenyataan dari kerajaan yang didirikan, pemerintahan tragis Saul, konsolidasi kekuasaan oleh Dau , raja kedua. [7]

Struktur
Tradisi Silo ( 1 Samuel 1:1 -4:12). Bercerita tentang Samuel seseoranng yang akan melaksanakan fungsi peralihan antara periode hakim- hakim dan monarkhi . Selain seputar kelahiran dan kedatangan di rumah Tuhan . Juga menggambarkan perbandingan antara Samuel dan Eli dan anak- anaknya yang suka menentang. Dan kemurtadan pada periode hakim-hakim. Periode hakim-hakim berakhir dalam pembuangan yang dlambangkan dalam peristiwa di rebutnya tabut perjanjain oleh orang filistin keluar dari negeri Israel. 

Tema-Tema Teologis
Tabut Perjanjian
Tabut perjanjian merupakan peralatan keagamaan yang paling penting bagi orang Israel. Di buat di Sinai di bawah pengawasan Musa. Tabut itu mewakili kehadiran Yahweh di tengah – tengah bangsa Israel. Malapetaka yang terjadi pada orang Filistin karena kehadiran tabut perjanjian. Sampai malapetaka terjadi di Bet –semes di kawasan Israel  tapi saat tabut kembali kepada bangsa Israel maka kemenangan terjadi di bangsa Israel. Maka dari itu keberhasilan penempatan tabut perjanjian di Yerusalem pada wal pemerintahan Daud untuk menujukkan persetujuan Tuhan dan perkenann-Nya pada masa Daud. Teologi tabut perjanjian di dukung oleh Mamur 78:54-72

Jabatan Raja
Dari pandangan alkitabiah, jabatan raja atas Israel merupakan hak istimewa Yahweh ( Hak. 8:23 ; 1 Sam. 8:7 ). Fungsi raja adalah memelihara keadilan , baik dalam pengertian domestic dalam masyarakat maupun dalam pengertian internasional melalui kekuatan militer yang efektif . Dalam hakim - hakim Tuhan membangkitkan dan memberi kuasa kepada orang tertentu untuk melaksanakan tujuan, pada zaman Samuel memandang jabatan raja sebagai sutu jabatan yang lebih permanen yang membuat bangsa Israel tidak perlu menanti sampai Tuhan mengangkat seorang pelepas. Kejahatan uamat Israel bukan permintaan seorang raja , tetapi pengharapan bahwa seorang raja manusia dapat berhasil tapi tidak memercayai Tuhan. Saul sebagai raja tetapi dalam 1 Samuel 17 saul tidak belajar bersedia untuk berperangbagi umat Israel. Raja yang benar yaitu Daud menyadari sepenuhnya bahwa Tuhanlah yang berperng bagi umat Israel ( 1 Samuel 17:37 ). Raja seharusnya dianggap sebgai kepala atas kerajaan teokratis Allah di bumi.

Perjanjian Daud
Pusat perhatian Kitab Samuel dan aspek penting dari Teologi Perjanjian lama terutama dalam perjanjian Tuhan dengan Daud adalah apa yang Tuhan janjikan kepada Daud, Perjanjian itu bersyarat atau tidak bersyarat , apa pengaruh perjanjian terhadap sejarah umat Israel. Yang Tuhan janjikan pada Daud , Tuhan akan menjadikan nama Daud besar , Tuhan menjanjikan suatu tempat untuk menanamkan bangsa Israel , janji Tuhan adalah negeri yang penuh dengan keamanan serta Tuhan akan memberikan berkat kepada keturunannya. Perjanjian secara tidak terbatas tetap ada. Bahwa tidak ada pengondisian yang di tempatkan pada Daud karena Daud sudah memenuhi persyaratan itu.

Penilaian Mengenai Saul
Saul dalam kitab Samuel awalnya seorang yang pemalu , tulus hati dan menyenangkan tapi perubahan terjadi padanya karena Roh Tuhan yang turun atas Saul ( 1 Samuel 10:10), dan memberi kuasa untuk melkuan tugas sebagai seorang raja. Tapi Roh ini di ganti dengan roh jahat sehingga Saul kehilangan kuasa dari Allah yang sangat di perlukan untuk menjadi raja yang berhasil, saul tidak mebuat keputusan – keputusan yang baik dan juga tidak mempertahankan keadilan. Rupanya kegagalan karena kurang kepekaan rohani, Saul tidak sama sekali tidak menyadari identitas dan fungsi Samuel ( 1 Samuel 9:10- 15). Yang selanjutnya karena Saul ketidakmampuan untuk mengetahui pelanggaran serius yang di lakuan deagn mempersembahkan kurban sebelum perang ( 13:8-12). Gagal dalam melaksanakan hukum mati atas Agag ( 15:13-35). Bahkan dalam menjelang akhr dia menggunakan tenung. Seharusnya seorang raja harus memiliki kecakapan dan pengalaman teologis untuk melihat dan memainkan perannya apa yag sudah di percayakan.

Penilaian mengenai Daud
Daud di sana, Daud dianggap s sebagai orang yang raksasa rohani , hati Daud condong kepada Allah dan memiliki sebuah kepekaan rohani dan epngalaman yang penerapan teologis. Karena dia melakuakn kesalahan dia melakukan kematian banyak orang , kemarahan, membahayakan penetapannya sebagai raja, ketidakjujuran , hawa nafsu  menjebak dalam komplotan pembunuhan, menjalankm di siplin tegas. Namun Allah memilih Dbahwa ia berjalan sesuai dengan ketetapannya. Dud setia kepada Tuhan dan emngakuinya ketika ia berbuat dosa. Suatu penilaian yang seimbang tentang mengakui kesalehannya. Penilaian yang seimbang akan berfokus bukan Daud sendiri, tetapi bagaimana  ia telah di pakai Allah  untuk

BAB II
PEMBAHASAN
Kata perjanjain amat dasariah bagi seluruh Alkitab, masih dapat di lihat dalam Kitab Perjanjian Lama dan Baru . Perjanjian adalah kata yang biasa di pakai dalam kalanagn bangsa –bangsa pengemmbara di Asia Barat Daya Kuno. Melukiskan persetujuan diantara dua belah pihak yang memungkinkan hidup berdampingan secara damai. Perjanjian semacam ini dapat di lihat  dalam Kejadian 31:44, Perjanjain antara Laban , aku dan engkau supaya itu menjadi kesaksian antara aku dan engkau ( kej 31:44). Suatu tugu peringatan yang dis susun dari tumpukan batu –batu lepas didirikan sebagai saksi atas perjanjian . Hubungan erat antara Allah dan tumpukan atau pilar ( kejadian 28:22). Setiap pelanggaran terhadap perjanjain menyebabkan jatuhnya penghukuman atas pihak yang melakukan pelanggaran oleh ilah atau ilah yang menjamin perjanjian ( ayat 53). Demikian juga di dalam kisah mengenai persahabatan Yonatahan dan Dau, yang bagaimana mereka mengikat perjanjian. Yonatahan yang mengasihi Daud lebih dari dirinya sendiri ( 1 Samuel 18:3). Para penulis Perjanjian Lama mengambil alih istilah perjanjian dan menggunakannya dengan cara yang khas untuk menjelaskan yang sedang terjadi dengan umat Allah dalam rencana Allah. Keajaiban pembebasan drai perbudakan Mesir, dalam Keluaran kisah keajaiban pertemuan diantara Allah dan umat Israel di gunung suci, yaitu Sinai. Kata perjanjian ini adalah Khesed  yang diartikan kasih setia . Aspekkesetiaan menunjukkan sikap ynag menjamin ini perjanjian yang telah diadakan dan membuatnya kokoh dan kekal, inilah lawan dari sikap yang menganggap perjajian yang mengikat sebagai sekedar sehelai kertas yang dapat di robek. [8]

Perjanjian apabila di kenakan pada Tuhan , maka menunjuk pada kesetiaan yang tak kenal lelah dan tak tergoyahkan di dalam tabiat Tuhan , yang dapat diandalkan oleh mansuia. Allah telah mengambil alih prakarsa mengadakan perjanjain denagn Israel dan apapun yang terjadi. Tuhan tidak pernah dapat di buktikan tidak setia . Dalam LAI berfungsi untuk unsur kesetiaan yang terdapat dalam khesed dan juga menunjuk pada apa yang satu –satunya membuat Allah setia kepada mansuia yang sering tidak setia, yaitu misteri cinta kasih . [9]Jika berbicara tentang perjanjian itu menjadi dasar yang dapat mengubah hidup dan menjadi suatu lanadasan yang berfungsi akan hubungan seseorang dengan Tuhan. Perjanjian dalam akan keselamatan,  kkudusan, penyembuhan , penyembahan, kelepasan, dan penyucian. Yang berdasarkan pada landasan penopang . Kata perjanjian dalam bentuk ibraninya hampir 300 kali dalam alkitab. Kata itu berasal dari akar kata yang bermakna memotong. Perjanjian adalah suatu kesepakatan yang meliputi segalanya antara dua pihak dengan batas- batas dan janji –janji yang di jabarkan denagn jelas, perjanjian merupakan pemahaman tibal balik antara dua orang yang mengikat diri menjadi satu dengan kewajiban – kewajibna spesifik yang harus di penuhi. Perjanjian dalam Alkitab kadang di rujuk sebagai perjanjain darah tapi  perjanjian dalam Alkitab , Tuhan menjangkau ke bawah dan membuat kesepakatan unik dengan manusia. Perjanjian yang adalah perjanjian Eden ( Edeic Cocenant )terdapat dalam kejadian 1:26-30. Perjanjian ini terjadi karena kesepakatan ini melibatkan Tuhan dan Adam dan beberapa syarat dan janji spesifik. Yang kedua Perjanjian Adam ( Adamic Covenant ) berasal dari nama Adam , dalam Kejadian 3:1-24 dan melibatkan kesepakatan tuhan dengan Adam setelah dosa masuk ke dalam umat manusia. Yang ketiga Perjanjian Nuh ( Noahic Covenant)) dalam Kejadian 8 dan 9 , dimana Tuhan membuat kesepakatan dengan Nuh yang secara harafiah memulai umat manusia . Yang keempat perjanjian Abraham , pejanjian darah yang akan menjadi fokus utama.

Bahasa Perjanjian dalam Perjanjian Lama
Perjanjian dalam Perjanjian Lama mengatakan dalam Kejadian 17:1 mengatakan , Abram berumur sembilam puluh Sembilan , Abram menerima janji dari Allah . Dan Allah menampakkan diri kepada Abram dab berfirman kepadanya; Akulah Allah yang Mahakuasa. Inilah nama Tuhan EL-Saddai , sebuah kata gabungan “El” bermakna perkasa atau kuat. “Shaddai” berasal dari kata yang bermakna dada yang  mengandung implikasi mengasuh seperti merawat bayi yang masih kecil. Kata Tuhan nasihatnya bukanlah untuk tidak bersalah tapi tidak bercela. Bahasa yang di gunakan dalam perjanjian bukan bahasa yang main- main karena perjannain merupakan suatu sumpah yang harus di tepati.

Sunat – Tanda Perjanjian pada tubuh
Kitab suci melanjutkan , nama Abram diganti dengan Abraham , karena Abram engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa dan seterusnya……Perjanjian bersifat multigenerasional  di lanjutkan dari generasi kegenerasi. Dalam kebudayaan kontemporer , bagaimanapun sunat berbicara memiliki arti yang sangat penting dalam perjanjian Lama , sebab itu melambangkan perjanjian. Tanda pada tubuh manusia yang menandakan bahwa ada perjanjain denagn seseorang . Beda dengan masa sekarang banyak orang menganggap bahwa anak merupakan asset yang menyusahkan tapi dalam Perjanjian Lama sangat penting. Kutukan bisa datang pada seorang perempuan jika kemandulan. Tuhan menyatakan bahwa di bagian tubuh manusia yang memberikan kenikmatan terbesar dan nikmat jika ada suatu tanda yang mengindikasikan sebuah hubungan perjanjian.

Berkat
Bahasa perjanjian dalam Ulanagn 28 , mencakup tentang pengucapan berkat dan kutuk. Jika seseorang mendengarkan suara Tuhan Allah dan melakuan segala perintah dengan setia , maka segala berkat akan datang kepada seseorang mendengarkan suara Tuhan. Berarti salah satu berkat yang terkandung dalam Perjanjian adalah bahwa kita adalah pathner – pathner Tuhan Mahakuasa yang dahsyat. Yang namanya berkat itu datangnya dari atas , dari awal sudh dikatakan bahwa perjanjain merupakan inisiatif dari Allah , maka Dialah yang berhak memberkati umat-Nya. Allah yang berjanji tidak mungkin akan mengingkari meskipun itu belum terjadi tapi ingat perjanjain Tuahan tidak pernah berubah , arena Dia bukan Allah yang berdusta.  

Kemakmuran
Kemakmuran merupakan konsep alkitabiah , walaupun beberapa orang menyimpangkan , namun kemakmuran adalah hasrat Tuhan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan tanpa membuat seseorang membuat tertekan yang tidak perlu. Allah adalah Allah yang baik seperti bapa yang di dunia ingin merawat anak –anaknya yang di bumi denagn memberikan yang terbaik terlebih bapa yang ada di surga.

Kutuk
Pengucapan berkat diikuti oleh pengucapan kutuk, suatu kesinambungan bahasa perjanjian. Jika seseorang yang tidak mendengarkan suara Tuhan dan tidak melakuan dengan setia segala yang di perintahkan , maka segala kutuk akan datang . Terkutuklah di manapun berada baik dalam di kota, terkutuk dalam bakul , buah kandungan, hasil bumi ,Sebab meninggalkan Tuhan Allah yang hidup yang merupakan segala berkat . Tuhan akan menghajar engkau denagn batu kering, demam, sakit radang, kekeringan , hama semuanya itu akan memburu engkau sampai engkai binasa ( Ulangan 28: 15-20, 22).

Musuh – perampas berkat-berkat Tuhan
Bahasa dalam perjanjian Allah mengatakan bahwa ‘ Aku akan menyerahkan orang – orang yang melanggar perjanjian Ku, dan tidak menepati perjanjian yang diikat  dalam Yeremia 34:18,20 . Yeremia 7:33 adalah ayat lain dimana burung –burung di rujuk, bahkan mayat bangsa akan menjadi makanan burung – burung di udara serta binatang – binatang di bumi dengan tidak ada yang mengganggu . dan Kejadian 15:11 ketika Abram mengusir setelah memotong binatang dalam upacara perjanjain. Abram sedang dalam proses membuat perjanjian dengan Tuhan ketika burung – burung pemangsa menukik turun untuk mencuri jarahan. Mengetahui sifat musuh dengan penuh otoritas , tepatnya yang di pelajari sebagai orang percaya . Kapan saja Tuhan memberi suatu pemahaman atau meneguhkan sesuatu di dalam roh manusia, harus belajar melindungi diri sebelum musuh merampas pengalaman dengan Tuhan itu dari kita.

Daud dan Goliat –Ujian terhadap perjanjian
Dalam kisah 1 Samuel tentang perjanjian dan bahasa perjanjian dalam kitab suci.  Kisah tentang Daud dan Goliat di mulai dalam 1 Samuel 17:3 Di saat ada goliath, yang dikatakan Daud adalah apa yang di lakukan untuk mengalahkan orang filistisn yang tak bersunat, Saat mengucapkan tentang sunat berbicara tentang perjanjian . Siapakah orang yang di luar perjanjian sehingga berani mencari gara- gara . Tak ada beda jika Daud hanyalah seorang anak gembala. Orang filistin di luar perjanjian , Daud di dalam perjanjain dan partner perjanjianku adalah Tuhan. Dalam bahasa perjanjian  “ Tuhan yang melepaskan sehingga memperoleh kemenangan bukan karena kekuatan yang di miliki yang besar tapi berjalan dalam perjanjian. [10]

Latar Belakang Gagasan Perjanjian
Perjanjian adalah suatu janji sungguh – sungguh yang diikat oleh sumpah , yang dapat merupakan ucapan lisan ataupun tindakan simbolis. Dalam perjanjian Lama perjanjian bertumpu pada janjia Allah dan terletak pada pusat pikiran alkitabiah mengenai sejarah . Gagasan perjanjian baru terjadi pada bangsa Israel. Hubungan yang mula-mula antara Allah dan umat-Nya sebagai alamiah maksudnya, Allah dianggap sebagai dewa suku . Pada abad 19 berkembang, iman yang mula-mula menjadi matang pada zaman nabi klasik yang menambahkan unsur etik dalam agama, yang pada saat itu di mengerti sebagai suatu perjanjain antara Allah dan umat-Nya. Dalam Perjanjian merupakan sarana yang sangat penting untuk mengatur tingkah laku antara bangsa – bangsa terutama di bidang hubungan internasional. Lepas dari perbedaan fundamental bahwa Israel mengikat dirinya, bukan pada raja di dunia ini. Tetapi pada Tuhan Allah , yang memilii persamaan instruktif yaitu pembebasan dari Mesir menetapkan hubungan mereka ( Keluaran  20: 1-2), meskipun peringatan kemudian atas hubungan kepada para leluhur ( Yosua 24: 2-13). Sebagai gantinya ada perjanjain akan menaati ketetapan – ketetapan Dasatitah ( Keluaran 19:8). Tradisi mengenai persungutan bani Israel di padang gurun mendapat arti baru ; ketetapan dalam fakta melarang bersungut terhadap raja yang berdaulat. Israel di larang mengadakan perjanjian apapun dengan bangsa lain karena janji perlindungan dari raja di dasarkan karena ketaatan. [11]

Perkembangan Perjanjian dalam Perjanjian Lama
Perjanjian Dengan Nuh
Perjanjian yang di buat dengan Adam dan Hawa dalam Kejadian 3:15. Tergambar dalam janji Allah yang penuh rahmat kepada Kain ( Kejadian 4:15). Dengan menaruh tanda padanya sehingga tidak akan di bunuh siapa pun. Gagasan perjanjian tidak muncul sebelum janji Allah kepada Nuh. Bahwa sebelum air bah pun Allah telah berfirman kepada Nuh, tetapi denagn engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku …. ( Kejadan 6:18). Dasar perjanjian sebagai janji sungguh –sungguh terlihat nyata, karena Allah mengambil inisiatif untuk berjanji melepaskan Nuh dan keluarganya. Kemudian perjanjian itu di perbaharui , berarti bahwa perjanjian itu tidak hanya merupakan sebuah kontrak antara dua pihak . Allah datang keada Nuh dan anaknya dan berfirman bahwa akan menetapkan perjanjian-Nya. Sebagai tanda perjanjain Allah  adanya busur pelngi yang menjadi lambang perjanjian antara Allah dengan bumi. Sangatlah penting untuk mengingat maksud tindakan kasih Allah, suatu maksud yang hadir kemudian dalam perjanjian. Perjanjian di adalkan bukan untuk Allah tapi untuk manusia supaya mansuia mengetahui bahwa segala bangsa akan mengenal Allah semunaya hanya karena anugerah Allah. Maka dengan adanya perjanjain ini maka akan membuktikan kepada ansuai bahwa dalam perjanjain Allah selalu menepai janji-Nya karena Dia bukan pendusta.

Perjanjian dengan  Abraham
Dalam Kejadian 15 dan 17 . dasar perjanjain telah ada ada dalam kejadian 12:1-3, ketika Allah memanggil Abraham untuk meninggalkan negerinya, serta berjanji akan mmenjadikannya suatu bangsa yang besar. Dalam pasal 15 sebagai tanggapan atas pertanyaan Abram mengenai pemilikan negeri ayat 8. Sekali lagi bahwa inisiatif Allahlah yang terlihat kedepan. Allah adalah raja yang berdaulat ( 15:18 ; 17:7). Akhirnya perjanjian menjadi kekal ( 17:9) untuk keturunan. Ishak secara khusus di masukkan dalam perjanjian ( 17:21). Yang pertama dari garis keturunan yang panjang , yang akan mengenal allah sebagai Allah bangsa pilihan-Nya dan menjadi umat-nya. Ismael di berkati tetapi tegas tidak diikutsertakan dalam perjanjian ( 17:20). Dalam hal ini Abraham yang memegang perjanjian itu. Maka dalam pembalasan perjanjian ama melakukan sunat itulah tanda perjanjian, yang menjadi jaminan sepanjang waktu atas kebenaran sumpay Yahweh. Penyunatan merupakan semacam lambang dari peraturan yang kelak menjadi tanda bagi janji –janji Allah: baptisan dan Perjamuan Kudus . Sunat menjadi lambang pengudusan hidup, ini mengungkapkan keinginan Allah untuk bersekutu denagn umat perjanjian-Nya. Walaupun perjanjian tidak bersyarat , tetapi dalam arti bahwa Allah tak akan pernah melupakan janji-janji-Nya dan membiarkan diri-nya tanpa saksi yaitu menanggapi denan iman. Maka berkesinambungan berkat- berkat janji –janji bagi setiap individu beragntung dengan  iman. Berpegang pada perjanjain maka akan terus menerus hidup dalam anugerah dan hasilnya pasti sempurna, denagn perjanjian maka tanggapan timbal balik antara persekutuan Allah dengan manusia. Unsur- unsur  yang bersyarat atau tidak bersyarat senantoasa memberikan ciri suatu perjanjian.

Perjanjian dengan Musa
Perjanjian akan menjadi dasar yang fundamental bagi bansg Israel , namun berkesinambungan denagn janji –janji Allah yang lebih awal dari semua ( Keluaran 3:15). Bahwa Israel memandang pejanjian itu sebagai dasar kehidupan beragama dan sosial. Suatu jenis perjanjian dari bentuk perjanjian yang sekuler ; Allah berdiri di tempat raja sebahgai pemerintah tasa bangsa Israel, raja yang berdaulat . Keunikan ialah menempatkan nilai- nilai moral dan rohani atas pertimbangan politis dan ekonomis. Bangsa Israel di pilih oleh Yang Mahakuasa karena di lepaskan dari perbudakan Mesir ( Keluaran 19:4). Motifnya kemudian dinyatakan sebagai kasih Allah kepada bangsa pilihan-Nya. Perjanjian terjadi karena Allah mengingat akan para leluhur ( keluaran 2:24). Tujuan Allah untuk mengeluarkan dari perbudakan di Mesir supaya beribadah kepada Allah dalam kesucian dan kebenaran . Walaupun dalam  fakta yang sejajar menganjurkan hubungan yang fundamental penguasa- jajahan untuk Allah dan umat-Nya. Berpegang pada perjanjian ketaatan Israel pada inisiatif Allah ( keluaran 19:4-5). Perjanjian diadakan dan di berlakukan atas dasar ketetapan Allah (sang penguasa). Bahwa mereka adalah umat Allah , milik pribadi Allah maka di dorong untk mencerminkan ketaatan mereka . Ketaatan membawa pada janji- janji Allah. Pada zaman raja –raja bagsa tergantung pada kesetiaan pada pemimpin. Jika raja taat dan dan setia dan mejauhi segala dosa maka berkat ada, tapi jika ada dosa maka kutuk yang di dapat tapi Allah maka kasih dan setia maka jika perjanjian. [12]

Perjanjian dengan Daud :
Sejajar denagn ancaman terhadap Israel dalam sejarah pengulangan itu adalah janji kepada Daud. Jika demikian Allah mengambil kembali janji-janji –Nya dan mengulanginya. Allah tidak hanya menginginkan membicarakan berkat tambahan. Janji kepada Daud yang difirmankan melalui Nabi Natan terdapat dalam 11 Samuel ( 7:12-17). Kata perjanjian itu awal dari inisiatf Allah , jadi Allah mengatakan bahwa Ia akan mengambil kerajaan Daud bagi diri-Nya sendiri dan menjadikan kepunyaan-Nyauntuk menjamin keabadian-Nya ( 2 Samuel 7:16). Sama halnya denagn keturunan Daud agar tetap dudk ditas tahta ( Mazmur 132:12). Perjanjian Daud menonjolkan seorang penguasa kekal di petik dari Mazmur ( 2:7). Dalam Perjanjian lama  bahwa ada seorang yang akan menyatakan keadilan dan menjadi terang untuk bangsa – bangsa yaitu Mesias dan dalam Perajanjian baru di genapi ini merupakan perjanjain antara Allah denagn uma-Nya yang telah di genapi.  Sifat dari dasar perjanjian terjadi jika waktunya. Banyak bukti kenyataan perjan jian mengambil bentuk yang beraneka ragam dalam perkembangan sejarah. Jika ingin bersikap alkitabiah dalam pengertian mengenai perjanjain , harus mengetahui sifat yang historis.

Menurut Arkeologi mengenai Keluaran 19-24 menyangkut persamaan bentuk antara perjanjian yang di sebut perjanjian k zaman kuno. Penelitian para arkeolog menghasilan beberapa perjanjain kekuasaan antara raja –raja besar denagn raja kecil yang tnduk kepada yang besar.  Dari penelitian perjanjian berasal adri arsip istana Het, yang di tulis abad ke 14 sampai ke 13sM. Perjanjian terutama bersifat militer dan menetukan syarat- syarat hubungan antara kerajaan Het dengan kerajaan kecil yang bersekutudenagn mereka.

Implikasi – Impilkasi Teologis dari Perjanjian
Dalam agama keduabelas suku secara khusu ada 3 hal penting yaitu : Tabut perjanjian , Kitab Perjanjian dan hari –hari perjanjian Raya keagamaan :

Tabut Perjanjian
Tabut perjanjian merupakan pusat persekutuan ibadah keduabelas suku kepada Tuhan . Masa pertama di tanah kanaan Tabut Perjajian di simpan di Gilgal ( Yosua 4:15-24). Kemudian di tempatkan di Betel ( Hakim 20:27). Pada mas aSamuel masih remaja di tempatkan di Silo ( 1 Samuel 3:3). Bagi bansga Israel percaya bahwa Tabut Perjanian mempunyai kekuatan karena secara khusus di hubungkan denagn Tuhan . Pada masa peperangan Tabut di bawa mendahului tentara agar mendorong untuk berpegang kepada Allah ( 1 Samuel 4:5-9). Bagi orang Israel rupanaya mempunyai sutu bentuk upacara dimana pun para pemimpin bertanay kepada Tuhan, yang kehadiran-Nya di lambangkan oleh Tabut Perjanjain . Allah berkenan menyertai dalam perang atau tidak . Dalam hubungan dengan perjanjian dengan Tabut Perjanjain yaitu Yahweh Sabaot atau Tuhan para Tentara, yang mengingatkan orang – orang Israel bahwa Allah adalah pemimpin di dalam peperangan ( 1 Samuel 4:4).

Kitab Perjanjian
Ketika orang Israel menetap di Palestina bangsa Israel memulai suatu cara hidup baru, tidak lagi mengembara melainkan menetap sebagai petani-petani. Bnagsa Israel melihat orang Kanaan menyembah dewa-dewa kesuburan dan menuruti aturan serta kebiasaan yang sesuai bagi suatu masyarakat pertanian. Tetap menyembah Tuhan tapi secara alamiah juga meniru orang Kanaan  . Para pemimpin Israel memenuhi kebutuhan dengan memperkenalkan perintah – perintah dalam Keluaran 20:22-23 : 33 . Dalam pasal inilah si sebut Kitab Perjanjian . Beberapa hukum yang terdapat dalam KItab Perjanjain yaitu memberi petunjuk bagaimana manusia harus bersikap dalam situasi yang beraneka ragam tetapi para pemimpin juga mengambil alih gagasan yang dikandung oleh hukum –hukum dari kitab perundang –undangan bangsa lain. Dalam Kitab Perjanjian terdapat pula hukum lain yang bentunya hampir sama dengan Dasa Titah. Kitab perjanjian dengan jelas menegaskan bahwa orang Israel harus melayani Allah saja dan tidak boleh meyembah dewa-dewi knaan ( Kel 22:20; 23:13). Ada hukum memperingatkan orang Israel agar tidak menuruti kebiasaan – kebiasaan orang Kanaan dalam ibadah terhadap Allah ( Keluaran 22:18). Misalnya perintah tentang caranya mendirikan Medzbah yang di buat dari batu yang di pahat , atau mempunyai tangga batu yang di pakai imam untuk naik menghampiri mezbah . Bentuk –bentuk mezbah Kanaan tidak boleh di tiru oleh orang Israel untuk mebah bagi Tuhan. Hukum –hukum yang lain dari kItab Perjanjian itu menanamkan perasaan tanggung jawab terhadap manusia sesama mansuai yang memerlukan . [13]

Tidak dapat di sangkal bahwa tradisi perjanjian antara ketuhanan dan para leluhur itu merupakan unsur penting dalam warisan Israel kuno dari zaman pra –Musa. Seluruh perjanjian Lama merupakan sebuah dokumen , dengan demikian Ia mengakui kekuasaan yang sudah menjadi sifatnya. Jika hubungan dari manusia itu di ubah tapi dari Allah tidak pernah berubah.Pokok perjanjian Allah itu menggunakan convenant sehingag tidak pernah berubah karena dIa tidak pernah berdusat sedangkan denagn mansuia itu promise karen mansuia itu terbatas sehingga bisa dapat berubah. Jadi pokok Dalam Perjanjian Lama : hubungan Allah dengan Israel berdasarkan perjanjian. Dalam kitab Samuel 1-11 Samuel berasal dari sekitar akhir pemerintahan Raja Daud.sedangkan dalam kitab Hakim-Hakim dan Raja –raja, penyusunan di pengaruhi oleh pandanagn profetik mngenai sejarah. Bentuk bahan cerita sedemikian rupa untuk menekankan peranan Samuel dan Natan dalam kaitan dengan Saul dan Daud. Dengan demikian , ia memperlihatkan bahwa raja-raja Israel harus tetap peka terhadap seruan para nabi yang menafsirkan perjanjian Allah bagi bangsa Israel.






[1]L.Thomas , Kitab- kitab Sejarah ,Malang : Gandum Mas 1992 , hal 62
[2]David M. Howard , Kitab-Kitab Sejarah Dalam PL, Malang : Gandum Mas 2009, hal 181-182
[3]Andrew Hill, Survey Perjanjian Lama , Malang : Gandum mas 2013 , 262
[4]Andrew , Survey Perjanjian Lama, Malang : Gandum Mas, hal 264
[5]A.Simanjutak, Tafsiran Alkitab Masa Kini 1 , Jakarta: Yayasan Bina Kasih , hal 510
[6]Ibid 285
[7]David ,M. Howard, Kitab-kitab sejarah dalam PL , Malang : Gandum Mas, 180
[8]  Dianne Bergan dan Robert , Tafsir Perjanjian Lama , Yogyakarta: Kanisius , 2002 , hal 537
[9]Robert Davidson, Alkitab Berbicara ,Jakarta : BPK. Gunung Mulia, 2001, hl 56-57
[10]James L. Garlow, The Covenant ,  Batam : Gospel Press, 2004, hal 34-43
[11]Wiiliam , Tema-tema  Dalam Teologi Perjanjian Lama , Malang : Gandum Mas 100
[12]Ibid , Tema Teologi PL ,  Jakarta : BPK Gunung Mulia ,hal 95-100
[13]DavidF.Hinson, Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab , Jakarta : BPK : Gunung Mulia , 1990 , hal 105-106

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter