Makalah Kepemimpinan Kristen 2020

Post a Comment


MAKALAH
PENGARUH KEPEMIMPINAN GEMBALA TERHADAP PERTUMBUHAN ROHANI JEMAAT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :
Kepemimpinan Kristen II

PROGRAM SARJANA TEOLOGI (S.Th)

DosenPengampu:
Steven Pandir Manurung, M.Th

Oleh:

Andreta Yohana Sihombing
183.ST.11.17

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI TABERNAKEL INDONESIA
(STTIA)


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Dimasa sekarang ini banyak terdapat orang Kristen yang kerohaniannya merosot, dikarenakan pada zaman yang penuh kesempatan belum pernah ada selama ini dan sumber daya yang melimpah, terdapat pula dimana gereja yang sungguh-sungguh pada akhirnya kehilangan pengaruh yang disebabkan karena kurangnya pemimpin yang memiliki kepemimpinan yang kuat, tidak dapat memberikan  pengaruh atau tidak dapat menciptakan perubahan bagi setiap anggota jemaatnya.

Maka dari itu, dalam sebuah gereja sangatlah penting untuk memiliki seorang pemimipin yang nantinya mampu memberikan atau menciptakan perubahan yang akan mengarahkan sebuah gereja itu kearah yang lebih baik. Dalam realitasnya seorang pemimpin yang memiliki gaya hidup yang dapat diteladani yaitu dengan memiliki karakter yang baik, Visi dan Misi yang baik, menjadi seorang pemimpin yang benar, rendah hati, berintegritas, tidak sombong, punya komitmen terhadap Kristus atau patuh secara mutlak  kepada Tuhan, serta memiliki tujuan yang pasti.

Seorang pemimpin itu harus siap untuk melakukan apa saja yang diperlukan oleh jemaatnya. Sehingga apa yang menjadi tujuan awal dari seorang pemimpin itu dapat ia capai dengan hasil yang baik dan dengan bertumbuhnya kerohanian jemaat dan mereka pun akan mengerti apa yang dimaksudkan dengan pertumbuhan rohani dan akan menjadi prioritas utama dalam kehidupan mereka.[1]
2. Rumusan masalah
  • Bagaimana pengaruh  kepemimpinan gembala terhadap pertumbuhan rohani jemaat
  • Apakah seorang pemimpin itu harus memiliki Visi dan Misi?
  • Bagaimana jemaat menjadikan pertumbuhan rohani menjadi prioritas yang utama dalam kehidupan mereka?

3. Tujuan
  • Dapat mengetahui pengaruh apa saja yang diberikan seorang pemimpin dalam meningkatkan tingkat kerohanian jemaatnya
  • Dapat mengetahui bagaimana cara sorang pemimpin itu dapat meberikan pengaruh pada jemaatnya
  • Dapat mengetahui apakah Visi dan Misi itu sangat penting bagi seorang pemimipin
  • Dapat mengetahui apakah gereja itu membutuhkan pemimpin gereja yang takut Tuhan .


BAB II
LANDASAN TEORI
1. Definisi Pemimpin
Seorang pemimpin sangat diperlukan oleh setiap bangsa, organisasi, institusi bisnis. Seorang pemimpin sangat dibutuhkan dalam keadaan yang krisis dibandingkan pada saat-saat normal. Seorang pemimpin pun harus memiliki kemampuan dalam menangani kerumitan dari setiap permasalahan yang ada berdasarkan integritas. Integritas dari seorang pemimpin dapat terlihat pada saat pemimpin menyelesaikan kerumitan persoalan dalam organisasi atau perusahaan dan lain sebagainya yang terdapat keunikan dan kerumitan yang berbeda.  Kepemimpinan merupakan suatu perilaku individu yang mengarahkan aktivitas kelompok untuk dapat mencapai sasaran bersama.[2]

2. Kriteria Pemimpin
Salah satu kriteria pemimpin adalah memiliki gaya kepemimpinan yang lahir dari keunikan pribadi dari seorang pemimpin yang memiliki karisma dari Tuhan. Berikut ini adalah beberapa gaya kepemimpin, antara lain, sebagai berikut:
  1. Direktif merupakan gaya kepemimpinan direktif mempunyai kecenderungan otoriter. Seperti kepemimipinan dalam angkatan bersenjata atau militer. Seorang pemimpin pastoral hendaknya menghindari diri dari gaya hidup kepemimpinan derektif karena jemaat merupakan anggota tubuh Kristus, dan kristus adalah kepala gereja. Karena apabila pemimpin pastoral menyakiti jemaat dengan sikap otoriter, maka Kristus juga turut merasakannya.
  2. Otoritas adalah suatu bentuk pemerintahan yang kekuasaan politiknya dipegang oleh satu orang, bertindak sendiri dan mengambil keputusan sendiri. Pemimpin pastoral diharapkan untuk tidak mengikuti gaya kepemimpinan otokrasi dalam menggembalakan jemaat, karena dalam kepemimpinan ini lebih mengarah pada kerja keras yang dilandasi dengan paksaan. Seperti yang diketahui bahwa Tuhan Yesus tidak pernah memkasakan jemaat untuk melakukan kehendak-Nya.
  3. Autocratic-Bureaucraticmerupakan kepemimpinan yang kekuasaannya yang absolut atas karyawan atau timnya. Kepemimpinan ini merupakan kepemimpinan dalam kelompok-kelompok Kristen dan oranganisasi-organisasi Kristen yang ekstrim dan fundamental. Pemimpin pastoral tidak dianjurkan untuk dapat mengikuti gaya hidup kepemimpinan ini karena kepemimpinan dengan gaya ini tidak memberikan ruang kritik, perbedaan pendapat, usul atau saran.
  4. Transaksional merupakan kepemimpinan yang kaku dan transaksional dangat kuat dalam memberi pengarahan, akan tetapi tidak dapat memberikn ruang bagi diskusi. Sehingga memetikan kreativitas bawahannya. Maka dari itu diharapkan agar pemimpin pastoral tidak mengikuti gaya kepamimpinan ini karena seorang pemimpin itu selalu mengedepankan kasih dan belas kasihan.[3]

3. Sifat seorang pemimpin
Seorang pemimpin harus memiliki sifat yang harmonis, kesabaran, persahabatan. Dengan adanya sifat-sifat seperti itu, akan membantu seorang pemimpin dalam memimpin bawahannya untuk dapat bertumbuh dan menjadi lebih baik lagi.
  • Harmonis: Seorang pemimpin harsulah memiliki sifat yang harmonis agar menghindari ketegangan-kategangan dalam keadaan yang sulit.
  • Kesabaran: Untuk dapat menjadi seorang pemimpin yang baik maka haruslah memiliki sifat sabar yang besar dan tangguh yang membawa banyak manfaat. Seorang pemimpin yang tidak sabar dan tidak mampu untuk menguasi diri pasti akan menemui banyak kesulitan yang berbahaya dalam kepemimpinannya. Untuk dapat memperolehnya, membutuhkan proses yang lumayan lama.
  • Persahabatan: Seorang pemimpin yang baik adalah seorang pemimpin yang memiliki kemampuan yang besar untuk bersahabat. Dimana ia mampu mengasihi orang yang bergaul dengan dia.[4] Kasih merupkan suatu hal yang menyusun persahabatan.

4. Definisi pertumbuhan rohani
Di zaman sekarang ini banyak orang-orang yang mengabaikan nilai-nilai keagamaan terutama dalam hal kerohaniannya. Karena masih banyak orang yang belum mengerti dengan apa yang disebut dengan pertumbuhan rohani sehingga pertumbuhan rohani selalu di nomor duakan dan tidak menjadi prioritas bagi orang Kristen.
Seorang gembala dalam kepemimpinannya ia pasti menginginkan agar jemaatnya dapat bertumbuh rohaninya, namun dalam proses pertumbuhan rohani itu bukanlah suatu hal yang mudah untuk dapat dilakukan, kerena dalam semuanya itu pasti terdapat hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pertumbuhan. Sehingga dalam pertumbuhan kerohanian jemaat memerlukan proses yang lumayan lama untuk bisa mencapai sesuai yang diinginkan oleh gembala. Berikut ini ada beberapa hambatan yangterjadi dalam proses pertumbuhan kerohanian jemaat, ialah sebagai berikut:

5. Pertumbuhan yang terhambat
Pertumbuhan yang terhambat adalah persekutuan yang tidak berdasarkan konteks persekutuan Kristen, yang tidak membuka hatinya bagi sesama Kristen. Seperti jemaat di korintus yang tidak membuka hatinya bagi Paulus, diamana ia tidak lagi diterima baik oleh jemaat di korintus seperti sebelumnya. Dalam hal ini prinsip yang digambarkan oleh Paulus dalam Efesus 4  telah berhenti bekerja dan berada dalam situasi yang kritis dan mengakibatkan persekutuan tertutup sehingga pertumbuhan rohani berhenti sehingga cahaya anugerah dan kasih tidak terlihat.  Hati yang tertutup merupakan penyebab utama dari berhentinya pertumbuhan rohani. Karena hal tersebut sama saja dengan kita menutup hati kita terhadap Allah, menolak anugerah-Nya  yang menghasilkan buah dalam hati setiap pribadi, agar dapat bermurah hati kepada sesama kita.  Karena hanya dengan hati yang terbuka saja yang dapat mengembangkankan pertumbuhan rohani yang natural dan sejati.[5]

6. Hambatan-hambatan yang dihadapi orang Kristen
Dalam kehidupan orang Kristen pasti terdapat banyak sekali hambatan-hambatan yang dialami seperti dalam Yohanes 14:15 berkata “jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahku”. Hal tersebut sangatlah penting untuk dapat diketahui agar kita dapat mengetahui apa yang boleh dan yang tidak boleh untuk dilakukan. Namun ketika telah diketahui kedua hal tersebut pun sangatlah sulit bagi untuk dapat melakukannnya. Karena setiap manusia yang dilahirkan memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa. Masing-masing dari setiap orang mewarisi sifat-sifat rohani yang tidak sempurna dan membuat orang-orang mudah untuk berbuat dosa. Sehingga menghambat pertumbuhan rohani dari setiap orang Kristen.
Berikut ini adalah beberapa hambatan yang dapat menyesatkan orang Kristen, yaitu:
  • Seks bebas
  • Pemanfaatan waktu yang salah
  • Materialisme
  • Kesombongan
  • Dosa
  • Hilang semangat dan depresi
  • Tekanan dari keluarga dan kawan-kawan
  • Kepahitan hati dan tidak mau mengampuni[6]


BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Kepemimpinan Gembala
Kepemimpinan merupakan suatu hal yang dapat memberikan pengaruh, baik itu pengaruhi yang positif maupun yang negatife. Apabila pemimpin itu memberikan pengaruh yang baik dan pengaruh yang ia berikan semakin mendalam kepada bawahannya atau orang-orang disekitarnya maka pemimpin itu adalah seorang pemimpin yang hebat. Seperti seorang guru yang dapat memberikan pengaruh yang baik bagi anak didiknya.

Seorang pemimpin harus mampu untuk membawa pengikutnya menuju ke tempat yang seharusnya, yaitu mampu untuk menuju perubahan. Pengikutnyapun harus mau tunduk dan mau merubah pemikiran mereka atau sikap mereka. Karena dengan begitu akan mempermudah kepemimpinan dalam suatu organisasi tersebut. Namun sebelum pemimpin itu mengajak pengikutnya berubah, pemimpin itu harus terlebih dahulu menjadi pelaku perubahan. Maka dari itu, dalam hal ini bukan hanya pengikutnya saja yang dituntut berubah tetapi pemimpinnya pun ditutut untuk berubah terlebih dahulu agar dapat memberikan contoh teladan bagi para pengikutnya. Sehingga pemimpin dapat memberikan pengaruh terhadap pengikutnya.[7]

2. Menjadi teladan
Dizaman milenial banyak jemaat tidak lagi menyukai seorang pemimpin yang keras, tegas dan disiplin, karena mereka lebih memilih untuk hidup enak, bebas dari aturan-aturan, sehingga mereka boleh seenaknya mereka untuk melakukan atau berbuat sesuatu yang dianggap mereka benar dan menyenangkan.

Namun, tanpa disadari pemimpin yang keras, tegas dan disiplin itulah seorang pemimpin yang baik, yang dipakai oleh Allah untuk menciptakan pembaharuan dalam kehidupan umat-Nya. Dalam Alkitab, salah satu tokoh yang menonjol dimana ia dapat memberikan teladan yang baik dengan kewibawaannya, ialah Nehemia. Dalam kepemimpinannya ia berhasil menciptaan  perubahan berdasarkan kualitas dari karakternya sendiri.

Dengan demikian sebagai seorang gembala dalam kepemimpinannya untuk memimpin jemaatnya haruslah memberikan yang terbaik bagi para jemaatnya, mampu memberi pengaruh yang baik dan dapat menjadi teladan bagi para jemaat yang dipimpinnya.

3. Karakternya
Nehemia memiliki jiwa kepemimpinan yang sungguh sangat baik, ia menunjukkan keberaniannya dalam menghadapi bahaya yang besar, ia menunjukkan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap kesejahteraan bangsanya, ia memiliki pandangan ke depan yang tajam. Namun, dalam tindakan-tindakannya itu terdapat kehati-hatian. Nehemia adalah seorang yang tegas, ia memiliki rasa empati yang tinggi, ia tidak memiliki sifat yang memihak dan ia juga adalah seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab yang baik, dimana ia akan melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya dengan baik walau terdapat banyak kesulitan yang harus ia hadapi. Sehingga ia bisa mempertahankan kepercayaan penuh oleh para pengikutnya.[8]Begitupula dengan Paulus, dimana ia memberikan contoh teladan yang baik dan memiliki daya tarik  yang tidak berasal dari penampilan luarnya melainkan dari dalam dirinya, yaitu karakter, sikap, dan kepribadiannya.[9]

Maka dari itu, seorang pemimpin gereja haruslah memberikan contoh teladan berdasarkan karakter dan kepribadiannya yang baik dalam memimpin gereja, agar ia juga harus memberikan pengaruh bagi jemaat yang dipimpinya itu dan dapat mempertahankan kepercayaan yang diberikan oleh jemaat.

4. Kerohaniannya
Kerohanian seorang pemimpin dapat digambarkan seperti kerohanian dari Nehemia yang merupakan salah satu pemimpin dari bangsa Israel. Nehemia adalah seorang yang suka berdoa, dalam kehidupannya ia penuhi dengan berdoa kepada Allah, ia terus membangun relasi yang baik dengan Allah. Sehingga doa sudah menjadi suatu kebutuhan bagi dirinya dan sesuatu hal yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupannya sehari-hari (Neh. 1:4, 6; 2:4; 4:4, 9; 5:19; 6:14; 13:14, 22, 29). Dalam menghadapi musuhpun ia tidak membiarkan mereka untuk dapat mengalihkan perhatiannya dari tugas utamanya yaitu berdoa. Namun dibalik itu semua ia juga tetap berjaga-jaga dan penuh dengan kewaspadaan (Neh. 4:16) yang dimana ia memerintahkan para anak buahnya untuk memegang tombak,  Perisai dan panah, mengenakan baju zira dan para pemimpin berdiri di belakang kaum Yehuda. Akan tetapi yang terpenting dari semuanya itu adalah ia memiliki iman yang teguh kepada Allah (Neh. 4:20). Sehingga, ia mempu untuk mengalahkan musuh-musuhnya atas penyertaan dari Allah.[10]

Dengan demikian, para pemimpin gereja haruslah memiliki hubungan atau relasi yang baik dengan Allah serta memiliki iman yang teguh kepada Allah, agar apapun yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Karena banyak juga gereja-gereja yang sudah memiliki perencanaan kedepannya namun banyak sekali kendala-kendala yang harus dihadapi, tetapi ketika seorang pemimpin dan para jemaat itu memiliki iman yang teguh kepada Allah. Maka perencanaan yang sudah disusun pasti akan terlaksana.

5. Mempengaruhi bawahannya 
Menjadi seorang pemimpin bukan suatu hal yang mudah untuk itu perlu adanya ketetapan dan komitmen dari diri sendiri untuk dapat menjadi yang baik. Dalam hal ini dapat mengambil contoh Alkitab yaitu Paulus, seperti yang diketahui bahwa Paulus ini adalah seorang pemibimbing rohani yang dimana dia berkata bahwa jemaat Tuhan perlu untuk meniru dirinya. Hal itu bukan sesuatu hal yang menunjukkan bahwa dia adalah orang yang sempura sehingga umat Allah harus mengikuti dia. Paulus berkata demikian karena dia mau berusaha untuk dapat menjadi teladan yang mampu untuk memberikan pengaruh positif bagi jemaat Tuhan, karena dia sudah lebih dahulu mengalami pergumulan pertumbuhan terlebih dulu dari orang-orang yang dibimbingnya.[11

6. Komunikasi yang baik 
Banyak pemimpin sekarang ini memiliki kemampuan berbicara yang baik,namun apa yang mereka katakan tidak dapat mereka pertanggung jawabkan. namun untuk menjadi seorang pemimpin yang baik dan dapat menciptakan perubahan adalah seorang pemimpin yang memiliki integritas, dalam setiap perkataan yang ia lontarkan ia harus mampu untuk dapat mempertanggung jawabkan. Kemampuan berbicara didepan umum adalah salah satu kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin gereja, dimana ia harus memberitakan Firman Allah kepada jemaatnya. Dengan adanya kemampuan berbicara yang baik, maka akan meciptakan komunikasih yang baik juga anatara gembala dan jemaatnya. Hal tersebut merupakan modal untuk dapat memberikan pengaruh dan menambahkan keyakinan terhadap jemaatnya.

7. Cara Kepemimpinan Gembala untuk pertumbuhan Jemaat
Seorang pemimpin pastilah menginginkan perkembangan atau perubahan dalam organisasi yang dipimpinnya. Dalam hal ini, pertumbuhan gereja yang mencakup keseluruhan bidang kehidupan anggota jemaat sangatlah penting bagi gembala. Karena hal tersebut merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapainya dan dengan tercapainya pertumbuhan dalam jemaat dapat menggambarkan bahwa seorang gembala itu berhasil dalam hal memipin jemaat-jemaatnya kearah yang lebih baik lagi.

8.  Seorang pemimpin harus memiliki Visi dan Mis
Dalam sebuah gereja sering ditemukan visi dan misi dari gereja, dengan adanya kedua hal tersebut gereja mampu untuk meningkatkan apa yang sudah ditetapkan sejak awal. Sebelum lanjut menjelaskan mengenai Visi dan Misi dari gereja terlebih dahlu untuk dapat mengetahui apa yang dimaksudkan dengan Visi dan Misi itu sendiri. Visi dalam bahasa Inggrisnya adalah Vision  yang artinya adalah melihat, memandang kedepan dalam hal ini Visi dapat sisimpulkan bahwa dapat melihat atau memandang apa yang harus dicapai kedepannya. Sedangkan Misi dalam bahasa Inggri adalah Mission yang artinya cara atau langkah, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bagaimana cara gereja atau pemimpin gereja untuk dapat mencapai tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya agar dapat terlaksana dengan baik sehingga gereja tersebut boleh berkembang terlebih dalam tingkat kerohanian dari jemaat. Berikut ini akan ada beberapa hal yang menyankut mengenai tercapainya tujuan.

Tercapainya tujuan
  • Agar tercapainya tujuan seorang pemimpin dalam membangun pertumbuhan jemaat  tersebut didasarkan pada kepemimpinan  dari seorang pemimpin itu sendiri. Sehingga seorang pemimpin haruslah memiliki integritas pribadi yang baik. Integritas seorang pemimpin itu berawal dari kualitas spiritual, psikologis dan akuntabilitas. Dari beberapa hal tersebut dapat dikatakan bahwa pertumbuhan gereja sangat berpegang erat dengan kepemimpinan yang berintegritas.
  • Pertumbuhan jemaat setidaknya memiliki empat dimensi pertumbuhan internal dalam kehidupan setiap jemaat, yang diakibatkan oleh kepemimpinan seorang pemimpn yang berintegritas, yaitu:
  • Spiritual jemaat: merupakan pertumbuhan manusia rohani jemaat yang disebabkan oleh pengenalan mereka akan Kristus yang semakin mendalam. Perlu untuk diketahui bahwa pertumbuhan spiritual jemaat itu merupakan sesuatu hal yang sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kedewasaan spiritual dari kepemimpinan pastoral.
  • Psikologis jemaat: Pertumbuhan ini tidak dapat tercapai secara baik dan maksimal apabila keadaan jiwa jemaat tidak dalam keadaan sehat. Karena keadaan jiwa yang sehat itu menandakan bahwa jiwa mereka haus dan lapar. Dengan demikian mereka dapat mencari kebanaran atau mencari Allah dengan cara yang benar serta mereka dapat memiliki jiwa yang selalu sehat.
  • Kualitas jemaat: Pertumbuhan jemaat yang dapat dilihat dari awal mulainya seorang itu lahir dari Roh Kudus. Karena tanpa lahir baru orang yang yang datang ke gereja tidak akan mengalami pertumbuhan rohani. Orang-orang yang pergi ke gereja namun belum mengalami kelahiran baru, mereka tetap masih berada dalam murka Allah yang masih membutuhkan injil Kristus.
  • Kuantitas jemaat: Pertumbuhan ini terdapat beberapa sebab terjadinya pertumbuhan gereja, yaitu: pertumbuhan biologis yang terjadi dikarenakan jumlah anggota bertambah pada waktu jemaat telah memiliki keluarga dan melahirkan anak, pertumbuhan kolektif terjadi karena kepala suku bertobat sehingga semua pengikutnya masuk ke dalam gereja, pertumbuhan urbanisasi terjadi dikarenakan orang-orang percaya dari satu daerah berpindah ke daerah lain, terjadinya pertumbuhan ketidakpuasan dan kekecewaan yang terjadi karena anggota gereja di tempat mereka yang baru.[12]

9. Tercapainya suatu perubahan positif
Keberhasilan seorang pemimpin atau gembala tidak dapat diukur dari seberapa banyak persembahan yang ia dapatkan, banyaknya jemaat yang hadir, fasilitas gereja yang megah, atau banyaknya aktivitas atau kegiatan gereja. Tapi, keberhasilan seorang pemimpin atau gemabala dapat secara objektif berdasarkan keintegritasannya pemimpin itu sendiri, dengan kepemimpinannya yang benar-benar memberikan hasil yang baik, berdasarkan kejujurannya, kesalehannya, kerendahhatian,kepribadian yang utuh, dan konsistensi pada norma-norma etika dari kepemimpinan Kristen. Namun semuanya itu tidak akan dapat terlaksana dengan baik jika tidak berdasarkan kehendak Tuhan. Sehingga dapat simpulkan bahwa keberhasilan seorang pemimpin adalah berdasarkan hubungannya dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan jemaat, dengan lingkungan lingkungan masyarakat di tempat jemaat berada. Ketika semua hal itu dapat terlaksana dengan baik. Maka apa pun yang ia lakukan akan dibuat berhasil  dan akan memberikan dampak yang signifikan bagi pertumbuhan dan perkembangan jemaat dalam segi kehidupan yang nyata.[13]

BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang mampu memberikan pengaruh kepada bawahannya dengan menjadi teladan, baik itu dalam sifat karakter, tata bahasa dalam berkomunikasi yang baik yang baik kepada bawahannya dan masyarakat sekitar. Begitupula dengan gereja-gereja sekarang ini yang sangat membutuhkan seorang pemimpin gereja yaitu seorang gembala yang mampu menciptakan  perubahan dalam sebuah gereja yang dipimpin oleh seorang gembala dan yang lebih pentingnya lagi adalah dapat menciptakan perubahan kerohanian dari jemaat, karena dijaman milenial ini ada banyak gembala yang tidak lagi menghiraukan perkembangan atau pertumbuhan dari para jemaat. Dengan demikian seorang gembala mempu terlebih dahulu memberikan yang terbaik bagi para jemaatnya, yaitu dengan mengubah sikapnya untuk menjadi lebih baik lagi serta seorang gembala juga haruslah memiliki Visi dan Misi yang bertujuan untuk dapat mengembangkan suatu gereja dan mampu untuk melaksanakan setiap perencanaan atau program yang telah diprogramkan.

2. Saran
Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik dan peduli terhadap pertumbuhan rohani jemaatnya, penulis memberikan saran agar para gembala lebih memperhatikan lagi kerohanian para jemaatnya. Baik itu jemaat yang kerohaniannya semakin menurun untuk dapat ditingkatkan dan untuk para jemaat yang kerohaniannya suah mulai meningkat agar dapat diertahankan. Sehingga gereja dapat berkembang, bukan hanya dari keindahan fisik luarnya saja melainkan dari dalamnya pun kelihatan indah. Sehingga dapat menjadi berkat bagi orang-orang disekitar.



[1]George barna. Leaders on leadership. (Malang: Gandum Mas, 2015)  
[2]Yosafat B. Integritas pemimpin pastoral.(Yogyakarta: ANDI, 2010) hlm 127-128
[3]Yosafat B, Integritas pemimpin pastoral, (Yogyakarta: ANDI,2010) 131-138.
[4] J. Oswald Sanders, Kepemimpinan rohani, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup,2006) 65-71.
[5]Sinclair B. Ferguson. Bertumbuh dalam Anugerah. (Surabaya: Momentum, 2010) hlm 85-95
[6]Kenneth N. Taylor. Tumbuh semakin kuat, (Bandung: Yayasan kalam hidup, 2001) hlm 62-71
[7]George Barna, Leaders On Leadership(Malang:Gandum Mas, 2015) 233-234
[8] J. Oswald Sanders, Kepemimpinan Rohani, (Jawa Barat: Kalam Hidup, 2017) 211-214.
[9]Johny The, menjadi pemimpin yang unggul dengan strategi marketing Paulus, (Yogyakarta:ANDI)
[10]J. Oswald Sanders, Kepemimpinan Rohani, (Jawa Barat: Kalam Hidup, 2017) 211,218.
                                                                   
[11]Berbuah dalam Kristus: Pemuridan Melalui Waktu Teduh (Yayasa Gloria )161
[12]Yosafat B, Integritas pemimipin pastoral, (Yogyakarta: ANDI, 2010) 190-210.
[13]Yosafat B, Integritas pemimpin pastoral,(Yogyakarta: ANDI, 2010) 3-4.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter