Makalah Tentang Alkitab

Post a Comment


Bab I
Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Kekeristenan memandang bahwa Alkitab adalah sebagai Firman Allah yang ditulis atas ilham atau diinpirasikan oleh Allah. Alkitab diilhamkan secara verbal kata demi kata secara lengkap. Alkitab adalah dasar dimana seluruh iman Kristen terletak didalamnya. Apabila pandangan kekeristenan mengenai Alkitab menjadi salah, maka iman Kristenpun akan menjadi salah.

Namun pada masa ini ada berbagai pandangan menurut sudut pandang pemikiran manusia yang dilontarkan terhadap Alkitab, yang kemudian juga dapat mengoyahkan iman dari orang-orang Kristen sendiri karena pandangan-pandangan yang ada ini tidak sesuai dengan dasar iman Kristen yang sesungguhnya. Sehingga tuntutan untuk memperlajari tentang Alkitab menjadi suatu tuntutan yang mutlak. Salah satu pandangan mengenai Alkitab dilontarkan oleh seorang tokoh dari aliran hermeneutika Neo-Ortodoks yang bernama Karl Barth.

Isi dari pandangannya adalah bahwa Alkitab berisiFirman Allah[1], dan bahwa tidak semua keseluruhan dari Alkitab adalah Firman Allah. Pemikiran ini berusaha memisahkan ‘’amanat sejati’’ Tuhan dari ‘’kesalahan-kesalahan dan ketakhayulan-ketakhyulan’’ yang menurut pandangan mereka telah ditambahkan di dalam Alkitab oleh para penulis Alkitab.[2]

Karl Barth juga menolak semua wahyu umum dan berpegang pada satu-satunya wahyu Allah yang benar yaitu Kristus sendiri. Pandangan ini menyatakan bahwa Allah tidak memperlengkapi ciptaan-Nya dengan kebenaran (wahyu umum), dan Allah juga tidak memberikan suatu kebenaran lewat tulisan-tulisan para nabi (peryataan khusus),

Para pemikir dari aliran Neo-Ortodoks ini menyatakan bahwa tidak pantas bagi Allah untuk menyampaikan Kristus yang trasenden melalui cara yang rendah, seperti tulisan-tulisan manusia yang kemudian dicetak. Jadi golongan ini ingin menyatakan bahwa, Alkitab hanya mengandung kesaksian mengenai Kristus, Alkitab tidak benar-benar merupakan perkataan-perkataan Kristus.

Ia memegang keyakinan bahwa Allah berbicara kepada seseorang secara pribadi saat orang tersebut membaca Alkitab. Peryataan ini membawa kepada suatu pemahaman bahwa Alkitab menjadi Firman Allah bagi pembacanya. Sebagai tambahan, para tokoh dari neo-Ortodoks berkata bahwa Alkitab itu baru diilhamkan, apabila ia berbicara kepada seseorang secara pribadi (mistis), bagaimana caranya Alkitab berbicara kepada seoseorang, juga menentukan apakah ia diilhamkan atau tidak. Sehingga pemahaman kebenaran yang ada diletakkan di atas dasar yang subyekitif atau hanya menurut kebenaran dari sang pembaca dan bukan dari Allah dan membuat Alkitab tidak memiliki wewenang atau kekuasaan yang nyata dalam kehidupan manusia[3].

Golongan ini juga menolak pentingnya berpegang kepada kemutlakan sejarah Alkitab. sehingga kepentingan mereka hanya terletak pada pengalaman pribadi yang otentik tentang kristus dan yang bersifat mistis daripada dalam kata-kata Alkitab.

2. Rumusan Masalah
  • Apa pengertian dari Alkitab ?
  • Apakah yang dimaksud dengan Firman Allah ?
  • Apakah Alkitab berisi  Firman Allah atau Alkitab adalah Firman Allah?

3. Tujuan Penulisan
  • Mengetahui tentang Alkitab
  • Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Firman Allah
  • Menjelaskan Alkitab adalah Firman Allah dan bukan berisi  Firman Allah

Bab II
Pembahasan
1. Alkitab

Istilah Alkitab

Jika ditelusuri maka istilah ‘’Alkitab’’ sendiri tidak akan ditemukan di dalam Alkitab. istilah ini tidak terdapat dalam bahasa asli dan Alkitab maupun dalam terjemahan-terjemahannya.

Alkitab dalam bahasa inggrisnya adalah ‘’bible’’ yang berasal dari kata Yunani ‘’bibilon’’ yang berarti ‘’kitab’’ atau ‘’gulungan’’[4]. Sebelum kertas ditemukan, orang-orang zaman purba menggunakan batang tanaman yang disebut dengan papyrus. Batang papyrus ini dikeringkan, diiris tipis-tipis, dan kemudian dianyam menjadi satu, sehingga orang-orang pada zaman itu menggunakan papyrus tersebut untuk menuliskan pesan-pesan dan dokumen-dokumen mereka. Lapisan kulit dalam dari papyrus itu kemudian menghasilkan kata paper, yaitu kata yang selanjutnya dipakai untuk ‘kertas’.

Kemudian lama-kelamaan istilah biblos ini juga mengandung arti ‘’buku’’, karena dari bahan papyrus inilah yang digunakan untuk menjadi bahan menulis buku. Bibliaadalah bentuk jamk dari biblos, yang artinya ‘’buku-buku kecil’’. Dalam abad-abad yang terkemudian kata biblia dipakai untuk menerjemahkan Alkitab yang pada waktu itu dipahami sebagai kumpulan kitab-kitab suci sebagai ‘’buku-buku kecil.’’[5]


Bagian Alkitab
Sebetulnya kitab-kitab dalam naskah kuno belum dibagi dalam pembagian pasal-pasal atau ayat-ayat seperti saat ini. pembagian dalam pasal-pasal dilakukan pada tahun 1226 oleh Archbishop dari Centerbury, Stephen Langdon, yang semula telah dipikirkan oleh Kardinal Sancto. Pembagian pasal seperti sekarang ini berjumlah 1189 pasal, terdiri dari 929 pasal dalam Perjanjian Lama dan 260 pasal dalam Perjanjian Baru. Pembagian ayat-ayat yang ada di dalam

Alkitab dilakukan oleh Sri Robert Steven dan yang kemudian docetak oleh ‘’Genewa Bible’’ pada tahun 1560 dan menjadi Alkitab pertama yang memakai ayat-ayat didalamnya. Sedangkan pembagian Alkitab menurut kitab-kitabnya terdiri dari 66 kitab yang ditulis oleh orang-orang yang berbeda dalam periode kira-kira 2.000 tahun. Terdiri dari dua bagian besar, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama terdiri dari 39 buku yang ditulis dalam bahasa Ibrani, ditulis kira-kira 1500 tahun sebelum Kristus. Perjanjian Lama secara umum dibagi menjadi beberapa bagian, pertama, Pentateukh, yang terdiri atas kitab-kitab yang ditulis oleh Musa. Kedua, kitab-kitab sejarah bangsa Israel sejak penaklukan Kanaan sampai pembuangan ke Babiolonia. Ketiga,kitab-kitab puisi dan himat yang dalam beragam bentuknya berhubungan dengan maslah kebaikan dan kejahatan di dunia ini. keempat,kitab-kitab para nabi yang berisikan peringatan-peringatan terkait konsekuensi jika berpaling dari Allah.


Sedangkan Perjanjian baru terdiri dari 27 kitab, ditulis dalam bahasa Yunani. Empat kitab pertama disebut Injil yang berisi tetang sejarah hidup Yesus, kelahiranNya, kematianNya dan kebangkitanNya. Disusul dengan kitab Para Rasul yang berisikan tentang sejarah terjadinya jemaat Kristen yang berada di daerah Eropa, Asia dan Afrika. Kemudian menyusullah surat-surat,kebanyakan ditulis oleh rasul-rasul dan pembantu-pembantunya, yang berisi keterangan tentang injil Yesus. Alkitab ditutup dengan kitab Wahyu yang ditulis oleh Yohanes, berisikan tentang hal-hal yang akan terjadi dan berisi tentang pemberitaan mengenai Yesus, yang telah datang itu, akan datang kembali kelak.


2. Firman Allah

Etimologi kata Firman
Kata ‘’Firman’’ berasal dari bahasa Ibrani yaitu ‘’davar’’, dalam akar katanya kata ini mengandung arti ‘’hal yang ada di belakang’, menunjuk kepada Tempat Yang Maha Kudus dibait suci. Di dalam bangsa Ibrani, ucapan dari seseorang dianggap dalam pengertian tertentu sebagai pribadinya sendiri yang nyata. Maka ucapan atau Firman Allah dalam Alkitab ialah pernyataan diriNya sendiri, dan kata ini juga menunjuk kepada berita-berita tersendiri yang diberikan kepada.
nabi, atau kepada isi penyataan dalam keseluruhannya. Didalam Alkitab kata ‘’davar’’ dipakai beberapa kali untuk menunjukan komunikasi Allah dengan manusia. kata ‘’davar’’ ini mengungkapkan kuasa yang serupa dengan kuasa Allah yang mengucapkannya (Yesaya 55: 11). Dalam Mazmur 119 kata ini lebih menunjuk kepada Firman Allah yang tertulis.

Sedangkan dalam bahasa Yunani kata ‘’davar’’ini diterjemahkan sebagai ‘’logos’’.Dalam bahasa Yunani kata ‘’logos’’memiliki arti ‘’kata’’, tapi kemudian berkembang dengan berbagai arti. Didalam Filsafat Yunani kata ini diartikan sebagai kekuasaan atau tugas ilahi yang memberi kesatuan, pertalian dan makna pada alam semesta.

Kata ‘’Firman’’ sendiri memiliki pengertian sentral dan dinamis dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Lama firman dapat dikatakan sebagai peryataan kehendak dan maksudNya. Sedangkan dalam Perjanjian Baru berarti pemberitaan Kristen.[6]

Secara sederhana Firman Allah adalah peryataan diri Allah kepada manusia. Allah menyatakan diriNya lewat Firman-firmanNya yang disampaikan kepada para nabi dan juga kepada para rasul-rasul dan orang-orang yang mendapatkan pengilhaman dari Allah kemudian mereka menuliskannya dalam kitab-kitab yang ada, dibawah bimbingan Roh Kudus.

Firman Allah
Dalam beberapa pengertian ada tiga bentuk Firman Allah sendiri, yaitu;
  • Firman Allah yang mewujud
  • Firman Allah yang disaksikan oleh sejarah
  • Firman Allah yang dikabarkan

Firman Allah yang mewujud maksudnya penyataan Firman yang mewujud dalam Kristus pada masa tertentu. Mewujud sebagai persondan merupakan dialog antara Allah dengan manusia. Firman Allah pada masa sekarang tidak lagi diberitakan oleh para nabi, karena Yesus merupakan Firman Allah itu sendiri.

Firman Allah yang disaksikan oleh sejarah adalah Firman Allah yang dituliskan oleh para saksi (penulis kitab-kitab dalam Alkitab). Firman hidup merupakan penyataan Allah kepada umat manusia. Allah menyatakan diri-Nya sebagai Bapa yang sama pada kita dalam Anak yang menjadi daging itu yang tersingkap kepada manusia melalui Roh Kudus. Firman Allah yang mewujud itu sekarang berbentuk Alkitab. Alkitab adalah Firman Allah yang menjadi alat bantu untuk manusia bisa sampai kepada Allah. Firman Allah dalam bentuk Alkitab ini haruslah dikabarkan.

3. Alkitab adalah firman Allah

Penulisan Alkitab

Alkitab ditulis dengan ilham yang diberikan oleh Allah melalui Roh Kudus yang bekerja diantara orang-orang yang dipilih dalam keunikan mereka masing-masing. Sehingga tidaklah aneh jika terjadi perbedaan dalam bentuk-bentuk penulisannya. Terdapat sekitar 40 penulis, dengan 20 pekerjaan, hidup di 10 negara, masa penulisan lebih daripada 1500 tahun, dalam 3 bahasa, dan menghasilkan 66 kitab yang mencakup berbagai pokok permasalahan, namun tetap berada pada satu tema yang ditujukan seluruhnya kepada Yesus Kristus.

Perjanjian Lama maupun Perjanjian baru memiliki sebuah kaitan mengenai janji dan penggenapan. Hubungan antara kedua perjanjian tidak hanya mengenai pembuktian benar-tidaknya nubuat-nubuat, meskipun kedua hal tersebut disinggung dalam Alkitab. Tema janji dan penggenapan menyatakan suatu hubungan yang saling melengkapi antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yakni suatu hubungan dalam saling ketergantungan. Yang satu tidak dapat berdiri sendiri atau dimengerti sepenuhnya tanpa yang lain. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru merupakan satu kesatuan, saling berkaitan dan saling bergantung satu sama lain.

Allah menyatakan pikiranNya mengenai janji dan penggenapannya kepada para penulis ini, juga memberikan kemampuan kepada mereka untuk menggunakan perkataan-perkataan yang tepat untuk mengkomunikasiakan kebenaran Allah tanpa kesalahan.[7]

Didalam Alkitab sendiri menyatakan, dalam 2 Timotius 3: 16 ‘’Setiap tulisan yang diilahamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.’’

‘’Semua tulisan, keseluruhan Alkitab diilhamkan dan berfaedah.’’ Kata ‘’tulisan’’ dalam
bahasa aslinya (Yunani) adalah graphe. Dalam Perjanjian Baru ini diulang sebanyak 50 kali dan selalu menunjuk kepada keseluruhan Alkitab.[8]


Segenap Alkitab dinapaskan Allah.‘’..setiap tulisan yang dii lhamkan Allah…’’ Di dalam bahasa Yunani Theopneustos, diterjemahkan dengan kata ‘’diilhamkan’’ sebenarnya secara harafiah dapat diartikan ‘’dihembuskan Allah.’’ Allah menghembuskan kebenaran ke dalam pikiran manusia. kemudian manusia tersebut mengekspresikannya dalam, kata atau bahasa ke dalam tulisan. Oleh karena itu, ilham atau inspirasi adalah sebuah proses yang digunakn Allah untuk menyampaikan kebenaranNya yang abadi. Tentu, para penulis manusiawilah yang menuliskan naskahnya, tetapi Alkitab berasal dari tindakan Allah yang mengeluarkannya atau meniupkannya.

Allah memimpin para penulis sehingga mereka menuliskan pesan-Nya dalam Alkitab. Definisi yang lebih dalam adalah Allah mengawasi dengan sedemikian rupa sehingga para penulis Alkitab itu menyusun dan mencatat tanpa kekeliruan pesan-Nya kepada manusia dalam bentuk kata-kata pada penulisan aslinya. Dalam hal pengilhaman Alkitab tidak sebanding dengan kitab-kitab lainnya. Allah meniupkannya, manusia menuliskannya dan kita memilikinya.[9]

Ada berbagai hal yang dituliskan oleh para penulis Alkitab dengan pengilhaman dari Allah, salah satunya adalah nubuatan. Di dalam Alkitab juga tertulis tentang berbagai nubuatan. Ada kurang lebih dari 333 nubuat dalam Perjanjian Lama tentang Mesias, yang telah digenapi oleh

Kanon Perjanjian Lama
Penentuan kanon kitab-kitab Perjanjian lama tidaklah begitu jelas. Dalam wacana tradisi Yahudi, berlaku tiga penjelasan, yakni pada zaman Ezra (ca. 400BC), masa Sinagoge Agung dibawah dorongan Ezra (abad ke-4BC), atau masa konsili para rabi di Jamnia (ca. 90-100 AD). ketiga kemungkinan ini masih dipersoalkan oleh para sarjana sehingga diusulkan Kanon Perjanjian Lama kemungkinan ditutup pada abad ke-2AD. Kriteria kanonosasi dalam Perjanjian Lama adalah

  • Ucapan-ucapan yang berotoritas
  • Dokumen (tertulis) yang berotoritas
  • Kumpulan tulisan yang berotoritas
  • Kanon yang diresmikan
Ada dua kanon dalam Perjanjian lama yang pernting yaitu kanon Ibrani dan Kanon Yunani. Keduanya memiliki isi yang sama hanya saja susunan kitabnya yang berbeda.kanon Ibrani ialah daftar isi yang berlaku untuk Alkitan dalam bahasa Ibrani. Kanon Ibrani itu terdiri atas 24 kitab, yang dibagi menjadi atas tiga golongan yaitu; Taurat (Tora), nabi-nabi (nevi’im), dan kitab-kitab (ketuvim). kanon Yunani berlaku untuk Alkitab berbahasa Yunani dan juga dipaka untuk Alkitab dalam bahasa Indonesia. Dalam kanon Yunani beberapa Alkitab yabg terdiri atas lebih dari satu bagian dihitung sesuai dengan jumlah bagian tersebut. Hal ini menyebabkan kanon Yunani memiliki 39 kitab, yang dibagi atas empat kelompok (taurat, Sejarah, sastra dan nubuat).

Kanon Perjanjian Baru
 Setelah kenaikan Yesus Kristus pengajaran Injil diteruskan oleh para rasul-rasul karena merekalah yang telah menjadi saksi mata tentang keselamatan. Tulisan-tulisan para rasul yang dituliskan melalui pengilhaman Roh Kudus (anatara 50-1000 M) sangatlah penting. Selama tahun 100-200M, tulisan-tulisan dari para rasul ini dipakai dan dikumpulkam oleh sidang-sidang jemaat. Pada tahun 200 M sebenarnya kanon utama Perjanjian Baru sudah terbentuk, dan di sebut sebagai ‘’kanon Muratori’’ yang berisi 21 kitab/buku dan kemudian 6 kitab ditambahkan. Memasuki abad ke 5 barulah dalam pertemuan konsili di Hippo dan Kartago tercapai kesepakatan diantara gereja Barat dan gereja Timur sehingga mereka menerima 27 kitab sebagai kanon Perjanjian Baru.[10] secara umum kriteria kanon Perjanjian Baru berkisar pada empat hal;

  • Bapak-bapak gereja
  • kerasulan
  • Ortodoksi
  • Katolositas

 Ada 27 kitab yang masuk dalam kanon Perjanjian Baru, terdiri dari satu kitab apokaliptis yang disebut Wahyu kepada Yohanes, satu kitab sejarah gereja awal (Kisah para rasul), 21 berupa sirat-surat (atas nama Paulus dan yang lainnya), dan empat kitab disebut injil.

Inneransi Alkitab
Secara etimologi maupun terminology arti dari kata inerrancy ini adalah sebagai kualitas bebas dari kesalahan yang dimiliki Alkitab. Firman Allah tidak dapat salah dan tidak menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan fakta.[11]

Peryataan inerransi Alkitab ini bukanlah hanya sebatas pengakuan saja,tetapi adalah suatu kebenaran yang nyata dengan bukti-bukti yang otentik sesuai dengan fakta-fakta yang berupa arkeologi sejarah Alkitab, kronologi dan banyak lainnya.

Bab III
Kesimpulan

Keseluruhan Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru adalah Firman Allah dan bukan hanya berisi Firman Allah. Iman Kristen mempercayai kebenaran ini, tetapi bagi golongan-golongan tertentu hal ini tidak bisa diterima dengan berbagai pemikiran-pemikiran manusia

Jika Alkitab dikatakan hanya berisi Firman Allah maka kebenaran Alkitab akan sangat diragukan dan ini juga berarti bahwa isi dalam Alkitab tidak semuanya adalah Firman Allah tetapi mengandung unsur-unsur lain dan pemikiran-pemikiran manusia di dalamnya.

Berbagai bukti dengan jelas mengatakan bahwa Alkitab adalah Firman Allah. Alkitab mengatakan sendiri bahwa ‘’Setiap tulisanyang diilhamkan oleh Allah …’’ (2 Timotius 3: 16). Alkitab dituliskan oleh lebih dari 40 penulis dari berbagai latar belakang dalam periode kira-kira 2000 tahun, namun yang sangat menakjubkan adalah antara penulis yang satu dengan yang lain mereka menuliskan tema yang sama yaitu tentang karya penyelamatan yang dikerjakan oleh Allah kepada manusia dalam Yesus Kristus, sehingga dalam Alkitab ada suatu benang merah yang bisa dilihat dengan jelas. Hal ini akan sulit jika bukan karena Roh Kudus yang mengilhamkan penulis-penulis yang ada.

Dalam Alkitab juga mengandung banyak nubuatan. Kegenapan dari nubuatan-nubuatan ini tercatat di dalam Alkitab, tetapi ada juga kegenapan yang tidak tercatat di dalam Alkitab namun tercatat di dalam sejarah manusia dan hal ini juga membuktikan bahwa Alkitab adalah Firman Allah karena hanya Allah yang mengetahui masa depan, manusia tidak akan dapat mengetahuinya.

Allah yang terlebih dahulu mengilhami para penulis kitab suci, kemudian membimbing umatNya untuk mengenali kitab-kitab itu sebagai Firman Allah dan mendorong umatNya untuk mengumpulkan kitab-kitab itu melalui proses bertahap dan rumit, sampai pada suatu saat menetapkan kanon Alkitab sudah tertutup, tidak ada lagi penambahan kitab. Kanon Alkitab memiliki standard yang tinggi dan juga seleksi yang cukup ketat dengan waktu yang panjang di bawah bimbingan Roh Kudus, sehingga kitab-kitab yang sekarang bukan hanya sembarang kitab saja tetapi adalah kitab-kitab yang penulisannya di dalam pengilhaman Roh Kudus.


Firman Allah tidak dapat salah dan tidak menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan fakta. Peryataan inerransi Alkitab ini bukanlah hanya sebatas pengakuan saja,tetapi adalah suatu kebenaran yang nyata dengan bukti-bukti yang otentik sesuai dengan fakta-fakta yang berupa arkeologi sejarah Alkitab, kronologi dan banyak lainnya.

Bukti sejarah dari sumber diluar Alkitab adalah penting sebagai konfirmasi kebenaran Alkitab. Ilmu arkeolgi sudah menemukan ribuan bukti keakuratan Alkitab dengan sempurna. tidak ada satupun temuan yang bertentangan dengan kebenaran Alkitab. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang kebenarannya tidak dapat dielakan lagi. Bukan hanya berisi tetapi sepenuhnya adalah Firman Allah baik perjanjian lama maupun Perjanjian baru.




[1]W.Gary Crampton. Verbum Dei. (Surabaya: Momentum, 2008),hlm 71

[2]Fritz ridenour. Dapatkah Alkitab di Percaya ?(Jakarta: Gunung Mulia, 2000),hlm 55
   [3]Ibid

[4] Paul Enns. The Moody Handbook of Theology.(malang: Literatur Saat, 2010),hlm185
[5]Ruth S. Kadarmanto, M.A. Tuntunlah ke Jalan yang Benar.(Jakara: Gunung Mulia, 2005),hlm141

[6]W.R.F. Browing. Kamus Alkitab A Dictionary of the Bible. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), hlm108

[7]General Conference SDA church, Apa yang Perlu Anda Ketahui Tentang 28 Uraian Doktrin Dasar Alkitaniah. (Bandung: Indonesia Publising House, n.d.), hlm 20
                   
                    [8]Dr. Chales C. Ryrie. Teologi Dasar 1.(Yogyakarta: ANDI, 1991) ,hlm 96

[9]Dr. Chales C. Ryrie. Teologi Dasar 1.(Yogyakarta: ANDI, 1991) ,hlm 102
[10]Dra. Yulia Oeniyati Buffet, Th.M. Pembimbing Ke Dalam Teologi Sistematika. (Yayasan Lembaga Sabda

(YLSA))
[11]W.Gary Crampton. Verbum Dei.(Surabaya: Momentum, 2008),hl 63


Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter