Makalah Peran Gereja Dalam Pembinaan Remaja

Post a Comment

Bab I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Masa Remaja adalah masa-masa yang sangat rentan dan penting. Hal ini karena masa remaja adalah saat-saat dimana terjadi perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian. Sebagian remaja dapat mengatasi transisi ini dengan baik,namun ada beberapa remaja tidak dapat menangani perubahan ini dengan baik.

Remaja adalah sosok yang labil dan mudah terombang-ambingkan karena belum memiliki pegangan yang kuat dalam diri mereka. Fisik mereka memang keliatan dewasa, namun bila ditinjau dari segi psikis, mereka belum dewasa dan belum mampu bertanggung jawab.

Pada masa remaja jika tidak ada yang membentengi mereka dalam kehidupan mereka, maka remaja akan sangat mudah terjurumus kedalam hal-hal yang negatif. Banyak hal yang mempengaruhi remaja apalagi remaja Kristen. Pengaruh-pengaruh yang ada bukan hanya pengaruh yang baik tetapi juga pengaruh yang negatif yang akan membawa remaja Kristen tidak bertumbuh dalam spiritual kerohaniannya. Masa remaja merupakan suatu kelangsungan hidup dari tahap-tahap kehidupan yang harus dilalui manusia. Mengingat hal tersebut, maka pembentukan spiritual bagi anak remanja menjadi sangat penting.

Gereja (para Pembina remaja) memiliki peranan yang sangat besar dan berat untuk membangun spiritual remaja Kristen. Remaja butuh dihargai, diterima, dimengerti, dan diperhatikan. Karena di masa kini ada banyak bahaya yang dapat muncul untuk mengagalkan kehidupan spiritual remaja, apabila gereja atau Pembina rohani tidak membangun kehidupan spiritual reemaja itu

2. Pokok dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan pokok masalah sebagai berikut : Peran Gereja Terhadap Spiritual Remaja Kristen

Selanjutnya untuk mempertajam pokok masalah yang ada, penulis memunculkan rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan gereja ?
b. Apa yang dimaksud dengan spiritual remaja ?
c. Apa saja Peran gereja bagi spiritual remaja ?

3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :
a. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan gereja
b. Menjabarkan tentang spiritual remaja
c. Menjelaskan peranan gereja bagi kaum remaja

Bab II
Landasan Teori
1. Gereja
Secara etimologis gereja berasal dari bahasa Portugis: igreja, yang berasal dari bahasa Yunani εκκλησία (ekklêsia). ‘Ek’ yang berarti keluar dan ‘klesia’ yang berasal dari kata kaleo  artinya memanggil. Jadi kata ‘ekklesia’ dapat diartikan dipanggil keluar atau kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia. Gereja memiliki beberapa definisi, yaitu;

Gereja ialah ‘umat’, atau lebih tepat, ‘persekutuan’ orang Kristen. Arti ini diterima sebagai arti pertama bagi orang Kristen. Jadi, gereja pertama-tama bukanlah sebuah gedung.
Gereja adalah sebuah perhimpunan atau pertemuan ibadat bagi umat Kristen. Bisa bertempat di rumah kediaman, lapangan, ruangan di hotel, maupun tempat rekreasi.

Bisa juga mazhab (aliran) atau denominasi dalam agama Kristen. Contohnya Gereja Katolik, Gereja Protestan dan lain sebagainya.

Lembaga (administratif) daripada suatu mazhab Kristen.
Dalam arti umum adalah sebuah ‘rumah ibadah’ umat Kristen, dimana umat bisa berdoa dan beribadah.

Ada beberapa peran Gereja yaitu sebagai berikut;
a. Mendorong setiap individu Kristen untuk menghadirkan Yesus dalam diri masing-masing (ini adalah peran terpenting dari gereja)
b. Sebagai voice of the good
c. Sebagai shoulder to cry on

Peran pertama dari gereja adalah mendorong setiap individu Kristen untuk menemukan atau menghadirkan Yesus dalam diri masing-masing. Peran ini merupakan peran gereja yang utama selain dari peran gereja dalam meningkatkan kualitas sosial-ekonomi umat atau tujuan lain, yakni sekedar memenuhi kebutuhan jasmani kehidupan dari warga gereja.

Peran kedua gereja, yaitu voice of the good (corong kebenaran). Ini adalah sesuatu yang fundamental yang harus dipertahankan oleh gereja. Gereja berperan untuk menyuarakan hal-hal yang benar, sekalipun hal-hal benar itu mungkin tidak realistis dan tidak dapat diwujudkan. Apabila gereja menyadari dirinya sebagai suara Tuhan di dunia, maka gereja harus menyuarakan kebenaran itu bagi dunia.

Peran ketiga gereja adalah shoulder to cry on, yaitu gereja sebagai tempat untuk mencurahkan setiap hal yang dialami oleh individu yang ada dalam jemaat. Bukannya hanya beberapa individu saja tetapi juga yang paling jahat sekalipun, dapat menceritakan tidak hanya kekecewaan dan kesedihannya, tetapi juga mimpi-mimpi dan harapannya. Seperti bahu untuk menangis demikian juga gereja.
Peran lain dari gereja adalah seperti membantu ornag miskin, mendirikan rumah sakit, sekolah, dan masih banyak hal lainnya. Gereja memang pada dasarnya tidaklah organisasi untuk mengatasi hal-hal seperti itu, tetapi tentu saja peran praktis gereja semacam ini juga tidak boleh dianggap kecil, dan idealnya memang harus ada.

2. Remaja
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ‘remaja’ berarti: Pertama, mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kawin. Kedua, muda. Istilah remaja ini juga sering dihubungkan dengan dua kata yaitu: adolescence, yang berarti ‘’sedang tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa’’, dan puberty, yang berarti kelaki-lakian, kedewasan yang dilandasi oleh sifat dan tanda kelaki-lakian. Jadi penggunaan kata puberty atau pubertaslebih merunjuk pada pengertian remaja sebagai masa tercapainya kematangan seksual yang ditinjau dari aspek biologis, sedangkan penggunaan istilah adolescence lebih cenderung untuk menggambarkan masa remaja sebagai sebuah masa perkembangan yang terjadi secara menyeluruh, baik dari aspek psikoligis, biologis ataupun sosio-kultural.

Dalam pengertian yang luas remaja meliputi semuah perubahan. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yakni antara 12 sampai 21 tahun. Mengingat pengertian remaja, menunjukkan kemasa peralihan sampai tercapai masa dewasa, maka sulit untuk menentukan batas umumnya.

Masa remaja mulai pada saat timbulnya perubahan-perubahan berkaitan dengan tanda-tanda kedewasaan fisik yakni pada umur 11 tahun atau mungkin 12 tahun pada wanita dan pada laki-laki lebih sedikit tua. Remaja bisa mencapai masa dewasa pada umur 20-21 tahun.
WHO memberikan definisi tentang remaja yang lebih konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi, sehingga secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut;

 Remaja adalah suatu masa di mana:
  • Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai ia mencapai kematangan sosial.
  • Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
  • Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri
  • Remaja adalah masa trasisi dari periode anak ke dewasa. Secara psikologis kedewasaan adalah keadaan dimana sudah ada ciri-ciri psikologis pada diri seseorang. Dalam masa transisi ini jika remaja tersebut tidak mendapatkan pembinaan spiritual yang baik maka remaja tersebut maka remaja tersebut akan lebih mengarah kepada hal yang negatif.

3. Spiritual
Arti dari kata spiritual ini seringkali di definiskan dalam arti yang sempit dan hanya terfokus kepada kegiatan agama semata. Banyak orang memiliki pandangan dengan seseorang yang rajin beribadah dan aktif dalam pelayanan, maka orang tersebut dianggap seorang yang spiritual. Bukan hanya itu, kebanyakan orangpun beranggapan bahwa hamba Tuhan, pendeta atau pastor adalah orang-orang spiritual. Namun pada kenyataannya tidak demikian.

Dalam tulisan John Calvin (Institutio) menegaskan bahwa spiritualitas sejati terletak pada relasi dengan Allah daripada hubungan tentang Allah. seperti juga yang ditekankan oleh J.I Packer dalam bukunya yang berjudul ‘’Knowing God’’ di dalamnya menekankan perbedaan yang tegas antara sekedar memiliki pengetahuan tentang Allah dengan mengenal Allah itu sendiri secara pribadi. Calvin juga menegaskan bahwa menguasai teologi secara baik dan sistematis sangat berbeda dengan mengenal Allah secara pribadi. Di satu sisi Calvin menekankan aspek praktis dalam spiritualitas, di sisi lain dia menekanakan bahwa pusat dari spritualitas Kristen adalah Allah sendiri dengan kehadiranNya di dalam setiap orang yang percaya.

Spiritualitas sejati tidak berpusat pada kegiatan keagamaan yang superfisial dan spiritualitas sejati tidak didasari pada tatanan nilai moral serta kewajiban-kewajiban di dalamnya. Spritualitas sejati adalah persekutuan pribadi dengan Kristus Yesus. Tuhan Yesus memperingatkan murid-muridNya agar menghindari dan menjauhi praktek-praktek keagamaan yang sia-sia (Matius 6). Lebih keras lagi teguran Tuhan terhadap jemaat di Efesus dalam Wahyu 2, Tuhan memuji kerajinan dan komitmen mereka dalam beribadah dan dalam melayani namun kehilangan kasih yang semua (spritualitas yang kosong). Aktiftas rohani yang hebat luat biasa tidak menjamin kualitas spritualnya bagus.

Remaja sangat membutuhkan spiritual yang baik untuk dapat menjalani masa peralihannya dengan baik, dalam hal ini peran orang tua dan gereja (Pembina rohani) sangat dibutuhkan. Gereja haruslah berperan secara aktif supaya remaja Kristen bisa menjadi seorang remaja yang bertumbuh secara spiritual.
Bab III
Pembahasan
Peranan gereja sangatlah penting bagi pertumbuhan spiritual remaja. Remaja yang berada dalam posisi labil membutuhkan benteng yang kuat untuk bisa bertumbuh dalam masa remajanya dengan takut akan Allah. Dalam membangun spiritual remaja masa kini adalah bagaimana gereja dapat mendidik mereka dijalan Tuhan dengan; menyediakan pembina remaja yang berualitas; memfasilitasi persekutuan remaja dan menyediakan program remaja yang efektif.

1. Menyediakan Pembina remaja yang berkualitas
Untuk membina kerohanian remaja diperlukan peran orang dewasa sebagai role atau model. Oleh sebab itu gereja perlu menyediakan seorang Pembina remaja yang berkualitas seperti: memiliki hati yang bersahabat, memiliki kepedulian yang besar terhadap remaja dan memiliki jiwa kepemimpinan.

a. Memiliki hati yang bersahabat
Pembina remaja harus bisa mengerti keadaan anak muda sehingga pembina rohani dan remaja bisa menjadi sahabat. Apabila remaja memiliki masalah, remaja dapat bercerita kepada pembina rohani tersebut dan pembina rohani dapat menyampaikan saran-saran sebagai seorang sahabat yang bisa menguatkan remaja tersebut. sehingga remaja tidak merasa sendiri dalam menghadapi masalahnya.

b. Memiliki kepedulian terhadap remaja
Seorang pembina remaja yang bersahabat akan menunjukan keperduliannya kepada remaja. Remaja ingin dimengerti oleh orang lain yang ada disekitar mereka. Oleh sebab itu ada beberapa hal yang dapat pembina remaja lakukan untuk menunjukan keperdulian mereka;
a. Mengunjungi rumah remaja
b. Ibadah bersama
c. Konseling

c. Memiliki jiwa kepemimpinan
Seorang pembina remaja adalah seorang pemimpin karena memiliki pengikut yaitu remaja dalam persekutuan yang dibinanya. W.I.M Poli mengatakan, ‘’kepemimpinan adalah proses hubungan timbal balik antara pemimpin dan yang dipimpin, dan dalam proses ini pemimpin harus bisa menpengaruhi pikiran, sehingga yang dipimpin menghargai, percaya dan taat kepada pemimpin menuju kepada pencapaian suatu tujuan tertentu.

2. Memfasilitasi persekutuan dan program remaja
Gereja merupakan jembatan yang dapat menghubungkan remaja. Gereja tanpa remaja, pastilah gereja itu tidak akan bertumbuh. Begitu pula jika remaja tidak aktif dalam gereja , maka remaja itu akan kehilangan jati dirinya sebagai remaja Kristen dan mereka akan merasa kosong. Oleh sebab itu gereja perlu memfasilitasi persekutuan dan penyediaan program-program remaja yang bermutu yang dapat membangun kerohanian remaja.

3. Menyediakan program remaja yang efektif
Beberapa program yang dapat disediakan oleh gereja untuk membangun spiritual remaja;

a. Menyediakan latihan kepemimpinan
Remaja Kristen tidak hanya membutuhkan kebutuhan rohani saja melainkan juga perlu diperlengkapi untuk menjadi seorang pemimpin. Memimpin mereka sendiri, pemimpin dalam tempat atau organisasi yang ada di sekolah mereka. Sehingga ketika mereka mendapat kepercayaan untuk memimpin dilingkungannya, remaja sudah bisa memimpin dengan baik. Oleh sebab itu gereja dapat melayani remaja, supaya remaja betul-betul memahami isi dari kebenaran Firman Tuhan yang disampaikan dan memberikan peluang-peluang untuk remaja.

b. Perlatihan liturgi ibadah untuk anak remaja
Pelatihan untuk memimpin pujian di dalam ibadah remaja penting karena mereka bisa memimpin ibadah remaja jika tidak ada pemimpin pujian. Pelatihan ini juga melatih remaja agar mereka lebih aktif dan semangat dalam ibadah remaja. Dan apabila remaja itu sudah beranjak dewasa, pastilah ia bisa memimpin ibadah di pemuda dan jemaat.

c. Melatih berdoa untuk ibadah anak remaja
seorang remaja, perlu dilatih untuk berdoa di ibadah remaja. Selain melatih mereka berdoa dengan baik di ibadah remaja, mereka pun dilatih untuk bisa berbicara di ibadah-ibadah remaja antar gereja.

d. Mengadakan perlombaan
  • Kuis Alkitab
Kuis Alkitab adalah salah satu cara gereja membimbing remaja supaya mereka mengetahui kebenaran Alkitab. Kuis ini akan membawa mereka untuk menyukai Firman Allah.
  • Membaca indah Alkitab
Sebelum mengadakan kuis Alkitab di gereja, sebaiknya remaja diajak untuk membaca indah Alkitab. Membaca akan membawa remaja mengetahui konteks Alkitab dengan baik.
  • Mengikuti pertandingan di gereja

Seringkali remaja di perhadapkan dengan situasi untuk memilih dan di saat itulah gereja mengambil peran dengan mengikutsertakan remaja mengikuti pertandingan antar remaja maupun antar remaja gereja. Sehingga remaja menjadi aktif mengikuti ibadah setiap minggu dan tidak terlalu kaku.
  • Mengadakan perpustakaan di gereja

Perpustakaan dalam gereja sangatlah penting, dimana seseorang anak remaja bisa membaca buku-buku rohani sehingga mereka bisa mengikuti dengan baik apa yang disampaikan dalam ibadah.
  • Nonton bersama
Nonton bersama remaja merupakan salah satu cara untuk menjangkau mereka, sehingga remaja bisa lebih mengenal kebenaran Firman Tuhan itu dengan baik. Film disini bukanlah film yang biasa ditonton oleh remaja, tetapi film yang berisi ajaran-ajaran kebenaran yang ada dalam Alkitab.
  •  kelompok dan PA
Ibadah kelompok dan PA akan membantu remaja untuk meningkatkan kerohanian mereka. Ibadah ini bertujuan supaya mereka meningkat dalam kerohanian remaja, sehingga remaja bisa memahami Alkitab dengan lebih baik dalam kelompok-kelompok tersebut.
  • Mengadakan kemping remaja
Kemping adalah hal yang digemari oleh remaja pada saat-saat ini, dalam kemping ini dapat diisi dengan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan Alkitab supaya spiritual mereka dalam Tuhan terus bertumbuh.
  • Mengadakan kebaktian kebangunan rohani
Ibadah kebangunan rohani ini diadakan pada waktu-waktu tertentu untuk mendobrak spiritual mereka supaya mereka bisa mengenal Allah dengan baik dan mengalami pengalaman pribadi bersama Allah.

Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa transisi dari dunia kana-kanak yang telah ditinggalkan, tetapi masa kedewasaan belum dijalani dengan sungguh-sungguh. Itu sebabnya dalam membangun spritualitas remaja diperlukan orang-orang dewasa yang kompeten seperti gereja. Gereja berperan penting untuk menjaga dan memelihara kehidpan mereka dari awal sampai mereka mengetahui jalan kebenaran melalui Firman tuhan setiap hari, supaya di masa yang akan datang mereka menjadi seorang pribadi yang kuat, kokoh dalam imannya dan takut kepada Tuhan, sehingga hidupnya menjadi berkat dan berarti bagi orang lain.

Membangun spiritual remaja adalah suatu upaya yang terus menerus untuk mendemostrasikan hidup yang berarti atau bermakna dengan menjaga dan memelihara iman remaja serta faktor yang berkaitan supaya dapat mengambil sikap dan keputusan dalam realitas hidup ditengah-tengah kesempatan dan tantangan kehidupan.

Gereja memiliki tiga peran dalam pertumbuhan spiritual remaja yaitu menyediakan seorang pembina remaja yang berkualitas seperti; memiliki hati yang bersahabat; memiliki keperdulian terhadap remaja dan memiliki jiwa kepemimpinan.

Daftar Pustaka
Adhi. Perjalanan Spiritual Seorang Kristen Sekuler: Enam Alasan Mengapa Saya Tetap Menjadi Kristen. Jakarta: Gunung Mulia, 2008.
Gurnarsa. Psikologi Perkembangan : Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung mulia, 1989.
Jonge, de. Apa dan Bagaimana Gereja ?: Pengantar Sejarah Eklesiologi. Jakarta: Gunung Mulia, 2009.
Surachmad, Winarno. Psikologi Pemuda: Sebuah Pengantar Dalam Perkembangan Pribadi dan Interaksi Sosialnya. Bandung: C.V. Jemmars, 1997.
Thom. Meningkatkan Kinerja Jemaat. Bandung: Kalam Hidup, 2000.
W, Sarlito. Psikologi remaja. Jakarta: Rajawali Pers, 2016.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter