Keselamatan Tidak Bisa Hilang

Post a Comment

MAKALAH
KESELAMATAN TIDAK BISA HILANG
(YOH.10:28)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :
EKSEGESA

PROGRAM  SARJANA TEOLOGI (S.Th.)
Dosen Pengampu:
Dr. Edi Sugianto, M. Th.
Oleh:
Trisman Jaya Ndraha
N.I.M 197.ST.11.17



SEKOLAH TINGGI TEOLOGI TABERNAKEL INDONESIA
 (STTIA)
Surabaya, Desember 2019


1.      Langkah Pokok 1: Study tinjauan Umum
1.1. Genre Kitab
Kitab yang tulis Yohanes ini termasuk genre Injil, karena memuat berita tentang pribadi Tuhan Yesus. Menurut kamus Alkitab terbitan LAI, kata Injil dalam bahasa Yunani euagelion artinya kabar gembira, berita baik.[1]Injil Yohanes adalah injil yang paling selektif, topikal dan teologis diantara kitab-kitab lain karena didalamnya Injil Yohanes bercorak teologis dan lebih membahas tentang sifat-sifat pribadi Yesus serta makna iman kepada-Nya dan berisi ungkapan-ungkapan teologis dan teknik pengajaran Yesus.[2]Oleh sebab itu Kitab Injil ini diberikan kepada pembaca untuk mengetahui bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat yang percaya kepada-Nya.

1.2.Penulis
Injil Yohanes sama sekali berbeda dengan ketiga Injil lainnya, injil ini ditulis paling akhir barangkali sekitar tahun 90 SM. Ia salah seorang dari kedua belas murid, dan salah seorang yang paling dekat dengan Tuhan Yesus dan juga dengan Petrus. Sama persis dengan namanya yakni Yohanes sebagai nama dari Injil ini. Unsur-unsur lain, yang secara umum menyifatkan keadaan pengarang, ialah: kerterangan-keterangan singkat yang memperlihatkan bahwa ia adalah seorang yang berasal dari tanah Yahudi; ia mengetahui keadaan ilmu bumi setempat (1:28; 3:23; 5:2; 11:54; 19:13) adat-istiadat Yahudi (2:6,10; 7:37; 10:22; 18:28) sering juga menggunakan PL.[3]
Nama Yohanes atau Yohanan berarti "kasih karunia, pemberian atau belas kasihan dari Tuhan" Dia adalah salah satu yang paling dikenal murid disebut "murid terkasih" atau murid "yang dikasihi Yesus". Ada tradisi yang kuat, didukung oleh bukti dari sumber-sumber purba, yang menyatakan bahwa penulisnya adalah rasul Yohanes. Tampaknya penulis dari Injil ini mengetahui budaya Yahudi. Penulis Injil Yohanes menunjukkan pengetahuan yang akurat dan mendetail tenatang kehidupan orang Yahudi sebelum jatuhnya Yerusalem. Ia mengenali detail-detail Yahudi, seperti di catat di 2:6. Manurut pendapat tradisional semua tulisan itu berasal dari satu pengarang, dan pengarang itu Yohanes.[4]

1.3. Waktu dan tempat
Orang-orang lain memperkirakan Yohanes menulis ini pada akhir abad pertama, tahun 85M atau lebih, utk mendukung Injil-injil yang lain. Ada bukti yang lain juga bahwa beberapa orang Kristen pada abad kedua berkata, sesungguhnya inilah yang terjadi, yaitu penatuan Yohanes menulis di Efesus, kota tepi pantai di sebelah barat Turki. Tidak diketahui dengan pasti kapan Yohanes menulis Injil itu tetapi diduga antara tahun 80 dan 90.  William Barclay setuju bahwa Injil Yohanes ditulis di kota Efesus kira-kira pada tahun 100 Masehi, pada waktu itu ada dua pokok yang muncul di dalam situasi kehidupan Gereja Kristen mula-mula.

1.4. Alamat (pembaca)
Dua kali Yohanes menyinggung para pembaca secara langsung, yaitu melalui kalimat: "supaya kamu percaya" (19:35, 20:3). Seluruh persoalan Helenisme dan problem kepenulisan Injil Yohanes bergantung pada sejauh mana konsep pemikiran utama Injil ini dianggap berasal dari Yesus dan bukannya tafsiran si penulis.[5]Yang jelas ialah para pembaca bukanlah orang Yahudi asli.

1.5. Latar belakang historis
Juga mulai diakui bahwa Injil Yohanes sebagai besar mepunyai latar belakang Yahudi, dan bukan Yunani. Tradisi kuno menempatkan asal Kitab Injil ini di efesus, sebab itu wajar bila para ahli berusaha mencari suatu latar belakang Helenis, terutama mengingat prakata kitab Injil tersebut yang menjelaskan peristiwa inkarnasi firman atau logos (Yoh.1:1-18). Hasil kumulatif dari semua penelitian ini adalah Injil Yohanes diakui kembali sebagai suatu sumber yang layak dipercaya tentang kehidupan dan pengajaran Yesus. menurut tradisi gereja yang ditetapkan sejak permulaan abad Yakobus.[6]
Namun, kalau dilihat dari Eksegesis atas seluruh Injil Yohanes sukup dipengaruhi oleh beragam opini tentang lingkup penulis dan pembacanya. Oleh sebab itu ada beberapa unsur-unsur utama yang berperang untuk lingkungan ini, dan memaparkan kemungkinan atau ketidakmungkinan dari masing-masing opini yaitu sebagai berikut:
*      Kekristenan Mula-mula
Injil Yohanes tidak terlepas dari sejarah Kristen mula-mula karena adanya pengaruh tradisi Sinoptik, yang dari sudut pandang sastra tidak banyak. Injil Sinoptik dan Injil Yohanes tidak ada konflik satu sama lain, walaupun Injil Yohanes ini berbeda dengan Injil Sinoptik. Jika karekter awal dari materi Injil Yohanes diterima, bisa jadi materi ini harus dianggap sezaman dengan Kekristenan mula-mula.
*      Paulinisme
Beberapa theolog menilai penulis Injil Yohanes sebagai pengikut Paulus. Teori ini menganggap theology Yohanes satu tahan lebih maju dibandingkan pengajaran Paulus.
*      Yudaisme
Akan mengejutkan jika tidak ada titik temu antara Yohanes dan Yudaisme sezamannya meskin dalam menilai bukti yang ada, Sumbernya dapat dilihat dari Perjanjian Lama dan Rabinisme. Masalah utama dalam studi rabinisme adalah banyaknya bukti yang berasal dari masa yang terkemudian, meskipun telah ditegaskan dengan penuh keyakinan bahwa sumber-sumber yang kita miliki memelihara materi yang sezaman dengan Yohanes. Karena Yesus adalah orang Yahudi, luar biasa jika hal ini tidak terjadi, tetapi perbedaan pengajaran Yesus yang Yohanes catat dengan pengajaran para rabi lebih mencolok daripada kesamaannya.
*      Literatur Hermetik
Baru-baru ini diselidiki parallel antara Injil Yohanes dengan Hermetika,sekumpulan traktat filsafat dan agama yang di Mesir dikaitkan dengan Hermes Trismegistus.[7]

1.6. Tujuan penulis
Untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah, kepada mereka dengan percaya pada-Nya orang lain memiliki hidup yang kekal melalui nama-Nya (20:31). Pokok utama yang ditekankan oleh Yohanes adalah tabiat ilahi (keilahian) Yesus. Maksud injil ini ditulis adalah untuk melawan Gnostikisme dengan mempertahakan suatu keyakinan (apologetic). Yohanes menyatakan tujuan untuk tulisannya  dalam 20:31, yaitu "supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.

1.7. Rumusan inti berita
Adapun berita-berita yang ada didalam injil Yohanes untuk disampaikan kepada pembaca injil tersebut adalah sebagai berikut:[8]
1. Logos atau Firman
2. Kesatuan Bapa dan Anak
3. Yesus adalah Mesias
4. Anak Allah, Anak dan Anak Tunggal
5. Kata-kata “Aku adalah”

1.8. Kekhususan Kitab
Sekalipun bahasa dan susunannya sederhana, kitab ini merupakan suatu paparan yang medalam mengenai diri Kristus di dalam latar belakang sejarah. Memang setiap orang, akan melihat perbedaan yang cukup signifikan akan Injil Yohanes dari segi isi. Bila kita bandingkan dengan Injil Sinoptik, bahwa salah satu keunikan Injil Yohanes yaitu pada pembukaan surat, yang tidak biasanya.
Jika Injil sinoptik memulai dengan introduksi seputar hidup Yesus, yaitu kelahiran atau silsilah keturunan, yang sarat dengan nama-nama, Injil Yohanes secara khusus, pada pasal pertama ayat yang pertama berbunyi "pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah".  tidak ada unsur penyebutan nama-nama sejumlah nenek moyang Yesus, namun yang ada kata-kata "pada mulanya. Dan telah kita lihat pula bahwa perbedaan-perbedaan itu ada bukan karena penulis Yohanes kurang pengetahuannya dibandingkan dengan para penulis kitab-kitab Injil yang lain.

1.9. Tema Kitab
Kitab Injil Yohanes tidal seperti Sinoptik, sebab  pengajaran di Injil Yohanes cenderung menghadirkan tema-tema abstrak seperti terang, hidup, kasih, kebenaran, keberdiaman, yang muncul di sepanjang kitab ini. Sebagaimana muncul pertama kali di Prolog (1:1-18) (yang bisa dianggap sebagai pengantar seluruh kitab), dan memberikan beberapa petunjuk tentang tama-tema yang muncul. Misalnya 1:4 menegaskan bahwa Dia ada hidup dan hidup Ia adalah terang manusia. Dimana ayat ini menggabungkan dua tema (hidup dan terang) yang muncul beberapa kali. Kristus datang untuk memberikan hidup kekal (3:15-16, 36; 6:47, 54; 17:2). Ia menyebut diri-Nya “roti hidup” (6:35), menawarkan air yang akan terus mengalir hingga hidup kekal (4:14), menyebutkan tujuan-Nya untuk memberikan hidup yang berkelimpahan (10:10). Selain itu juga tema terang muncul di 8:12 saat diambil dari pernyataan Yesus tentang “Aku adalah”. Tema ini juga kembali dinyatakan di 9:5 dan diilustrasikan melalui penyembuhan orang buta yang dicatat setelah itu.  Kemudian tema yang juga seringkali digunakan yaitu tema tentang kasih. Dimana kasih Bapa kepada Anak kerap ditekankan (bdk. 3:35; 5:20; 10:17), sepeti juga kasih Bapa kepada manusia (3:16; 14:23; 16:27). Seluruh misi Yeus didasarkan pada kasih Allah.[9]

1.10.        Garis besar Kitab
Adapun mengenai garis besar Kitab Injil Yohanes sebagai berikut yaitu:
1.      Inkarnasi Firman
1.1.Firman dan tatanan ciptaan (1:1-5)
1.2.Firman sebagai pernyataan diri Allah snediri (1:6-18)
2.      Peristiwa-peristiwa pengatara 1:19-12:50
2.1.Kesaksian Yohanes Pembaptis 1:19
2.2.Pengumpulan Para Murid 1:37-51
2.3.Perkawinan di Kana 2:1-11
2.4.Kunjungan pertama ke Yerusalem dan Yudea 2:12-36
3.      Pelayanan Kristus kepada murid-murid-Nya 13:1-16
3.1.Pencucian Kaki 13:1-17
3.2.Pemberitahuan tentang pengkhianatan 13:18-30
3.3.Percakapan di Ruang atas 13:31-16:33
3.4.Doa agung 17:1-26
4.      Rangkaian penderitaan dan kemuliaan-Nya 18:1-20:31
4.1.Pengkhianatan18:1-14
4.2.Yesus di depan Pengadilan Yahudi 18:15-27
4.3.Ujian di hadapan Pilatus 18:28-19:16
4.4.Penyaliban dan penguburan 19:17-42
4.5.Penampakan-penampakan sesudah kebangkitan 20:1-19
4.6.Maksud penulis Injil ini 20:30-31
4.7.Epilog 21:1-25.

1.11.        Pokok-pokok bahasan yang paling menonjol
Di dalam Kitab Injil Yohanes terdapat topik penekanan yang utama  yaitu sebagai berikut: [10]
a.       Keilahian Yesus sebagai “Anak Allah” seperti pengakuan Tomas (Yoh. 20:28)
b.      Kata “percaya” dipakai sebanyak 98 kali adalah sama dengan menerima Kristus (Yoh. 1:12) dan meliputi tanggapan hati bukan saja mental yang menghasilkan suatu komitmen dari seluruh kehidupan kepada Dia.
c.        “Hidup kekal” adalah sebuah konsep kunci dari Yohanes, yang mengarah kepada suatu perubahan mutu kehidupan yang datang melalui persatuan dengan Kristus.
d.      “Pertemuan pribadi dengan Yesus” diutamakan dalam injil ini.
e.        “Pelayanan Roh Kudus” yang memungkinkan orang percaya mengalami kehidupan dan kuasa Yesus terus menerus setelah kematian dan kebangkitan-Nya
f.       Kata-kata dan konsep utama dari Yohanes adalah “Firman, terang, daging, kasih, kesaksian, tahu, kegelapan dan dunia”
g.      Angka tujuh sangat menonjol: tujuh tanda, tujuh ajaran dan tujuh pernyataan “Aku adalah” yang menegaskan siapa Yesus.
Pokok ajaran yang lebih menonjol diinjil Yohanes adalah pernyataan Yesus tentang diri-Nya sendiri, yaitu:
a.       Roti Hidup (6:35)
b.      Terang Dunia (8:12; 9:5)
c.       Pintu bagi domba-domba (10:7)
d.      Gembala yang baik (10:11, 14)
e.       Kebangkitan dan Hidup (11:25)
f.       Jalan, kebenaran dan hidup (14:6)
g.      Pokok anggur yang benar (15:1) .

1.12.        Studi topic: orang/tokoh, tempat geografi, peristiwa,
Dalam injil Yohanes ada pengembangan tokoh pelaku dalam gambaran yang terpisah-pisah didalam keseluruhan kisah mereka, seperti Nikodemus (Yohanes 3:1-15, 7:50-52, 19:39), Filipus (1:43-46, 6:5-7, 14:8-11), Tomas (11:16, 14:5-6, 20:24-29), Maria dan Marta (11:1-40, 12:2-8) Maria ibu Yesus (2:1-5, 19:26-27). Tokoh-tokoh ini dinyatakan secara ringan dan wajar disaat mereka dikenang dalam hubungannya dengan alur cerita, namun disaat penyebutan yang terpisah itu disatukan maka ada suatu gambaran yang utuh dari orang yang bersangkutan.

1.13.        Masalah teologis apa yang terjadi di dalamnya?
Teks ini membicarakan tentang janji Tuhan bagi orang percaya atau domba-domba-Nya. Di mana Ia menjajikan hidup kekal dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Tentu yang di janjikan Tuhan kepada orang percaya adalah ya dan amin. Yang perlu di perhatikan dalam kalimat ini "seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku". Di mana di saat seseorang itu percaya kepada Yesus, tentu ia telah menjadi milik Tuhan Yesus Kristus. Istilah lain bahwa orang yang telah ada di dalam Yesus, pasti tidak mengalami kekuatiran akan terlepas dari janji Tuhan. Di mana Allah tidak melepaskan umat-Nya dari tangan-Nya. Namun, kalau di lihat pada masa kini, mengapa orang percaya atau orang yang telah kenal Tuhan malahan murtad. Namun, Tuhan berjanji bahwa Ia tidak melepaskan kita dari tanggan-Nya. Yang menjadi persoalannya adalah apakah teks firman Tuhan ini kontrakdisi dengan kehidupan pada masa sekarang?

2.      Langkah Pokok 2: Study Mendalam

2.1.Analisis pengamatan
Perbandingan Teks
BIS
Aku memberi mereka hidup sejati dan kekal, dan untuk selamanya mereka tak akan binasa. Tak seorang pun dapat merampas mereka dari tangan-Ku.
ITB
dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. (Joh 10:28 ITB)
NAS
  and I give eternal life to them, and they shall never perish; and no one shall snatch them out of My hand.
MRD
  And I give to them life eternal: and they will never be lost: nor will any one pluck them from my hand.
 (Joh 10:28 MRD)

Konteks Dekat
Yohanes 10:28 membicarakan tentang janji Tuhan kepada domba-domba-Nya, bahwa Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada mereka. Dan Ia berkata lagi Seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Dengan pernyataan ini kita bisa mengetahui bahwa "Keselamatan itu tidak akan bisa hilang bagi domba-domba-Nya". Jika di kaitkan pada masa kini yang dimaksud domba-domba Tuhan itu adalah orang percaya. Alasannya Yesus sedang memberikan gambaran (analogi) Ia sebagai gembala yang baik dan orang percaya adalah domba-domba-Nya. Jika benar-benar keselamatan itu tidak bisa hilang bagi orang percaya (domba-domba-Nya). Bagaimana dengan orang Kristen yang telah murtad, apakah keselamatan itu tetap ia terima atau tidak? Tidak mungkin ia menerima keselamatan tersebut sebab ia telah menolaknya. Dan Bagaimana dengan peryataan Yesus Seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Artinya domba-domba-Nya tersebut ia tidak akan biarkan menjadi milik orang lain. Jadi keselamatan itu tidak akan bisa hilang. Oleh sebab itu untuk lebih memahami keselamatan itu tidak bisa bagi orang percaya adalah kita akan melihat konteks dekat, sebagaimana di jelaskan pada ayat-ayat tersebut.
Ayat. 11, pengakuan Yesus sendiri bahwa Ia adalah gembala yang baik. Ia berkata bahwa gembala yang baik itu memberikan nyawanya bagi domba-domba-Nya. Ayat ini merupakan proses TuhanYesus memberikan hidup kekal bagi domba-domba-Nya, Ia mati untuk menggatikan penghukuman bagi manusia yang percaya kepada-Nya supaya tidak binasa. Hal ini tergenapi di pasal 19 disaat Yesus di hukum mati dan di salipkan.
Ayat 12-13, perbadingan antara Gembala dengan bukan gembala, di ayat 11 telah menjelaskan tentang sifat Gembala yang baik. Di ayat ini menjelaskan sifat-sifat bukan gembala yaitu ia melarikan diri disaat serigala datang dan membiarkan domba-domba tersebut dimakan serigala dan ia tidak memperhatikan domba-domba nyawa domba-domba tersebut. Melaikan domba-domba tersebut di biarkan di makan serigala.
Ayat 14, seorang gembala yang baik mengenal domba-dombanya begitu pula dengan domba-domba tersebut mengenal gembala. Pengenalan ini di sebut pengenalan secara pribadi. Kalau disebut saling mengenal yaitu telah mengetahui sifat-sifat dan karakter satu sama lain. Pengenalan ini terjadi ada hubungan yang intim dan jika telah ada hubungan intim maka sangat sulit sekali meninggalkan satu sama lain. Melalui ayat ini bisa menjawab mengapa orang Kristen bisa murtad karena dia tidak mengenal dan tidak mempunyai hubungan yang intim dengan Allah.
Ayat 15-16, ciri-ciri dombanya Tuhan adalah mendengarkan, mau dituntun, dan satu kawanan dengan satu gembala. Jika orang Kristen mempunyai ciri-ciri sebagai dombanya Tuhan maka sangat mustahil ia murtad, namun jika ia tidak memiliki ciri-ciri sebagai dombanya Tuhan pasti ia murtad.
Ayat 26-27,orang farisi tidak termasuk domba-dombanya Tuhan karena mereka tidak percaya. Yang dimaksud sebagai dombanya Tuhan adalah ia percaya kepada gembalanya. Bukti dari kepercayaannya sebagai dombanya Tuhan adalah mau mendengarkan suara gembalanya, ia mengenal gembalanya, dan ia mengikut gembalanya. Jika ciri-ciri dombanya Tuhan ada di dalam pribadi orang Kristen pasti ia tidak murtad. Ia tidak akan meninggalkan Tuhan dalam hidupnya karena ia percaya dan dia mau selalu mendegarkan firman Tuhan, mau mengenal Tuhan, dan mau mengikuti Tuhan selalu.

Konteks Jauh
Konteks jauh dapat dilihat pada ayat 1-10 adalah sebagai berikut:
Ayat 1-2, perbedan pencuri dengan seorang gembala. Kalau pencuri itu datang, ia tidak melewati pintu melainkan ia memanjat tembok, sedangkan gembala ia melalui pintu.
Ayat 3-4, ciri-ciri seorang gembala adalah memanggil domba-dombanya sesuai dengan nama yang telah ia berikan. Dan jika ia memanggil dombanya, domba-domba tersebut datang karena mengenal suara gembalanya.
Ayat 5,kalau orang asing datang pasti domba-domba tersebut tidak akan datang kepada orang asing itu karena mereka tidak mengenal suara mereka. Sebab mereka dapat mengenal suara-Nya melalui telinga di mana mereka memiliki hikmat yang luar biasa untuk mengenali segalah tipu daya Iblis dan mampu membedakan yang baik dan yang jahat. Demikian juga orang percaya yang telah mengenal Kristus dalam hidupnya, walaupun banyak yang mencoba menggojakan imannya ia tidak akan murtad.

2.2.Analisis tekstual
Didalam tahapan analisa tekstual ini, penulis tidak menemukan varian teks terkait nats yang dieksegesis, sehingga penelitian ini tidak membutuhkan kritik sumber, kritik redaksi maupun kritik bentuk dari teks terkait.

2.3.Analisis structural
Adapun bentuk struktutral pendiagraman teks Yoh.10:28 adalah sebagai berikut:

Struktur teks kalimat Yohanes 10:28 di dalam Terjemahan Baru Bahasa Indonesia (LAI) dapat kita lihat sebagai berikut:
Dan
Aku memberikan hidup
 yang kekal kepada mereka
dan
mereka pasti tidak akan binasa
sampai selama-lamanya
dan
seorangpun tidak akan merebut
mereka dari tangan-Ku.

2.4.Analisis gramatika
κἀγὼ δίδωμι αὐτοῖς ζωὴν αἰώνιον καὶ οὐ μὴ ἀπόλωνται εἰς τὸν αἰῶνα καὶ οὐχ ἁρπάσει τις αὐτὰ ἐκ τῆς χειρός μου.
No.
Bahasa
Yunani
Analisa
Akar Kata
Terjemahan
1.
κἀγὼ
Kata penghubung
καὶ
(dan, juga, pula)
Dan
2.
δίδωμι
K.kerja indi, present aktif, org ke-1 tgl
δίδωμι
Memberi
3.
αὐτοῖς
K.ganti, personal datif, netral, jamak
αὐτός
(dirinya, dia, mereka)
Mereka
4.
ζωὴν
K.benda, accusative, feminism, tgl

ζωή
(kehidupan, hidup)
Hidup
5.
αἰώνιον
K.sifat, normal accusative feminim tunggal
αἰώνιος
(abadi, kekal)
Kekal
6.
καὶ
K. penghubung
καὶ
Dan
7.
οὐ
K. keterangan
οὐ
Tidak, bukan
8.
μὴ
K.sadang
μὴ
Tidak, kalau, bahwa
9.
ἀπόλωνται
K.kerja, subjunctive, aoris, org ke 3 jamak

ἀπόλλυμι
(membinasakan, membunuh, binasa, tewas)
Binasa
10.
εἰς
K. depan
εἰς
Ke, menjadi, sampai
Sampai
11.
τὸν
K.sandang, accusative maskulin, tunggal
(Itu)
Itu
12.
αἰῶνα
K. benda, accusative masculine tunggal
αἰών

Selamanya
13.
καὶ
K. penghubung
καὶ
Dan
14.
οὐχ
K. keterangan


οὐ
(Tidak, kalau)
Tidak, bukan
15.
ἁρπάσει
K. benda, indicative, future, aktif, orang ke 3 tunggal
ἁρπάζω
(Menangkap, meraih, merampas)
Merampas
16.
Τις
K.ganti, indefinite nominative masculine singular from
τὶς

Seorangpun, siapapun
17.
αὐτὰ
K. ganti personal accusative neuter plural from

αὐτός
(mereka)
Mereka
18.
ἐκ
K. depan, genitive
ἐκ
Dari
19.
τῆς
K. sandang
τῆς
Itu
20.
χειρός
K.benda. genitive feminine singular from

χείρ
(tangan)
Tangan
21.
Μου
K. ganti, personal genitive singula

ἐγω
Saya

Terjemahan:
Saya sedang memberi mereka hidup kekal dan mereka tidak binasa selama-lamanya. Tidak seorangpun merampas mereka dari tangan Saya.
2.5.Analisis leksikal
κἀγὼ δίδωμι αὐτοῖς ζωὴν αἰώνιον καὶ οὐ μὴ ἀπόλωνται εἰς τὸν αἰῶνα καὶ οὐχ ἁρπάσει τις αὐτὰ ἐκ τῆς χειρός μου.
Adapun analisa leksikan adalah sebagai berikut:
Kata kerja dipakai di dalam teks Yunani yaitu (didomi) δίδωμι.  Kata ini merupakan kata kerja indikatif aktif orang pertama tunggal, dari akar kata, δίδωμι yang mempunyai arti "aku sedang memberikan" kala yang dipakai adalah kala kini. Kala kini menjelaskan tindakan yang tengah berlangsung pada waktu kini. Modus yang dipakai yaitu modus indikatif. Modus indikatif meneguhkan tindakan sebagai suatu kepastian.  Diatesis adalah unsur kata kerja yang menjelaskan hubungan antara subjek dengan tindakan yang dinyatakan.  Jadi Yesus sedang memberikan sesuatu kepada domba-Nya. Yang Dia berikan adalah "hidup kekal" kepada domba-domba-Nya. Alasan ia memberikan hidup kekal supaya domba-domba-Nya tidak binasa. Kehidupan kekal merupakan kebahagiaan dan amat berharga bagi jiwa yang kekal. Anugerah ini diberikan dengan cuma-cuma. Anugerah itu tidak diperdagangkan dengan nilai yang tinggi, melainkan diberikan oleh kasih karunia Yesus Kristus secara cuma-cuma. Sang pemberi berkuasa untuk memberikannya. Ia yang adalah sumber hidup dan Bapa kekekalan telah memberikan hidup kekal.
Kata τὶς (tis) merupakan kata ganti yang diartikan sebagai "seorangpun atau siapapun".   Yang artinya yang Tuhan Yesus "berikan hidup kekal" kepada domba-domba-Nya tidak bisa dibatalkan, di rembut, di rampas "seorangpun atau siapapun". Sebab Ia telah menjamin keselamatan dan kelangsungan kebahagiaan tersebut bagi mereka. Yang artinya mereka akan diselamatkan dari kebinasaan yang kekal.  Jadi mereka tidak akan dapat dipisahkan dari kebahagiaan kekal. Kebahagiaan itu memang masih disimpan. Tetapi Dia yang memberikan-Nya akan menjaga bagi mereka.
Seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Sepertinya di sini ada pertempuran hebat untuk memperebutkan domba-domba itu. Sang Gembala sangat hati-hati menjaga kesejahteraan mereka sampai-sampai mereka tidak hanya dimasukkan dalam kandang-Nya dan diawasi, tetapi bahkan ada dalam gengaman tangan-Nya dalam naungan kasih-Nya yang istimewa dan di bawah perlindungan-Nya. Walaupun ada musuh-musuh bagitu nekat merebut domba-domba itu dari tangan-Nya. Namun musuh-musuh itu pun tidak akan berhasil melakukannya. Perhatikan, orang-orang yang selamat adalah mereka yang ada di dalam tangan Tuhan Yesus yang artinya keselamatan yang di peroleh mereka tidak mereka jagai sendiri, malainkan dilindungi oleh Sang Perantara.

2.6.Analisis historical
Berdasarkan "pengenalan terhadap Injil Yohanes", maka secara analisa historis dapat dinyatakan beberapa hal sebagai berikut: Pertama, Yohanes sebagai penulis Injil Yohanes terlibat total terhadap pribadi yang dia tulis yaitu Yesus Kristus. Rasul Yohanes adalah murid dari Tuhan Yesus sendiri. Ia adalah salah seorang dari kedua belas murid yang dekat dengan Tuhan Yesus.[11]Menurut bagian pertama Kisah Pararasul, Yohanes dan rasul Petrus adalah teman karib menanggung derita akibat permusuhan orang Yahudi menetang gereja Kristus perdana (Kis. 4:13; 5:33; 40). Yohanes dapat di sebut sebagai tokoh utama gereja Yerusalem sewaktu Paulus mengunjungi kota itu kira-kira 14 tahun sesudah Paulus bertobat (Gal. 2:9). Rasul Yohanes menuliskan ini untuk membuktikan kepada orang Yahudi dan non-Yahudi bahwa Yesus adalah Allah.
Kedua,pembaca surat Injil Yohanes adalah orang-orang non-Yahudi yang sedang mengalami serangan dari Gnostitisme akan kayakinan mereka. Kelompok penganut Gnostitisme menetang ke ilahia Kristus dengan mencoba mempengaruhi pikiran mereka dengan filsofi Yunani dan Yudaismen.
Ketiga,pemahaman kata "memberikan" dan "seorangpun" berdasarkan analisa historis ini menunjukkan bahwa Yohanes menjelaskan dan menegaskan orang-orang pilihan Allah atau orang-orang percaya bahwa keselamatan itu tidak akan hilang sebab Tuhan sendirilah yang mengatakannya. Orang percaya jangan bimbang bila ada serangan dari luar, melainkan tetaplah percaya kepada Tuhan Yesus.

2.7.Analisis teologika
Pendekatan teologis atau pendekatan intuitif atau disebut juga pendekatan 'revelasinis' adalah pendekatan bahwa hermeneutik adalah ilmu yang mempejari tentang aturan dan metode penafsir Alkitab. Oleh sebab itu secara teologis yaitu menafsirkan sesuai dengan ajaran seluruh Alkitab dasar pemikiran adalah Alkitab merupakan suatu tidak ada pertentangan dalam Alkitab.[12]Dengan demikian bahwa tidak ada ayat satu bertentangan dengan ayat yang lain. Alkitab itu sendiri memiliki harmoni yaitu keserasian, ayat-ayat yang tampaknya berbeda dan cenderung bertentangan, sesungguhnya tidaklah demikian adanya. Perkataan Yesus dalam Yohanes 10:28, sangatlah tepat bahwa Yesus memberikan hidup kekal kepada mereka (domba-dombanya) walau sedetik pun, karena kata-kata 'sampai-selamanya' sinergi dengan hidup kekal, bukan suatu hidup yang akan binasa, melaikan kekal adanya. Selaras dengan apa yang diungkapkan di dalam Yohanes 3:16, bahwa orang percaya memiliki hidup kekal.

Teologi Yohanes Keseluruhan
Sumber untuk studi teologi Yohanes adalah injil Yohanes itu sendiri. Teologi Yohanes berpusat pada pribadi Kristus dan wahyu Allah yang diberikan melalui kedatangan Yesus Kristus. Pribadi yang bersama Allah sejak kekekalan sekarang menjadi manusia, dan Yohanes memberikan kemuliaan-Nya[13]Yohanes lebih teologis, berfokus pada sifat ilahi Yesus, tujuan Yohanes ialah untuk memperkenalkan Yesus di dalam cara meyakinkan pembaca akan keilahiannya.

Yesus adalah sumber dan inisiator keselamatan
Berdasarkan hasil eksegesa terhadap Yohanes 10:28, yang setelah melakukan analisa kata, bahwa ungkapan "Aku memberikan hidup kekal" di mana subjeknya adalah Yesus sendiri, di mana subjek melakukan suatu kegiatan (aktivitas) memberi. Kata memberi hidup kekal itu memakai kata kini aktif indikatif, yang berarti, bahwa Yesus dengan sadar dan dengan inisiatif sendiri, memberikan jaminan keselamatan pada manusia, yang kemudian, dapat disebutkan bahwa, Yesus sebagai sumber jaminan keselamatan.
Kata "memberikan" merupakan suatu tindakan yang benar-benar terjadi atau merupakan sebuah realitas yaitu hidup kekal sungguh-ungguh diterima oleh mereka (domba-domba). Objek yang dikenai  tindakan "mereka"  membuktikan bahwa Yesus merupakan bukti bahwa Dia adalah sumber dan inisiator jaminan keselamatan Yesus yang berinisiatif tanpa dipengaruhi objek atau sesuatu diluar diri-Nya, sungguh-sungguh merupakan keputusan sepihak, yaitu Yesus sendiri.

2.8.Analisis eksegetikal
Berdasarkan pemilahan kata "memberikan" dan "seorangpun" dengan demikian penulis membahasnya sebagai berikut:

            Sang Pribadi Pemberi
Ø  Yesus Adalah Allah
Kalau dipikirkan secara logika, kalau manusia biasa mengatakan "Aku memberikan hidup kekal" tidak mukin. Karena umur manusia hanya mencapai 80 tahun  dan selebihnya adalah penderitaan. Manusia adalah makhluk yang tidak kekal. Jadi kalau manusia biasa mengatakan kepada sesamanya aku memberikan hidup kekal kepadamu pasti ia berpikir terlebih dahulu, bagaimana ia memberikan hidup kekal padahal dirinya sendiri tidak kekal. Melalui pernyataan Yesus "Aku memberikan hidup kekal" itu menunjukan bahwa Ia adalah kekal. Yang bisa memberikan hidup kekal adalah hanya Allah. Memang para malaikat hidupnya kekal, namun mereka tidak mempunyai kuasa untuk memberikan hidup kekal. Yesus bukan ciptaan dan Yesus bukan malaikat. Namun penulis kitab Injil ini menyatakan Yesus adalah Allah atau Tuhan.  Yesus sering disebut sebagai Tuhan dalam kitab Injil ini dan Yesus tidak menolak Dia di sebut sebagai Tuhan. Kata Tuhan dalam bahasa Yunani "Kurios" yang dapat di artikan sebagai sebagai pemilik,  panggilan sopan, dan  panggilan ilahi. Dalam Septuaginta kata "Yahweh" diterjemahkan dengan kata "Tuhan".  Melalui panggilan yang di berikan kepada Yesus menjelaskan Yesus adalah Allah. Dan yang menyatakan Yesus adalah Allah dapat dilihat pada (1:1) "Firman itu adalah Allah". Dalam bahasa Yunani "Logos" diartikan "firman atau perkataan". Logos adalah suatu pribadi karena mengunakan kata benda dan Logos menjelmaan menjadi manusia (inkarnasi) (1:14).
Yang membuktikan Yesus adalah Allah dapat dilihat pada pasal 20 yang menjelaskan kebangkitan-Nya dan sekaligus pengakuan Tomas "Ya Tuhanku dan Allahku".  Di pasal  20 benar-benar penjelasan secara detail Yesus adalah Allah. Hal ini tidak bisa di ragukan perkataan Tuhan Yesus, Ia berani memberikan hidup kekal kepada orang percaya karena Dia adalah Allah. Keselamatan itu hanya Allah yang dapat memberikan kepada manusia. Dan keselamatan yang Dia berikan kepada orang percaya tidak bisa di "rembut seorangpun". Ini benar bahwa keselamatan itu tidak bisa hilang sebab Allah yang berjanji. Jadi apakah orang percaya bisa murtad tidak bisa, kecuali orang Kristen baru bisa murtad. Alasanya orang Kristen belum tentu ia orang percaya, sedangkan orang percaya sudah jelas ia adalah orang Kristen.

Ø  Yesus mempunyai kuasa
Karena Yesus adalah Allah hal ini tidak bisa diragukan kuasa-Nya untuk memberikan kesalamatan bagi orang percaya. Keselamatan yang Dia berikan kepada manusia adalah anugerah atau kasihkarunia. Yang dimaksud anugerah adalah pemberian hidup kekal kepada manusia secara cuma-cuma tanpa campur tangan manusia (Ef. 2:8). Syarat untuk menerima keselamatan itu adalah ada respon bahwa kita percaya kepada-Nya. Percaya itu bukan karena dia keluarga Kristen, percaya itu bukan mengetahui Yesus dalam pikiran saja, percaya itu bukan membutuhkan Yesus ada maunya, dan percaya itu bukan ikut-ikutan. Yang di maksud percaya adalah mau menyerahkan hidupnya kepada Tuhan dan mengadalkan Tuhan saja, keselamatan itu hanya dalam Tuhan Yesus. Seperti domba yang Yesus analogikan, domba itu mengenal gembalanya, mau di tuntun, dan mengikuti gembalanya ke mana gembalakan arahkan. Domba tersebut hanya berharap kepada gembalanya yang memberikan ia makan dan minum.

            Penerima Hidup Kekal
Ø  Suka mendengarkan firman Tuhan
Orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus kesukaanya adalah mau selalu mendengarkan firman Tuhan.  Firman Tuhan adalah suatu kebutuhan yang begitu penting bagi orang percaya bagi kehidupan rohaninya. Di dalam teks ini Yesus sedang memberikan suatu gambaran bagi orang percaya tentang seekor domba yang mengenal suara gembalanya. Karena domba tersebut telah mengenal suara gembalanya sehingga ia bisa membedakan suara bukan gembalanya. Analogi ini sangat sederhana untuk di mengerti bagi orang percaya pada masa kini. Jika orang percaya sering mendengarkan,  mengerti firman, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bila ada ajaran sesat yang mencoba mempengaruhi pikirannya maka ia bisa membedakan dan mengambil suatu keputusan yang benar bahwa ajaran tersebut adalah sesat. Sehingga sangat mustahil sekali bila orang percaya meninggal Tuhan atau murtad. Kecuali orang tersebut tidak suka mendengarkan firman dan selalu bertolakan teguran firman dalam hal hatinya. Efeknya karena tidak memahami firman Allah dengan baik adalah disaat ada yang mencoba mempengaruhi pikirannya sehingga ia berbalik meninggalkan kepercayaan tersebut. Orang yang telah menjadi miliki Kristus bukan seseorang  lahir dari keluarga Kristen. Melainkan orang yang benar-benar percaya kepada Kristus dan mempunyai pengalaman hidup bersama dengan Tuhan.

Ø  Mengenal Yesus sacara pribadi
Di dalam teks ini domba-domba bisa mengenal gembalanya karena mereka selalu bertemu dengan gembalanya. Dari pertemuan dan perjumpaan antara gembala dengan domba-dombanya menciptakan suatu pengalaman hidup. Domba-domba tersebut mengenal gembalanya karena mereka mempunyai relasi dengan gembalanya dengan baik. Karena domba-domba tersebut mempunyai relasi dengan gembalanya membuat mereka tidak mau meninggalkan gembalanya. Demikian juga dengan kehidupan orang percaya pada masa kini disaat ia mengenal Kristus dalam hidupnya maka ia tidak akan meningalkan Tuhan bahkan mau murtad.

Ø  Menjadi pengikut Kristus
Yesus mengatakan bahwa yang dimaksud domba-domba-Nya adalah mau mengikuti gembala-Nya. Di mana gembala-Nya menuntun di situlah domba tersebut mengikuti. Dari pengikutan tersebut mengalami suatu pengalaman yang besar bersama dengan gembala-Nya. Demikian dengan orang percaya pada masa kini menjadi pengikut Kristus baik susah maupun sukacita ia tetap menjadi pengikut yang setia.

            Keselamatan Itu Tidak Bisa Hilang
            Melalui penjelasan dari atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa keselamatan itu tidak bisa hilang. Alasanya Allah yang memberikannya kepada orang percaya dan Ia berjanji keselamatan yang Dia berikan kepada orang percaya tidak bisa di rebut siapapun atau seorangpun dari tangan-Nya karena Dia adalah Allah yang mempunyai kuasa. Dan yang percaya kepada-Nya tidak akan murtad seperti yang Tuhan Yesus analogikan "domba" yang selalu mengikuti gembalanya, mendengarkan gembalanya dan mengenal gembalanya. Yang artinya domba tersebut hanya berharap kepada gembalanya sang pemberi makanan dan minum baginya. Demikian juga orang percaya yang selalu berharap kepada Allah. Jadi orang percaya itu tidak perlu kuatir untuk menjaga keselamatan yang dia terima, sebab orang tidak sendiraan yang menjaga keselamatannya karena Allah turut menjaganya. Walaupun manusia itu terkadang tidak setia di hadapan Tuhan, namun Ia tetap setia. Jadi orang percaya tidak ada yang murtad kecuali orang Kristen. Karena ia tidak mengenal, tidak mau mendengar, dan tidak menjadi pengikut yang setia. Sebab ia tidak mempunyai relasi atau hubungan dengan Allah. Orang Kristen yang telah mengenal dan mempunyai relasi dengan Allah untuk meninggalkan Tuhan dalam hidup tidak mukin karena dia telah mengenal bahwa keselamatan itu hanya ada di dalam Yesus.

Daftar Pustaka
LAI, Alkitab. (Jakarta: LAI Jakarta, 2014).   
Wilkinson, Bruce & Kenneth Boa. Talk Truth The Bible. (Malang: Gandum Mas. 2017).
Veronica, Fenny. Handbook to the Bible. (Bandung: Kalam Hidup. 2002).
Morris, Leon. Teologi Perjanjian Baru. (Malang: Gandum Masa. 2001).
Barclay, Wiiliam. Injil Yohanes pasal 1-7. (BPK Gunung Mulia, 2006).
Dunnet, Walter M.. Pengantar Perjanjian Baru. (Malang: Gandung Mulia, 2003).
Guthrie, Donald. Pengantarar Perjanjian Baru Volume 1.(Surabaya: Momentum. 2015).
Hakh, Samuel Benyamin. Perjanjian Baru Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya. (Jawa Barat: Bina Media Informasi.  2010).
Zebua, Kasieli. Diktat Kuliah PPB & Tafsiran PB I, (Surabaya: Sekolah Tinggi Teologi Tabernake. 2016).
Fong, Yap Wei, dkk, Handbook to the Bible (Bandung: Yayasan Kalam Hidup. 2002)
Saparman, Belajar Alkitab dan Contoh (Yogyakarta: STTII Press.  2007).




[1]LAI, Alkitab, Jakarta: LAI Jakarta, 2014. Hal 318 “Kamus”  
[2]Bruce Wilkinson & Kenneth Boa, Talk Truth The Bible, Malang: Gandum Mas , 2017. Hal 417 
[3]Fenny Veronica, Handbook to the Bible (Bandung: Kalam Hidup,2002) 600
[4]Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru (Malang: Gandum Masa,2001)309
[5]Wiiliam Barclay, Injil Yohanes pasal 1-7 (BPK Gunung Mulia,2006) 11.
[6]Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru (Malang: Gandung Mulia,2003) 25
[7]Donald Guthrie, Pengantarar Perjanjian Baru Volume 1,(Surabaya: Momentum, 2015) 296
[8]Pdt. Dr. Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya, Jawa Barat: Bina Media Informasi, 2010. Hlm 305-311 
[9]Donald Guthrie, Pengantarar Perjanjian Baru Volume 1,(Surabaya: Momentum, 2015) 217
[10]Kasieli Zebua, M.Th, Diktat Kuliah PPB & Tafsiran PB I, (Surabaya: Sekolah Tinggi Teologi Tabernakel,2016). Hal 73. 
[11]Yap Wei Fong, dkk, Handbook to the Bible(Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2002) 600
[12]Saparman, Belajar Alkitab dan Contoh (Yogyakarta: STTII Press, 2007) 102
[13]Paul Enns, The Moody Handbook Of Theologi 1 (Malang: SAAT, 2010) 160

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter