KESELAMATAN DALAM PERJANJIAN LAMA

Post a Comment




Pengertian Keselamatan Dalam Perjanjian Lama

Dalam Perjanjian  Lama, beberapa istilah Ibrani yang digunakan untuk menyatakan keselamatan:

ð (yeshuw'a) artinya keselamatan dari musuh (Kel.14:13)
ð (yasah) yang berarti "kemerdekaan dari larangan-larangan dan ikatan-ikatan, melepaskan dari kehancuran moral, dan memberikan kemenangan
ð (syalom) artinya "damai sejahtera"
ð (salem) berarti persembahan syukur bagi suatu kebebasan dalam "perjuangan". Dari pengertian syukur bagi suatu kebebasan dalam "perjuangan". Dari pengertian tersebut, keselamatan mengacu pada "pembebasan oleh Yahweh"

Konsep keselamatan memiliki makna yang sangat luas dan dalam mencakup semua aspek hidup manusia. Penyelamatan itu bersifat:

a.     Pribadi dan sosial
b.     Politik dan ekonomi
c.      Manusia dan ekologis
d.     Lokal dan Kosmik
e.      Rohani dan jasmani
f.       Sekarang dan esok

Allah sebagai Juruselamat memenuhi setiap dimensi kehidupan manusia. Keselamatan bukan hanya semata mengenai kehidupan kekal setelah kematian melainkan juga keselamatan secara fisik. Intinya dalam Perjanjian Lama, secara keseluruhan menunjukkan betapa dalam dan besarnya kebutuhan manusia akan keselamatan.

Progresif Keselamatan Dalam PL

Progresif rencana dan tindakan-Nya bagi penyelamatan manusia di mulai dari janji protevangelium (Kej.3:15), panggilan Abraham (Kej. 12:1-3). Perjanjian Allah dengan Abraham dengan jelas menggambarkan rencana Allah bagi keselamatan manusia. Kemudian Allah memilih secara khusus bangsa Israel untuk menyatakan berkat keselamatan bagi semua bangsa

Sejarah keselamatan berkembang dalam sepajang sejarah iman dalam Perjanjian Lama sampai akhirnya mereka berfokus pada tujuan akhir, yaitu pengharapan eskatologikal, yang akan membawa kepada akhir final bersama dengan Raja Penyelamat, Sang Mesias.

Karya Allah Melalui Tokoh-Tokoh Alkitab

Keselamatan dalam Perjanjian Lama hanya melalui iman kepada Allah. Hukum Taurat diberikan sebagai penuntun kepada iman. Iman berupa kepercayaan kepada Tuhan yang memberikan keselamatan dan suatu kepercayaan yang bersandar teguh pada janji-janji-Nya untuk masa yang akan datang (Kej.15:6 bnd. Rom 4:3; Ibrani 11:1-40).

Dengan demikian, setiap bentuk ketaatan, perbuatan baik, kesetiaan dalam melakukan kehendak Allah dalam Perjanjian Lama baru berarti bila didasarkan pada iman kepada Allah.[1]

Kesimpulan

Keselamatan dalam Perjanjian Lama adalah hanya percaya (iman) kepada Allah dan dibuktikan ketaatan melakukan firman-Nya. Jadi tidak perlu untuk di ragukan lagi Keselamatan orang-orang yang berada dalam Perjanjian Lama karena mereka pasti selamat. Buktinya orang-orang selamat dalam Perjanjian Lama adalah Nuh, Abraham, Rahab, Daud dan lain-lain. Kunci keselamatan itu adalah mau percaya akan karya Allah dalam hidupnya. Sebab segalah sesuatu kehidupan kita, Tuhan sudah sediakan yang terbaik, tinggal manusia merespon karya Allah tersebut. Namun jika manusia itu tidak percaya dan mengambaikan karya Allah. Upah yang dia peroleh adalah maut atau kebibanasaan.
Tuhan Yesus Memberkati



[1]Dr. Kasieli Zebua, Teologi Sistematika III (Soteriologi, Kristologi, Pnematologi),(Surabaya: STTIA, 2020)  8

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter