MAKALAH MAKNA PENDERITAAN DALAM KITAB YAKOBUS

Post a Comment


Penulis: Azalia C. Sitompul
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya setiap orang tidak menyukai adanya pendeirtaan. Namun, Tuhan ingin setiap orang percaya dapat merasakan yang namanya penderitaan. Sebagai pengikut Kritsus haruslah mau untuk sengsara. Dan dalam Surat Yakobus diajarkan bagaimana kita harus bertekun dan bersabar dalam menghadapi penderitaan. Dan penderitaan dalam Kitab Yakobus ini berkaitan dengan pencobaan yang Tuhan ijinkan unutk dialami umat-Nya. Dari penderitaan ini memiliki makna yang baik bagi kehidupan orang Kristen.

Banyak orang saat ini, ketika terdapat orang benar yang menderita mereka menyebut bahwa itu adalah akibat dari dosa yang dilakukan. Tidak ada manusia berakal sehat menikmati penderitaan. Penderitaan menganggu setiap kehidupan manusia. Penderitaan menganggu kedamaian hati kemampuan berkomunikasi secara normal dengan orang lain, dan semangat hidup. Dan setiap orang ingin menghindari penderitaan. 

Penderitaan dalam Alkitab berbeda dengan apa yang dikatakan di umum. Menurut umum, penderitaan dapat muncul dengan berbagai bentuk. Seperti contohnya kesusahan, penyakit, rintangan, bencana, juga kematian. Namun dalam Alkitab berbeda, karena dalam Alkitab mnedefinisikan bahwa penderitaan itu hal yang penting dalam kehidupan Kristen. Karena untuk masuk dalam kerajaan Allah harus mau menerima penderitaan terlebih dahulu. (Kis. 14:22)

Untuk memahami penderitaan Meski membingungkan, di saat yang bersamaan penderitaan bersifat baik bagi orang Kristen. Untuk memahami makna penderitaan, kita perlu menyesuaikan pola pikir kita dengan firman Allah. Penyesuaian pola pikir ini akan meringankan tekanan yang berkaitan dengan penderitaan dan memungkinkan kita untuk melihat tujuan Tuhan bagi kita selama dalam masa pencobaan. Selain itu, hal ini akan membantu kita untuk mencapai kedewasaan rohani.

            Setiap orang percaya membutuhkan yang namanya penderitaan atau pencobaan. Ini adalah suatu kebenaran alkitabiah.[1]Dalam mengikut Kristus harus mau juga untuk mengalami kesengsaraan. Dan menghadapi sebuah penderitaan sulit untuk dilakukan karena membutuhkan banyak hikmat untuk dapat menerima berbagai penderitaa hidup dan mmengetahui bahwa Allah hendak menggunakannya untuk menghasilkan kebaikan dalam setiapkehidupan orang percaya.

Sekalian buka "makna penderitaan Ayub"
https://biblemu.blogspot.com/2020/06/makalah-tafsiran-kitab-ayub.html

Rumusan Masalah
1.      Apa itu penderitaan dalam Surat Yakobus?
2.      Makna dari adanya penderitaan dalam Surat Yakobus?
3.      Bagaimana relevansinya dengan kehidupan ornag percaya masa kini ?

Tujuan
1.      Mengetahui apa itu penderitaan dalam Surat Yakobus.
2.      Mengetahui makna penderitaan dalam Surat Yakobus.
3.      Menegtahui relevansi makna penderitaan dengan kehidupan orang percaya masa kini.

BAB II
LANDASAN TEORI
1.      SURAT YAKOBUS
            Surat Yakobus adalah surat pertama dari rangkaian surat yang disebut sebagai surat am (umum) karena tidak menunjukkan penerima surat yang jelas.[2] Surat Yakobus ini memunculkan sejumlah problem bagi para penafsir Alkitab. Seperti contohnya, Martin Luther yang sulit menerima surat Yakobus ini sebagai Alkitab yang diinspirasikan, ia mneyebutnya sebagai “surat jerami” (surat yang tidak ada nilainya)

            Pada abad yang ke 19, terdapat kritikan pada Surat Yakobus dengan lebih keras dan menghasilkan kecondongan umum untuk melihat Surat Yakobus dihasilkan oleh pandangan Kristen yang rendah dan berbeda dnegan teologi Paulus. Surat Yakobus ini hanya bisa dipahami dalam konteks dalam Perbajian Baru.

Latar Belakang
            Sebagai pemimpin jemaat di Yerusalem, Yakobus merasa bertanggungjawab untuk memberikan nasihat-nasihat kepada orang-orang Kristen yang berlatarbelakang agama Yahudi.[3]Yakobus mengetahui keadaan para pembaca dan ingin mengerahkan para pembaca dalam pergumulan yang dialami.

            Dari isi Surat Yakobus dapat ditarik kesimpulan bahwa pembaca sedang mengalami banyak pencobaan (1:2). Yakobus juga mengetahui mengenai keadaan sosialnya (1:9-10, 5:1-8). Terdapat juga pertengkaran di antara mereka (4:1). dan terdapat kecenderungan untuk mengasihi dunia dan segala macam harta benda. Oleh sebab itu Yakobus menulis untuk menegur dan mengarahkan mereka melalui suratnya ini.

Penulis
            Surat Yakobus merupakan kitab yang mempunyai arti unik bagi yang orang Kristen karena berasal dari seseornag yang memiliki hubungan yan dekta dengan Tuhan Yesus. Yakobus disini dikatakan bahwa ia saudara tiri Tuhan. Sejumlah orang mempertannyakan apakah Yakobus saudara Yesus itu sama dengan Yakobus yang menulis surat ini.[4]

            Dalam Surat Yakobus ini penulis memperkenalkan dirinya adalah Yakobus sebagai Hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus (Yak. 1:1a). Hal ini memuculkan pertentangan, karena pada saat itu nama Yakobus umum dipergunakan. Dalam Perjanjian Baru, dapat ditemukan ada 5 orang yang disebut sebagai Yakobus. Yakobus anak Zebedeus (Mrk.1:19;3:17; par. Kis. 12:2), Yakobus anak Alfeus (Mrk.3:8, par.), Yakobus saudara Yesus (Mrk.6:3, par.; 1 Kor. 15:7; Gal. 1:19;2:9, 12; Kis. 12:17; 15:13; 21:18; Yud. 1), Yakobus Muda (Mrk. 15:40, par.), dan Yakobus ayah Yudas (bukan Iskariot, Luk. 6:16; Kis. 1:13).[5]

            Surat Yakobus ini ditujukan kepada orang yang cukup dikenal dalam jemaat mula-mula. Dengan demikian, ada dua Yakobus tang dimaksudkan, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yakobus saudara Yesus.[6]Dalam kepenulisan surat Yakobus terdapat bukti eksternal, pandangan tradisional akan penulis surat Yakobus, argumentasi melawan pandangan tradisional, dan teori-teori alternative tentang asal usul Surat Yakobus.
            Dalam bukti eksternal ini terdapat dua kemungkinan. Yang pertama, keraguan atas Surat Yakobus membuktikan kepenulisan non- rasuli, sehingga bukti lainnya perlu dibandingkan dengan kecondongan yang melawan otensitas surat Yakobus. Yang kedua, dapat ditemukan bukti-bukti internal yang dapat diterima, namun hasilnya akan lebih condong untuk memasukan jejak-jejak surat Yakobus ang ditemukan sebelum 200 M.

Adanya pandangan tradisional akan penulis Surat Yakobus ada enam. Yang pertama identifikasi diri penulis. Penullis memperkenalkan diri secara sederhana sebagai “Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus.”[7]

Waktu dan Tempat
            Menurut keterangan Yosefus, Yakobus mati syahid di Yerusalem pada tahun 62.[8]Berdasarkan Sejarah Gereja Eusebius, menyebut surat ini ditulis pada tahun 65. Flavius Josephus, mnegatakan suart ini ditulis pada tahun 62. Dari pernyataan ini menunjukkan bahwa surat Yakobus ini ditulis sebelum tahun 65 dan di Asia Kecil.
Lazimnya surat disangka orang dibuat pada tahun 60 setelah 30 tahun lamanya penulis menggembalakan Gereja Yahudi.

Ikhstisar Surat Yakobus
            Dalam kitab ini banyak pengajaran yang tidak bertalian satu sama lain mengenai beberapa pokok, tanpa hubungan yann nyata sebuah topik sering diuilangi dan disisipkan di antara pokok-pokok lain. Topik-topik dalam Surat Yakobus, yaitu: pencobaan, tekun, bijak, dia, kepapaan, kekayaan, hawa nafsu, dosa, iman, perbuatan baik, hal menilik atas rupa orang, dosa karena lidah. Surat Yakobus sulit untuk dibuatkan ikhtisar karena banyakanya topik yang dibahas di dalmnya, dank arena topik-topik ini nampaknya tidak mengikuti pola yang pasti.[9]

Pembaca Surat
            Penulis menyebutkam sidang pembaca dengan sebutan “kedua belas suku di perantauan’ (Yak. 1:1). Surat ini menunjukkan bahwa surat ini dituju pada jemaat yang sedamg kehilanggan identitas kekristenannya. Dalam hal ini terdapat maalah yang harus dihadapi oleh Surat Yakobus adalah kelakuaan jemaat yang tidak etis. Pada jemaat, terdapat orang yang pilih kasih dengan menguutamakan orang kaya (Yak. 2:2-4), ada yang mengejar kekuasaan (3:1-2). Dan yang lainnya mengejar keuntungan sebesar-besarnya dengan tidak takut akan Allah (Yako. 4: 13-17). Ada pula yang bertengkar dan bertikai (4:1-2), mencitai dunia (4:4). Karena itu, penulis hendak membina moral mereka dnegan memberikan ajaran dan nasihat yang terdiri dari serangkaian aforisme (perkataan-perkataan pendek yang menggugat).

Pokok Teologis Surat Yakobus
Terdapat beberapa pokok Teologis dalm Surat Yakobus, anatar lain:
1.      Iman harus diwujudkan dalam perbuatan
      Istilah iman (pistis) dalam Surat Yakobus ini tidak mengandung unsur makna teologis yang kaya, yang sering ditemukan dalam surat Paulus. Iman yang dimaksudkan di sini menunjuk pada suatu pemahaman yang bersifat intelektual mengenai penyataan Allah.
      Terdapat 3 contoh dalam Perjanjian Lama yang Yakobus kemukakan dalam surat ini mengenai iman yang disertai perbuatan, yaitu Abrahan (2:21-24) dan Rahab (2:25-26).
      Dalam surat ini, dapat disimpulkan bahwa penekan Yakobus menegnai iman dan kerja sama sekali berbeda dengan pembenran oleh iman yang diajarkan Paulus. Iman yang dimaksudkan Yakobus ada;ah imana sebagai sesuatu yang bersifat intelektual.

2.      Kasih kepada sesama adalah hukum yang memerdekakan
      Bagi Yakobus, kasih akan sesama (2:8) merupakan inti dari Hukum Taurat yang harus dilakukan (2:10), karena kasih merupakan hukum Kerajaan Allah. disini jjuga kasih sebagi wujud dari iman itu juga harus dilakukan dalam persekutuan jemaat. maka dalam persekutuan jemaat ajngan memandang muka, jangan yang kaya dihormati dan yang miskin tidak (2:1-7). Kasih kepada sesama juga termasuk mengunjungi yatim piatu dan janda-janda (1:27), serta saling mendoakan satu kepada yang lain (5:13-16).

3.      Penderitaan sebagai ujian terhdap iman
      Yakobus memberi nasihat kepada pendengaranya untuk memahami bahwa pencobaan dalam banyak hal memiliki aspek yang postif terhadap iman, jika orang percaya bertahan tanpa kompromi (1:2). Dalam Surat ini, Yakobus menganggap bahwa penderitaan merupakan ujian terhadap iman.

4.      Bersahabat dengan dunia dan dengan Tuhan
      Yakobus dalam suratnya mempertentangkan persahabatan dengan dunia (4:4) di satu pihak dan pada pihak lain persahabatan dengan Tuhan (2:23), serta hikmat dari atas (3:17). Yakobus di sini memberi nasihat pada jemaatnya untuk hidup dalam persahabatan dengan Allah.

      Bagi Yakobus, kekayaan dan semua daya tariknya adalah simbol dari persahabatan dengan dunia ini. Sikap orang terhadap kekayaan merupakan satu batu ujian terhadap kesetiaannya kepada Tuhan. Bagi orang dunia, mereka yang memiliki iman adalah orang yang miskin jika mereka tidak punya kekayaan, tetapi Allah memandang mereka sebagai orang kaya dan mewarisi kerajaan-Nya (2:5). Yakobus memilah 3 persoalan mendasar berhubungan dengan kekayaan.

      Yang pertama, kekayaan dapat menipu orang untuk menganggapnya sebagai hal yang terpenting, sehingga mengabaikan Allah (1:9-10). Kedua, kekayaan dapat mempengaruhi orang kaya, bahkan orang percaya, untuk mengabaikan orang miskin. Ketiga, kekayaan dapat emmbuat orang kaya menindas mereka yang berada di ajlan yang benar (4:1-2).

2.   PENDERITAAN DALAM SURAT YAKOBUS
            Allah ingin setiap umat-Nya dapat mengalami penderitaan. Kristen adalah agama yang tidak hanya melibatkan percaya, tetapi juga penderitaan. Dalam pelayanan Yesus melibatkan dua aspek yang sangat berbeda. Berkhotbah, mengajar dan menyembuhkan membentuk satu fase yang jelas dari pelayanan Yesus. Tahap kedua dari pelayanan Yesus dasarnya adalah merasakan berbagai jenis penderitaan.
            Terdapat beberapa alasan mengapa Allah mau untuk umat-Nnya mengalami Penderitaan, anatara lain:
1.      Allah ingin umat-Nya mengalami penderitaan karena hal itu menyenangkan Dia.
     Dalam Yesaya 53:10 tertulis “Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan.” Disini menunjukkan adanya kesenangan ketika umat-Nya menderita. Karena melalui penderitaan ini seseorang aakan memiliki banyak pembelaran yang mungkin tidak dapat dibagikan secara langsung oleh orang tua. dalam Efesus 5:2 pun dikatakan “.. sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harus bagi Allah.” sama hal nya dengan seorang seorang Kristen yang mau meyerahkan dirinya kepada Tuhan sebagai persembahan.

2.      Allah ingin umat-Nya menjadi sempurna
     Dalam Ibrani 2:10 dikatakan, “Sebab memang sesuai dnegan keadaan Allah—yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan--, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan.” Hidup tidak akan lengkap tanpa penderitaan. Orang yang tidak pernah mempunya masalah dalam hidup ini tidak emmiliki sesuatu. Ia tidak memiliki elemen yang membuatnya lengkap dan matang. Kehidupan di bumi ini mencakup segala macam penderitaan.[10]

3.      Allah ingin umat-Nya dapat taat
     Dalam Ibrani 5:8 dikatakan “Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia tlah belajar menjadi taat dari apa yang diderita-Nya.” Dalam Alkitab mengajarkan bahwa Yesus taat melalui apa yang telah diderita. Jadi setiap orang percaya harus mampu mengalami beberapa penderitaan jika mau sepenuhnya mentaati Allah. orang yang baik pub perlu mengalami penderitaan untuk mendorong kepada ketaatan yang sempurna.

4.      Allah ignin umat-Nya lebih dekat kepada-Nya
     Dalam Filipi 3:10 dikatakan “Yang kukehendaki ialah mengenai Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.” Disni penderitaan menciptakan persekutuan para penderita yang berpikiran sama yang telah mengalami hal yang sama. Untuk menjadi bagian dalam persekutuan seseorang harus menderita. Ada kedekatan dengan Allah dan Kristus ketika orang percaya mengalami penderitaan. Orang percaya akan emmiliki pemahaman lebih mengenai siapa Yesus dan apa yang telah dilakukan untuk orang percaya ketika menghadapi penderitaan.

5.      Allah ingin kemuliaan mengikuti umat-Nya
     Dalam 2 Korintus 4:17 dikatakan “Sebab penderitaan ringan sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segalanya.” Dalam 1 Petrus 1:11 diaktakan “Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.” Dalam 1 Petrus 4:13 dikatakan “Sebalinya, bersukacitalah, sesuai dnegan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakna kemuliaan-Nya.”

Dan dalam Roma 8:17-18 dikatakan “Dan jika kita adlaah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dnegan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dnegan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Sebab aku yaki, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.”

6.      Allah ingin umat-Nya dapat mengalami penderitaan dalam menggenapi penderitaan Kristus
     Dalam Kolose 1:24 dikatakan “Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, unutk tubuh-Nya, yaitu jemaat.” ini menjadi alasan mengapa setiap orang percaya harus menderita yaitu untuk menggenapi penderitaan Kristus. Karena Yesus adalah kepala dan umat-Nyalah tubuh Kristus. Dari sini dapat diketahui bahwa jika kepala mendeirta dan tubuh tidak menderita makan penderitaan Kristus tidak lengkap.

7.      Allah ingin umat-Nya rendah hati
     Tuhan ingin membawa umat-Nya di sepanjang jalan yang merendahkan hati dan menyebabkan setiap orang yang percaya kepada-Nya. Dalam Ulangan 8:2 dikatakan “Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahakkn hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tdiak.”

8.      Allah ingin menguji umat-Nya
     Penderitaan merupakan sebuah ujian. Enderitaan mengeluarkan apa yang ada di dalam diri setiap orang. Disni karakter seseorang akan terlihat. Dan itu yang akna membuat orang lain dapat menegur orang tersebut.

            Penderitaan merupakan sutau hal yang menyakitkan dan mengganggu. Namun, dalam rencana Allah, penderitaan itu membuat setiap orang untuk berpikir. Penderitaan merupakan suatu alat yang digunakan Allah untuk setiap orang menjadi sadar dan Allah ingin melihat daklam hidup setiap orang bagaimana ia melewati penderitaan yang tidak menyenangkan.

            Penyebab dari suatu penderitaan terkadang terdapat dalam hal yang negatif, seperti karena kehidupan manusia yang dipenuhi dosa dan kebodohan dari manusia sendiri. Dalam hal positifnya
            Dalam surat Yakobus ini terdapat hal mengenai penderitaa, yang terdapat dalam pasal 1: 1-12. Penderitaan dalam Yakobus ini berkaitan dujian iman. Terdapat beberapa menegnai pendeirtaan dalam Surat Yakobus. Pencobaan adalah instrument pertama yang digunakan Allah untuk menolong setiap orang percaya untuk bertumbuh dan instrument yang kedua untuk menghasilkan pertumbuhan adalah firman-Nya.

            Pada Surat Yakobus ini terdapat dua kekuatan di dalam kehidupan yang membuat iman bertumbuh. Dan salah satunya adalah melalui penderitaan atau pencobaan. Yakobus menasihati para pendengarnya untuk memahami bahwa pencobaan dalam banyak hal memiliki aspek positif terhdap iman,[11]jika orang percaya bertahan tanpa kompromi (1:2). Dari berbagai pencobaan, terdapat maslaah penderitaan karena beriman.
            Bagi Yakobus, penderitaan itu merupakan sutau ujian terhadap iman. Hal ini ingin adanya pembuktian apakah para pendengar itu tetap bertekun dalam Tuhan dan bersabar. Penderitaan merupakan pupuk dari bertumbuhnya iman.

            Dalam Surat Yakobus, Yakobus menjelaskan cara untuk menghadapi penderitaan. Yakobus mengatakan bahwa dlaam mengalami penderitaan haruslah setiap orang menerima semua itu sebagai sesuatu yang berasal dari Allah dan hal itu membutuhkan himat. Dan hasilnya ketika setiap ornang dapat bertahan dengan mencari penghiburan dan hikmat Allah untuk menghadapi penderitaan itu adalah berkat.

            Dari Yakobus ini diajarkan bahwa tanpa adanya perjuangan dlam menghadapi penderitaan, akan menjadikan seorang Kristen yang lemah, lunglai, dan tidak lengkap, yang tidak mampu untuk memikul tanggung jawab besar yang dibenbak setiap orang pada saat memasuki Kerajaan Tuhan dan ke dalam kepenuhan pelanan-Nya.

            Penderitaan ini merupakan pengujian dari kesukaran-kesukaran. Dalam ay. 12 yang dimaksudkan dengan kata itu ialah: pemikat hati kepada dosa. Melalui pencobaan-pencobaan yang pertama, yaitu kesukarang-kesukan Tuhan menyempurnakan para waris kekekalan. Karena iman yang diuji itu indah.

            Dalam menghadapi penderitaan yang ada ini membutuhkan ketekunan. Ketekunan yang berarti kesanggupan untuk menantikan hal-hal yang diingini. Dan menghadapi penderitaan harus dengan hikmat. Hikmat untuk menghadapi pencobaan-pencobaan kehidupan, sebagaimana patut bagi orang Kristen.

            Penderitaan yang berupa pencobaan itu bukanlah dari Tuhan. Namun, Tuhan mengizinkan iblis untuk memberikan pencobaan. Karena dari situ Tuhan ingin menyatakan pemeliharaan-Nya dan menolong untuk menanggungnya. Surat Yakobus ini berbicara mengenai orang percaya yang dapat bertahan dalam penderitaan (1:12).  Dalam surat Yakobus ini mengajarkan bagaimana orang percaya dapat terus siap ketika harus mengahadapi penderitaan dengan iman di hadapan Tuhan, pengajaran ini penting karena adanya suatu keterkaitan antara iman dan penderitaan.  Karena iman yang teguh tidak akan membuat seorang percaya goyah ketika harus menghadapi penderitaan.

Tokoh dalam Alkitab yang mengalami Penderitaan
            Salah satu tokoh dalam Alkitab yang mengalami penderitaan yaitu Ayub. Dan ini merupakan contoh bagi orang yang mengalami penderitaan. Dimana disini Ayub dapat tekun dalam Tuhan walupun ia harus mengalami penderitaan.

            Ayub adalah seorang pria yang benar-benar saleh dan tidak ada bandingnya. Ia juga adalah seorang pria yang memiliki kekayaan yang layak ia peroleh. Ia adalah seorang yang saleh, sangat kaya, seorang suami yang baik, dan seorang ayah yang setia. Dalam sebuah sapuan bencana beruntun yang menimpa Ayub secara cepat, tiba-tiba Ayub mengalami banyak sekali kehancuran hari dan kesedihan. Akumulasi bencana luar biasa yang menimpa Ayub kemungkinan sudah cukup untuk mengakhiri siapapun di antara orang yang hidup di masa kini.[12]

            Ayub ditinggalkan pada saat ia bangkrut, tidak punya rumah, putus asa, dan tidak memiliki anak. Ia ditinggalkan berdiri di samping sepuluh kuburan yang masih baru dari anak-anaknya yang sudah tiada . dan istrinya menangis sedih dan mulai membujuk Ayub untuk mengutuki Allah.

            Kitab Ayub mengajarkan tentang pentingnya persahabatan dalam penderitaan, khususnya tentang bahasa nasihat yang terlalu sederhana atau naif, ataupun penghiburan palsu.[13]Dalam kitab Ayub ini menceirtakan bagaimana Ayub dalam meghadapi penderitaan yang dialami. Disini Ayub tidak menderita sambil bungkam, namun ia berdebat pula dengan sahabat-sahabatnya dan mengeluh kepada Allah. Dan disini Allah menghiraukan keluhannya itu. Namun Tuhan tidak menghakimi Ayub.
            Dari penderitaan yang dialami Ayub ditunjukan adanya kesetiaan Ayub kepada Allah. Penderitaan yang dialami Ayub ini bagi manusia sangatlah berat. Ada beberapa yang penderitaan yang harus dialami Ayub. Dan itu pun terjadi secara berurutan.

            Kitab Ayub ini terdiri atas dua bagian utama. Yang pertama merupakan legenda seorang yang benar yang menderita (1-2 dan 42:7-12). Yang kedua adalah syair-syair yang ingin mencari makna penderitaan (3-42:6)[14]. kitab Ayub mengemukakan pembelaan  dann memberi sigi pandang Alkitab terhadap penderitaan.[15]

            Penderitaan yang dialami Ayub dalam kitab Ayub ini terjadi secara berurutan. Pertentangan dramatis (perubahan tragis) mempertajam rasa belas kasihan dan menyoroti keadaan Ayub yang menyedihkan – perubahan radikal dari kehidupan bersama keluarga yang ideal dan makmur menjadi kehidupan melarat, kesakitan dan sendirian (Ayub 1:1-5; 2:7-8).

            Penderitaan yang dialami Ayub  ini merupakan pengalaman yang memang dizinkan Tuhan untuk terjadi dalam kehidupannya. Penderitaan yang dialami Ayub pertama, ketika angin ribut melanda melalui padang belantara melenyapkan hewan-hewan piaraan dan hamba-hambanya, dan yang paling mengerikan ketika anggota keluarganya pun lenyap. Tapi kendati dilanda oleh pelbagai penderitaan, Ayub masih dapat berkata-kata seperti si penuh harapan dari Bunyan yang sementara berada di tengah sungai maut berkata, ‘aku merasakan dasar sungai (penderitaan) dan rasanya adalah baik’.[16]Adanya hal ini ia tetap mengahadapai penderitaan dengan sikap orang yang percaya. Dalam sikap demikian ia menemukan kekuatan hingga dapat memberikan ungkapan mengenai penyerahan diri kepada Allah dalam perbendaharaan cerita tentang iman yang paaling semerbak. Dalam hidupnya yang paling kelam Ayub masih tetap dapat memuji Allah. Ayub tidak menuduh Allah memberikan sesuatu yang tidak enak.
            Ayub juga mengalami sakit kusta  yang menyakitkan. Yang dapat dikatakan ialah bahwa Ayub menderita borok kulit yang menyusahkan, penyakit ini sangat menjengkelkan dan menyengsarakan. Ayub disitu mulai untuk menggaruk-garuk badannya dengan beling di tengah tempat pembakaran. Kesedihan Ayub bertambah karena adanya hinaan dan luka yang dialaminya. Ketika ia duduk di sana penuh dengan borok kulit yang mulai pecah bernanah, yang membuat tubuhnya mnejadi bengkak dan demam, dan memberikan kepadanya rasa gatal yang tidak pernah hilang. Tidak hanya disitu, ketika Ayub harus mengalami penderitaan tersebut, istri Ayub tidak menolong Ayub. Namun, istri Ayub menganjurkan agar Ayub lebih baik mengutuki Allah.

            Saat Ayub harus mengalami penyakit kusta tersebut, ia memandang kepada wajah ketiga sahabatnya yang muncul pada saat Ayub mengalami penderitaan. Mereka duduk dan memandangi Ayub dan tidak berkutip apa-apa. Hal yang pertama, sahabat Ayub tidak mengenali Ayub. Dan ketika sahabat Ayub ini berbicara, mereka menyalahkan, menuduh bahkan mencela Ayub. Ucapan yang diucapkan oleh sahabat-sahabat Ayub ini menyakitkan Ayub.

            Kesedihan Ayub juga menjadi misteri dengan diamnya Allah. Ayub meratap pada Tuhan, ia mengeluh pada Tuhan (Ayub 3:1-28). Di hadapan kesusahan yang menimpa dia, Ayub tidak melihat jalan keluar selain maut.[17]Dari saat ia mulai mengeluh perasaam , melandanya dan ia jatuh dalam suatu depresi.

            Dari penderitaan yang Ayub alami, disini penderitaan yang memang sudah Tuhan izinkan menimpa Ayub melalui Iblis (Ayub 1:6-12). Ayub mengalami penderitaan yang sangat menyakitkan itu karena Tuhan ngin menguji bagaimana kesetiaan Ayub untuk terus hidup dalam Tuhan. Tuhan ingin melihat bagaimana kesungguhan Ayub terhadap Tuhan ketika semua yang ia miliki diambil oleh Tuhan. Penderitaan ini dapat dikatakan sebagai ujian iman (Ayub 1:9-12). Ujian yang dialami Ayub sangat berat, dari kehilangan ternak dan anak-anaknya serta menderita penyakit kuliat yang sangat mengerikan. Kenyataan yang buruk ini sangat berat diterima. Namun, nyatanya penderitaan yang dialami Ayub ini merupakan awal dari kebaikan dalam hidup Ayub, yaitu kematangan dalam iman, dan menjadi awal pengenalan anatara Allah dan manusia lebih dalam.

            Penderitaan ini juga memiliki makna sebagai persiapan untuk menerima berkat yang dari Allah. dapat dilihat bahwa pada akhirnya Ayub menerima yang berlipat kali ganda (Ayub 42:7-9). Dari penderitaan itu mempersiapkan diri ayub unutk menerima berkat. Yang pada akhirnyapun Ayub menyesal telah mengeluh terhadap Tuhan.

            Melalui penderitaan ini , Allah memberikan Ayub sebuah gambaran yang lengkap dan semakin nyata akan Tuhan. Melalui penderitaan Allah pun semakin mengenal manusia. Dan melalui penderitaan yang dialami Ayub ini memperlihatkan kepada iblis bahwa Ayub adalah orang yang susngguh-sungguh di dalam Tuhan. Adanya penderitaan ini membuat hubungan Allah dan Ayub semakin intim dan memulihkan dua kali lipat keadaan Ayub (42:10-17).

            Dari penderitaan yang dialami Ayub, tidak selalu ketaatan kepada Allah berkorelasi langsung dengan kelimpahan berkat. Seperti Ayub yang mengalami penderitaan tanpa ia melakukan kejahatan, ternyata tidak mengubah ketaatan dan kebenaran Ayub kepada Allah (Ayub 1:21-22; 2:10). Tidak selalu penderitaan berkaitan dengan pelanggaran. Ayub disini menunjukan bahwa penderitaan yang ia alami bukan karena melakukan kejahatan. Maka dari itu Ayub menolak terhadap dakwaan  bahwa ia telah bersalah. Penderitaan dalam kitab Ayub ini memberikan pemahaman bahwa penderitaan bukan untuk diperdebatkan, namun penderitaan ini mengajarkakn bagaimana bersikap terhadap penderitaan.

            Menurut Yakobus, penderitaan merupakan suatu ujian terhadap iman, apakah orang Kritsen itu tetap bertekun dan bersabar. Dalam hubungan dengan kesabaran dan ketekunan ini, Yakobus mengangkat dua contoh untuk menjelaskan pandangan akan hal ini. Pertama, kesabaran seorang petani menantikan hasil panen hingga telah turun hujan musim gugur dan hujan musim seni (5:7). Sang petani tidak dapat berbuat hal lain selain menunggu dengan sabar. Kedua, ketekunan Ayub dalam mengahdapi penderitaan. Akhir dari ketekunan Ayub itu merupakan kepulihan keadaan Ayub. Demikian Yakobus menasihati jemaatnya agar tetap bersabar dan tekun hingga tiba kedatangan Tuhan (5:8).

BAB III
PEMBAHASAN

Makna Penderitaan dalam kitab Yakobus
            Dalam kitab Yakobus ini terdapat maknanya. Penderitaan yang terdapat dalam Surat Yakobus ini berkaitan erat dengan adanya pencobaan. Penderitaan disini maknanya untuk mempersiapkan setiap orang percaya untuk menerima berkat yang dari Tuhan (ay. 12b). dikatakan bahwa setiap orang percaya nantinya kana menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. Dalam hal ini mengajarkan juga untuk setiap orang percaya dapat bertahan akan penderitaan.

            Penderitaan juga merupkan ujian iman. Dimana Tuhan ingin menguji iman setiap orang percaya. Apakah sungguh-sunggu dalam percaya akan Tuhan dan tetap mau bertahan saat menghadapi penderitaan. Hal ini akan mengawali seorang percaya dalam pengenalan anatara Allah dan orang percaya.

            Sebuah penderitaan ini mengajarkan untuk setiap orang percaya dapat percaya akan janji Tuhan. Dan setiap orang haruslah memandanng pada kehidupan kekal yang dijanjikan Tuhan. Dimana sering orang percaya ketika mengalami adanya penderitaan ia lebih condong memandang pada penderitaan itu dan hal itu akan berakibat adanya sikap yang menyalahkan Tuhan dan hal itu dapat mengombang-ambingkan iman dan akan menjadi berpaling dari Tuhan. Namun, dalam Surat Yakobus ini mengajarkan untuk selalu percaya dan setia pada Tuhan di masa-masa sukar yang ada.

            Dari banyaknya penderitaan yang ada, itu merupakan pembelajaran bagi setiap orang percaya. Penderitaan ini merupkaan sarana untuk setiap orang percaya dapat bersaksi dengan semua orang bahwa adnya kuasa Tuhan disaat kondisi yang buruk. Hal ini untuk memuliakan Tuhan, menyatakan adanya kuasa Allah dan menyatakan sifat Kristus ketika dalam penderitaan sebagai sarana kesaksian untuk memenangkan jiwa-jiwa yang belum percaya.

            Dari penderitaan juga menjauhkan setiap orang dari kesombongan. Karena sebuah penderitaan dapat membantu orang untuk belajar rendah hati. Harus diketahui bahwa kehidupan manusia tidak selalu ada di atas, ketika orang selalu diatas kesombongan pun akan muncul ketika iman itu mudah goyah. Penderitaan diijinkan Tuhan untuk memelihara setiap orang percaya untuk selalu rendah hati dan selalu berserah pada Tuhan.

            Penderitaan juga mengajarkan untuk orang percaya dapat disiplin atas dosa dan membentuk setiap kehidupan untuk menjauhkan hal-hal yang tidak berguna. Hal ini dnegan tujuan untuk setiap orang percaya dapat mengahsilkan buah atau membawa jiwa-jiwa yang dimenangkan. Hal ini juga dapat menumbuhkan iman dan supaya bergantung pada Tuhan dan FirmanNya. Penderitaan iini dapat membuktikan iman dan membuat setiap orang percaya dapat rindu mengunakan janji-janji dan prinsip dari Firman Tuhan (Yak. 1:2-4). Hal ini mengajarkan juga untuk taat. Penderitaan ini sebagai ujian ketaatan yang membawa iman kepada kedewasaan.

Relevansi Makna Penderitaan Ayub dengan kehidupan orang percaya masa kini.
            Dalam kehidupan orang Kristen masa kini pasti juga mengalami penderitaan. Penderitaan yang setiap orang percaya alami merupakan hal yang memang Tuhan izinkan untuk membuat setiap orang yang percaya dapat lebih mengenal siapa Allah. Dan perlu diketahui bahwa dalam mengikut Tuhan setiap orang percaya juga harus mau menderita. Itu menguji iman setiap orang yang percaya apakah benar-benar hidup dalam Tuhan atau tidak. Setiap penderitaan yang saat ini setiap orang alami itu mempersiapakn untuk menerima kebaikan yang dari Tuhan. Dan setiap orang yang mengalami penderitaan tidak perlu unutk menyalahkan Tuhan, melainkan harus mengucap syukur karena Tuhan akan berkarya dalam setiap kehidupan orang percaya yang selalu berharap kepada-Nya. Banyak orang percaya pada saat ini yang mengalami penderitaan. Namun, kebanyakan orang percaya langsung mengeluh pada Tuhan dan bahkan banyak juga yang berpaling dari Tuhan. padahal sebenarnya itu jalan untuk setiap orang percaya dalam mengikut Allah.

BAB IV
PENUTUP

Penderitaan adalah salah satu syarat mengikut Tuhan. karena Tuhan pun ingin untuk setiap umat-Nya dapat menderita. Penderitaan merupakan sesuatu fakta yang akan dialami setiap orang percaya. Penderitaan ini harus diterima dengan berani. Melalui penderitaan ini akan menjadikan sesuatu yang berharga untuk dijalani.

Penderitaan adalah sesuatu yang menyenangkan hahti Tuhan. karena melalui setiap penderitaan itu Tuhan ingin melihat apakah umat-Nya ini sungguh-sungguh memiliki iman kepada Tuhan. tuhan ingin umat-Nya taat, rendah hati, lebih dekat kepada-Nya, menjadi smepurna di dalam Tuhan, dan menggenapkan penderitaan Kristus. Semua yang Tuhan ijiinkan dalam setiap kehidupan umat-Nya adalah suatu hal baik. namun, bagi kebanyakan orang saat ini banyak yang menghindar dari penderitaan ini. Dari penderitaan mengejarkan akan banyak hal bagi setiap kehidupan orang percaya.
Penderitaan dalam Surat Yakobus ini, terdapat beberapa makna, yaitu ujian iman dan untuk mengenal lebih dekat dengan Allah. dalam suart Yakobus ini mengajrkan untuk bersabar dan tekun dalam menghadapi penderitaan. Karena penderitaan tidak selamanya buruk. Pendeirtaan dalam surat Ykaobus ini memiliki makna yaitu penderitaan merupakan cara mendisiplin setiap orang percaya. Disin Tuhan ingin umat-Nya dapat lebih dekat dengan Allah. penderitaan ini merupkan sarana Allah untuk melihat kesungguhan dari umat-Nya.
Saran
Bagi setiap orang percaya, penderitaan seharusnya bukan sesuatu yang harus dihindari. Namun, penderitaan itu harus dihadapi dengan ucapan syukur karena dapat mengenal Allah lebih lagi mealui penderitaan yang ada.





[1]Ray C. Stedman, Petualangan menjelahi Perjanjian Baru, Jakarta: PT. Duta Harapan Dunia, 2003, 305.
[2]Donald Guthrie, Pengantar Perjanjian Baru Volume 3, Surabaya: Momentum , 2014, hal. 51.
[3] Ibid.
[4]Ray C. Stedman, Petualangan Menjelajak Perjanjian Baru, Jakarta: PT. Duta Harapan Dunia, 2003, 303.
[5]Pdt. Dr. Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru Sejarah Pengantar dan Pokok-Pokok Teologisnya, Bandung: Bina Media Informasi, 2010, hal. 316.
[6] Ibid.
[7]Donald Guthrie, Pengantar Perjanjian Baru Volume 3, Surabaya: Momentum, 2014, hal. 55.
[8]Ola Tuluan, Introduksi Perjanjian Baru, Malang: Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia, 1999, 253.
[9]Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas, 2013, 327.
[10]Dag Heward-Mills, Kehilangan, penderitaan, pengorbanan, dan kematian, Jakarta: Parchment House, 2015.
[11]Samuel Benyamin, Perjanjian Baru, Bandung: Bina Media Informasi, 2010, 325.
[12]Charles R. Swindoll, Ayub, Jakarta, Nafiri Gabriel, 2004, 5.
[13]W.S. Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2, Jakarta, BPK Gunung Mulia, 2010, 141.
[14]Christoph Barth, Teologi Perjanjian Lama 2, Jakarta, gunung mulia, 2010, 189.
[15]Andrew E. Hill & John H. Walton, Survei Perjanjian Lama, Malang, Gandum Mas, 2013, 425.
[16]A. Simanjuntak, Tafsiran Alkitab Masa Kini 2, Komunikasi Bina Kasih, akarta, 1989,72.
[17]Marie, Claire Barth, Frommel, Ayub: bergumul dengan penderitaan, bergumul dengan Allah, Jakarta, Gunung Mulia, 2016, 47.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter