MAKALAH PERMAINAN MUSIK DALAM GEREJA

Post a Comment


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gereja merupakan tempat perkumpulan orang percaya, untuk beribadah kepada Tuhan. Di dalam Gereja terdapat istilah tata ibadah yang biasa disebut liturgi. liturgi adalah pekerjaan atau pelayanan yang dilakukan untuk dalam gereja sebagai suatu persekutuan bagian atau tata ibadah dalam gereja biasanya seperti penyampaian firman, pujian, penyembahan, doa bapak kami dan lain-lain. Pada mulanya liturgi dalam dunia Yunani lebih dekat dengan bidang politik, sebagai pelayanan khusus kepada masyarakat. Bergantinya waktu, kata liturgi diartikan sebagai tata ibadah dalam gereja. Di dalam liturgi gereja terdapat namanya penyembahan, pujian, pelayanan musik dan lain-lain.

            Pada zaman sekarang kalau diperhatikan bahwa budaya musik semakin berkembang dengan masa-masa sebelumnya. Perkembangan ini, selaras dengan perkembangan kebudayaan manusia. Selain itu, perkembangan musik sangat didukung oleh teknologi pada masa sekarang. Musik memberikan peranan yang sangat penting dalam sejarah manusia. Sebab memilki pengaruh yang sangat kuat bagi emosi manusia, karena musik dapat menjadi alat untuk merangsang emosi pendengaran, memberikan inspirasi, sehingga mengalami ketetarikan.

            Ternyata musik sangat begitu penting dalam gereja, terutama dalam keadaan suasana dalam gereja. Karna musik mempunyai kegunaan dan fungsi didalam kehidupan manusia. Musik dipakai sebagai alat untuk menyampaikan arti identitas dari setiap gereja, misalnya Protestan dan Pantekosta. Sebab setiap denominasi atau gereja mempunyai aturan tersendiri. Terkadang  di dalam pelayanan musik gereja, sering disalah gunakan, hanya sebagai penghibur atau menunjukan suatu bakat yang dimilikinya. Hal itu tidak bisah dikatakan musik itu ditiadakan karna kesalahan pahaman pemakain musik tersebut. Tetapi satu hal diambil yang harus ditegas bahwa musik adalah alat untuk memuji Tuhan.

            Oleh sebab itu Gereja dan musik saat ini hampir tidak bisa dipisahkan, sebab musik menjadi sarana penting terciptanya sebuah peribadatan dalam gereja. Hadirnya musik juga dapat meningkatkan gairah dan suasana dalam ibadah. Suasanan dan gairah yang dihasilkan oleh bunyi maupun nyanyian yang dilantunkan  menjadi unsur penting yang harus dilakukan setiap ibadah. Seiring dengan suasana dan gairah yang dihasilkan oleh musik di dalam gereja, maka hal tersebut tidak terlepas dari konsep pemain musik  yang ada. Konsep pemain musik di gereja saat ini menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi jemaat atau pendengar.

            Dengan demikian pemain musik adalah bagian pelayananyang sangat diperlukan, baik dalam pelayanan dalam gereja maupun luar gereja. Sebab musik salah satu alat yang mengiringin nyanyian dari manusia. Tetapi satu hal yang harus diketahui bahwa musik hanya sebagai alat, musik tidak bisa berbunyi atau mengeluarkan suatu nada tanpa adanya  yang memainkanya.

Rumusan Masalah
1.      Bagaimana syarat-syarat menjadi pemain musik dalam gereja?
2.      Apa makna musik dalam gereja?
3.      Apa tugas pemain musik gereja?
4.      Bagaimana perana musik dalam gereja?

Tujuan Penulis
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis bertujuan menjelaskan kepada pembaca bahwa pemain musik itu sangat begitu penting dalam pelayanan gereja, dan sekaligus memberi pemahaman, bagaimana konsep pemain musik dalam gereja.

BAB II
LANDASA TEORI

Defenisi Musik
Kata musisi berdasarkan kata musik yang berasal dari kata Yunani yaitu muses. "the muses" merupakan sebutan bagi Sembilan anak perempuan Zeus, dan mereka ini menjadi perwakilan untuk seni dan sience. Musik dalam Yunani klasik memilki pengertian yang amat luas dari bahasa lain yaitu meliputi puisi, kesusastraan, kesenian, musik dalam arti sempit, dan segalah sesuatu yang bersifat intelektualistis.[1]

Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama dari suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan irama Walaupun musikadalah sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni.[2] Musik adalah sebuah seni non vebal yang lahir dalam sejarah kehidupan manusia. Sebab musik itu mucul karna suatu anugrah Tuhan yang Dia berikan kepada manusia. Sehingga manusia mampu menciptakan musik.

Manfaat Musik Gerejawi
Fungsi utama musik gerejawi (church musik) atau musik kudus atau musik litrugis adalah untuk menambah dimensi keterlibatan kedalam ibadah. Sekarang, hampir setiap ruangan paduan suara harus mempunyai petunjuk yang mengutip perkataan Agustinus bahwa seseorang yang menyanyi sebenarnya ia berdoa dua kali, namun ketakutan Agustinus tentang daya tarik berlebihan dari musik tampaknya tidak pernah dikemukakan. Oleh sebab itu, setiap orang harus mengerti bahwa disaat ia bernyanyi, sebab menyanyikan suatu teks menuntut lebih banyak kosentrasi ketimbang hanya menyanyikan saja, sebab kebanyakan orang menyanyikan sebuah lagu tetapi ia tidak mengertia apa tujuan dari lagu tersebut.

Salah satu alasan mengapa musik membantu ibadah adalah bahwa musik merupakan medium yang lebih ekspresif ketimbang ucapan biasa. Musik memungkinkan kita mengekspresikan intesitas perasaan melalui pola titik nada, keras lembut, melodi dan ritme. Dengan demikian, fungsi musik adalah mempersembahkan sesuatu yang kita anggap indah, tidak peduli betapa tidak lengkapnya peralatan musik itu sendiri.[3]

Musik Di Tinjau Dari Segi Teologi
Salah satu fondasi musik gereja adalah kembali dasar Alkitabiah dari musik itu sendiri. Cara menentukan fodasi tersebut adalah harus ada komitmen. Dengan komitmen yang ada selalu memberikan suatu pengertian secara Alkitabiah  terhadap pelayanan musik, selain itu juga harus ada teologi tersendiri yang beralkitabiah untuk pelayanan musik. Musik digunakan dalam gereja adalah sebagai pelayanan pekerjaan Tuhan.[4]Dalam berpikir secara teologia terhadap musik, harus sadar bahwa musik itu terciptkan oleh Allah. Allah menciptakan musik dengan kemuliaan-Nya dan tujuan-Nya, dan juga untuk memperkaya kehidupan manusia. Oleh sebab itu tujuan musik dalam geraja adalah tidak lebih dan tidak kurang dari pelayanan umat Allah dan juga pelayanan bagi dunia. Artinya:
·         Tujuan dari Musik dalam gereja bukan untuk entertainment.
·         Tujuan musik dalam gereja bukanlah untuk menyenangkan style musik dari pendeta.
·         Tujuan dari musik bukan untuk mempertahankan kebudayaan maupun tradisi dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Sejarah Musik
Perkembangan suatu musik di mulai dari perkembangan musik barat, pada tahun 1750. Perkembangan pada masa itu sangat berkaitan dengan perkembangan gereja. Khususnya, gereja merupakan penyokong utama seluruh kesenian Barat. Hal ini merupakan suatu fakta yang tidak dapat disangkal. Itu sebabnya konteks gereja dari masa kemasa perlu untuk disebutkan, dalam menerapkan teks litrugi. Setelah tahun 1750 ruang konsert dan teater opera menjadi sarana utama pentunjukan dan perkembangan musik, bukan gereja lagi. Hal ini juga suatu komentar pengeseran gereja sebagai pusat perabadan Barat sejak 1750 dan juga kemorosotan.[5]

Istilah Pemain Musik
Di kalangan masyarakat ada pemahaman bahwa musisi berarti:seorang yang mencipta, memimpin, atau menampilkan musik. Dalam artian di sini segala macam bentuk musik, baik intrumen maupun vocal. Oleh sebab itu, seseorang yang mahir memaikan salah satu jenis alat musik maupun lebih dari satu jenis instrument musik dapat dikatakan sebagai musisi. Namun berkembang juga, pemahaman orang akan arti kata musisi menunjuk kepada seorang pemain musik yang telah memiliki album rekaman hasil karyanya, kemudia terkenal dan popular atau yang kita sebut dengan istilah artis. Kalau dikaitkan dengan musisi gerejawi peranya tetap berprofesi sebagai pelaku musik seperti umumnya. Namun mereka ditambahkan kriteria kerohaniaan yang sesuai dengan ajaran Alkitab.

Pemain Musik Bagian Dari Pelayan Tuhan

Menjadi pelayan musik gereja berarti menjadi orang yang melayani Allah pada seksi musik di dalam gereja (ekklesia - persekutuan orang percaya). Orang yang melayani musik gereja adalah pelayan Allah karena Kepala Gereja adalah Kristus. Jadi siapa pun ia dalam jajaran pelayanan di dalam gereja (termasuk Pendeta dan Presbiter lainnya) ditilik, dinilai, dan diamati pertama-tama berdasarkan sudut pandang Allah. Dan sudut pandang Allah diuraikan dengan jelas dalam Alkitab. Pada prinsipnya baik pelayan Kategorial, pelayan Sakramen, pelayan Musik memiliki kesamaan lebih banyak daripada perbedaannya. Alasannya adalah mereka semua adalah pelayan Allah, dan yang membedakannya hanyalah uraian tugasnya saja. Sehingga secara khusus pelayan musik gereja tidak dinilai dari kecanggihannya memainkan musik dan keindahannya menyanyikan lagu dengan tepat sesuai partitur dan terdengar harmonis, tetapi pada pribadinya sebagai seorang pelayan. Akibatnya nas yang diperlukan seorang pelayan musik gereja sama dengan nas yang dibutuhkan oleh seorang pendeta, seorang penatua dan diaken, seorang pelayan komisi lainnya.

Masalah Pelayanan MusikGereja
Pujian-pujian yang dinyanyikan dalam gereja merupakan persembahan yang diberikan kepada Tuhan bukan kepada manusia. Hal yang sering terjadi dalam gereja, bagi pelayanan-pelayanan gereja adalah tidak sepenuh hati untuk melayani, terutama bagi pemain musik. Pemain musik sesungguhnya merupakan tokoh yang terpenting bagi penyanyi atau WL. Sebab yang menentukan tinggi rendahnya suara penyanyia adalah pemain musik. Jika pemain musik memberi tangga nada yang tinggi atau rendah akan mengakibatkan WL atau jemaat mengalami kesusahan dalam menyanyikan lagu tersebut.

Yang sering menjadi masalah dalam gereja pada masa kini khususnya pemain musik adalah melayani dengan maksud tertentu. Seperti melayani hanya menujukan kemampuan, melayani karena uang, melayani karena faktor-faktor yang salah. Masalah ini telah menjadi suatu kebiasan-kebiasan setiap individu. Terutama mencampur adukan musik tidak rohani. Musik rohani Kristiani pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu, musik litrugis dan non liturgis. Musik liturgi atau musik gereja adalah musik yang menjadi bagian dari peribadatan gereja, karena itu jenisnya dibedakan menurut fungsinya, misalnya: lagu pujian, penyembahan, pengakuan dosa, doa, pengucapan syukur, pengutusan, dan berkat. Sementara musik non liturgis atau sering disebut  musik sacral adalah seluruh musik yang secara umum tidak terkait dengan liturgi gereja. Yang sering menjadi suatu kesalahan gereja pada masa kini dalam penggunaan alat musik adalah musik non liturgi. Hal ini yang sering terjadi dan terulang-ulang. Pemain musik tidak mempedulikan apakah musik yang dimaikannya tersebut sesuai dengan Alkitabiah. Yang penting asik, sehingga terjadinya ketidak cocokan antara lagu dengan musik. Makna dari lagu yang dinyanyikan tersebut tidak kelihatan dari musik yang tidak cocok.

Ada satu kecenderungan yang kuat di antara para pemain musik untuk menonjolkan diri untuk mendapatkan penghargaan yang lebih tinggi karena kemampuan mereka. Jadi kerendahan hati membuat musisi tidak sombong, selain itu musisi dapat menghargai setiap musisi yang dilain gereja, bukanlah mencela permainan orang. Kelemahan lembutan dan kesabaran penting sekali di saat musisi tersebut telah menjadi senior dan mengajar, terutama saat ada junior yang perlu bimbingan, saat musisi tersebut telah menjadi senior dan mengajar, terutama saat ada junior yang perlu bimbingan, saat berlatih juga sikap ini sangat dibutuhkan. Hal yang biasanya sulit dilakukan adalah mengampuni, konflik sering terjadi dalam latihan musik, di mana yang satu mau begini yang lainnya mau begitu akhirnya menjadi pertengkaran (Mat.5:23-24).

BAB III
PEMBAHASAN

Syarat-Syarat Menjadi Pemain Musik Gerejawi

1.      Sifat seorang musisi gerejawi
Seorang musisi gerejawi harus mempunyai sifat penuh belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah lembutan dan kesabaran, saling. mengampuni.[6] Semua itu penting dan harus ada, karena menjadi musisi gerejawi diharuskan bekerjasama dalam satu dalam tim. Gembala, pemimpin pujian, singer, pemain musik dan jemaat merupakan satu tim yang berkerja bersama-sama dalam gereja untuk melayani Tuhan.
2.      Penampilan seorang musisi gerejawi
Penampilan sangat membantu dalam menjadi musisi gerejawi. Melihat situasi untuk berpenampilan adalah sikap yang lebih tepat. Memakai pakaian yang rapi dan dasi yang cocok untuk ibadah umum. Yang terpenting adalah musisi gerejawi jangan memaksakan penampilan ke dalam situasi yang tidak cocok. Selalu melihat situasi, kondisi dan tempat di tampil.
3.      Musisi dapat dipercaya
Dapat dipercaya adalah sikap yang harus dimiliki musisi gerejawi (Luk.16:10). Seorang pelayan yang tidak dapat dipercaya akan selalu mengabaikan kewajibannya dan tidak serius dalam pelayanan. Datang terlambat, kebanyakan janji sehingga tidak ditepati dan berbohong membuat seorang musisi tidak dipercaya, sehingga mungkin akan dicari penggantianya atau tidak dipercayakan lagi untuk suatu pelayanan. Seorang musisi yang dipercaya akan melayani dengan sukacita. Terbukti lewat permainan musiknya yang terasah lewat latihan-latihan, rela menyelesaikan tugasnya meskipun bukan bidang musik dan semuanya dilakukan secara professional serta bertanggung jawab.

Makna Musik Dalam Gereja
Pada tahun 1967, Kongregasi Suci untuk ibadah memberikan penjelasan dalam istruksi mengenai musik liturgi, bahwa musik litrugi mencakup nyanyian Gregorian, berbagai jenis musik gereja baik yang lama maupun baru, musik gereja untuk orgel dan untuk alat musik lain yang diizinkan, nyanyian gereja. Prinsip dari musik litrugi ialah segala macam musik, baik menyangkut jenis musik, nyanyian, maupun alat musik yang digunakan dalam rangka perayaan iman gereja. Pengertian umum membedakan antara musik vocal dan musik instrumental, meski dalam kenyataan keduanya sering dibawakan bersama-sama.

Musik liturgi merupakan salah satu unsur dan bentuk ungkapan litrugi gereja. Makna dari liturgi geraja secara simbolin adalah selalu menunjuk hal lain yang menjadi isi dari simbol itu. Nah, musik merupakan salah satu ungkapan simbolis dari perayaan iman gereja itu. Yang dirayakan ialah misteri penebusan Kristus itu melalui aneka symbol, termasuk musik liturgi. Maka musik liturgi  dapat sungguh-sunguh menghadirkan misteri Yesus Kristus kepada umat dan umat dapat masuk betul dalam misteri Kristus melalui musik liturgi.

Musik memilki tempat atau kedudukan yang sangat penting dalam liturgi. Pentingnya musik liturgi ini dapat dilihat secara Konstingn Liturgi Vatikan yaitu sebagai berikut:
a.       Musik merupakan bagian liturgi sendiri yang penting dan integral. Maksudnya musik bukan sekadar untuk selingan, tambahan, atau "dekorasi" demi kemeriahan liturgi, melainkan suatu bagian liturgi meriah yang penting atau integra.
b.      Musik memperjelas misteri Kristus artinya musik digunakan sebagai sarana untuk memuliakan Allah dan menguduskan umat berima. Kalau dicermati, pemuliaan Allah dan pengudusan manusia merupakan isis karya penebusan Yeus Kristus yang dirayakan dalam perayaan tujuan musik liturgi. Oleh sebab itu dapat dirumuskan bahwa tujuan musik liturgi mengarah kepada hal memperjelas misteris Yesus Kristus yang menjadi isi  perayaan liturgi.[7]

Tanggung Jawab Dan Sikap Pemain Musik Gereja
Seorang musisi gerejawi haruslah seorang yang takut akan Tuhan, sudah lahir baru, benar-benar hidup dalam kebenaran firman Tuhan dan melakukannya dalam setiap kehidupannya: dan semestinya gaya hidupnya juga sesuai dengan apa yang Tuhan perintahkan. Jika seseorang tersebut mau melayani Tuhan berarti dia merasa suatu panggilan. Panggilan dalam pelayanan musik adalah panggilan yang mulia dan kudus, serta tidak boleh dianggap remeh.[8] Tidak menganggap remeh adalah mencerminkan keseriusan, terutama dalam hal menjauhi dosa-dosa, seorang musisi gerejawi tidak boleh sedikitpun berkompromi dengan dosa. Menjaga kekudusan dan  memelihara hati selalu bersih merupakan syarat mutlak musisi gerejawi. Jadi, pertama-tama yang harus ada pada musisi gerejawi adalah hati yang sungguh-sungguh mau melayani dan tertuju kepada Tuhan.

Kesetiaan kepada Tuhan yang dilayani merupakan kriteria selanjutnya yang harus dipenuhi seorang musisi gerejawi. Menjauhi kehidupan duniawi merupakan wujud kesetiaan tersebut, sebab hal-hal duniawi selalu mengarah kepada perbuatan dosa.  Jika musisi gerejawi mulai tidak setia dan mulai melakukan atau masih mencintai perbuatan dosa. Jika musisi gerejawi mulai tidak setia dan mulai melakukan atau masih mencintai kepada perbuatan duniawi, saat itulah Tuhan tidak berkenan kepadanya (1 Yoh. 2:15). Selain kriteri mengenal hal-hal yang menyangkut kerohania tersebut, ada beberapan hal teknis yang harus dimiliki juga oleh seorang musisi gerejawi, sebab kita masih hidup di dunia ini dan tidak dapat menyangkali realitas dan harus berpikir logis.

Musik bukanlah salah satu dari karunia-karunia Roh Kudus, melainkan suatu talenta yang harus dikembangkan. Musisi berbakat itu sudah tidak asing, memilki kemampuan bermain musik adalah suatu anugerah dari Tuhan, bahkan orang yang menciptakan lagiu, dan memilki suara bagus juga merupakan talenta dari Tuhan. Sikap musisi gerejawi harus mencerminkan Tuhan yang dilayaninya, jika masih bertoleransi dengan dosa maka dia bukanlah seorang musisi gerejawi yang sejati. Musisi merupakan penyembahan, yaitu menyembah kepada Tuhan. Seorang penyembah harus sudah mengalami hubungan pribadi dengan Tuhan dan sanggup memelihara pengalaman dalam dirinya.

Manfaat Musik Dalam Gereja

Musik adalah karya yang unit bagi manusia yang memilki peran tersendiri. Pertama, Musik sebagai fenomena fisik. Fenomena fisik adalah suatu kenyataan alat musik yang di sekeliling manusia. Kedua, musik sebagai fenomena psikologi. Setiap lagu yang sedih membawa perasaan menjadi sedih disaat didengar musik tersebut. Ketiga, musik sebagai estetik. Musik bisa dikatakan indah disaat didengar. Dan kempat, musik sebagai fenomena kebudayaan. Contah: Musik Bali mewakili warna suara kebudayaan Bali.

Untuk melihat kegunaan musik dalam gereja harus menilai secara positif bukan secara negative. Sesungguhnya apakan musik itu dapat dipergunakan dalam geraja? Itu kembali pada setiap aturan dalam gereja. Karna musik itu terpancar warna dari gereja itu sendiri. Sebaliknya penggunaan instrument dalam ibadah perluh hati-hati tidak hanya asal-asalan. Sebab Kekristenan bukanlah satu teori atau spekulasi, tetapi suatu kehidupan, bukan juga satu filosofit dalam kehidupan, melainkan satu kehadiran yang hidup.

Salah satu alasan mengapa musik membantu ibadah adalah bahwa musik merupakan medium yang lebih ekspresif ketimbang ucapan biasa. Musik memberikan intensitas perasaan melalui kepelbagaian dalam kecepatan, pola titik nada, keras lembut, melodi.[9]

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Menjadi seorang pemain musik gereja bukan hanya sekedar bermain musik saja atau melakukan tugasnya. Namun ia harus menyadari bahwa pelayanan yang dia lakukan adalah suatu pelayanan kepada Tuhan. Untuk menjadi seorang pelayan Tuhan ia harus mempunyai sikap sebagai hamba. Memang menjadi seorang musisi diperhadapkan kepada tanggung jawab dalam gereja. Di jaman ini, jika jenjang seorang pemain musik sudah tahap profensional, maka musik dan bisnis merupakan hal yang tidak terpisahkan. Jadi tidak heran jika ada banyak orang yang memimpikan untuk berkarier dalam bidang musik, bahkan telah menjadi cita-cita sejak kecil.

Pelayanan musik gereja harus mempunyai perbedaan dengan pemain musik duniawi. Sebab jika pelayan musik gereja tidak ada bedanya dengan pemain musik duniawi hal itu batu sandungan bagi tim yang lain. Sebab didalam pelayanan terdapat istilah tim, jika pelayan Tuhan masih menggunakan sikap orang-orang tidak didalam Tuhan, akan mengakibatkan suatu pertentangan dengan tim yang lain. Jadi, pemain musik gereja harus mempunyai sikap karakter Kristus dalam hidupnya.

















      









[1] Kamus Musik. S.V. "music"
                [2] https://www.google.com/search?q=defenisi+musik&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b
                [3] James F. White,Pengantar Ibadah Kristen,(Jakarta: Gunung Mulia, 2012) 100-103
[4] Lovelace & Rice, Musik and Worship in the Church, ( Abingdon Press, 1976) 4
[5] Rhoderick j, Sejarah Musik 2, (Jakarta: Gunung Muli, 2008) 34
[6]  Mike & Viv Hibbert, Pelayanan Musik ( Yogyakarta: Yayasan ANDI, 2001), 39
[7] E. Martasudjita, Pr. & J. Kristanto, Panduan Memilih Nyanyian Liturgi,(Yogyakarta: Kanisius,  2004) 18
[8] Mike & Viv Hibbert, Peyanan Musik (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 2001) 45
[9] James F. White, Pengantar Ibadah Kristen,(Jakarta: Gunung Mulia, 2009) 103

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter