Kej. 1:26-28 , Tujuan Allah menciptakan manusia adalah "berkuasa". Berkuasa dalam hal menguasai ciptaan-ciptaan Tuhan. Misalkan ikan-ikan, burung-burung, ternak, binatang melatang yang merayap di bumi. Alasan manusia diciptakan adalah untuk memuliakan Tuhan melalui menjaga ciptaan Tuhan. Yang menjadi masalahnya pada masa kini adalah manusia salah menguasai bumi adalah bukan untuk memuliakan Tuhan. Padahal Allah menciptakan manusia untuk memuliakan Allah. Dan yang perlu kita ketahui bahwa manusia itu adalah gambar dan rupa Allah. Dan manusia adalah makhuk yang terbatas yang berbeda dengan Allah.
Yang perlu kita ketahui dalam teks ini adalah laki-laki disini adalah seorang kepala atas wanita. Bila dibahasakan pada masa kini adalah suami-istri. Arti dari suami sebagai kepala atas istrinya. Berkuasa bukan seolah-olah melakukan sesuka hati menjadi istri sebagai budak. Sebab suami dan istri yang dikatakan Alkitab adalah sama. Jadi memimpin dalam keluarga bukan untuk membedakan suatu kedudukan satu sama lain namun kedudukan sama itu sama dihadapan Tuhan.
Bila dilihat pada masa kini sekarang bahwa istri itu mencoba menguasai suaminya. Memang tujuan dari wanita ini dulunya adalah tujuan yang baik menjadi seorang penguasa. Namun ambisi ini menjadi salah karena ambisi yang berlebihan. Hal mulai terjadi ketika manusia itu jatuh dalam dosa. di mana manusia salah menggunakan fungsi dan perannya.
Maz. 8:4-10, Di ayat ini juga menjelaskan kekuasaan manusia yang Tuhan berikan kepada manusia yaitu kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang, burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut dan lain-lain. Yang perlu di ketahui manusia di berikan kuasa namun jangan salah menggunakan kekuasaan itu. Di ayat 10 ini menjelaskan Allah menciptakan manusia sebagai yang berkuasa yaitu untuk kemuliaan-Nya. Dan Tuhan memberikan perintah kepada manusia untuk berkuasa atas ciptaan-Nya, bukan tunduk kepada ciptaan-Nya. Hal ini sudah terjadi, misalkan menyembah patung berhalal itu adalah dosa. dimana ciptaan Tuhan dijadikan Tuhan.
Hari Sabat
Pembedaan dan persamaan :
Keluaran 20 => hari sabat itu ada 6 hari penciptaan
Ulangan 5: 15=> pelepasan dan penebusan bangsa Israel dari tanah mesir.
Kedua teks ini memiliki suatu prinsip yang sama namun konteks yang berbeda. Namun yang perlu kita ketahui bahwa alasan Allah berhenti pada hari ke tujuh untuk berkerja yaitu untuk menunjukan bahwa Ia mampu menguasai kekuasaanya. Di mana pada hari pertama sampai hari keenam Allah berkuasan atas hari itu dan hari ke tujuh menunjukan bahwa Allah mampu menguasi kekuasaan-Nya.
Demikian juga dengan manusia, ia harus mampu menguasi kekuasaanya sendiri misalkan pada hari ketuju. Di mana hari pertama-hari keenam manusia berkuasa, melalui hari ketujuh apakah manusia bisa menguasai kekuasaannya tanpa melakukan pekerjaan?. Sebab terkadang manusia itu tidak bisa menguasai dirinya sendiri terutama kekuasaannya. Di mana manusia itu menjadi budak karena kekuasaannya. Sehingga manusia itu terus bekerja terus menerus karena ia tidak bisa menguasi kekuasaannya. Sebab Allah memerintahkan manusia dari mulanya untuk berkuasa atas ciptaannya. Namun manusia melanggar ketetapan Allah. Sebab ciptaaan Tuhan dijadikan tuan atas diri manusia.
Namun kekuasaan itu juga membuat manusia itu serakah dan lupa diri misalkan kisah Daud mengambil istri orang. Hal ini terjadi karena manusia itu serakah dan tidak mampu mengedalikan kekuasaannya. Sehingga dengan kekuasaan tersebut membuat manusia melampaui batas. Peristiwa ini juga terjadi pada masa kini dimana para pemimpin salah menggunakan kekuasaannya. Sebab ia tidak mampu mengedalikan kekuasaannya tersebut. Itulah sebabnya dari semula Allah perintahkan manusia untuk berkuasa dalam segalah hal, misalkan dirinya sendiri.
Post a Comment
Post a Comment