Makna Hukum Taurat Dan Kitab-Kitab Perjanjian

Post a Comment


Hukum Taurat Dan Perjanjian
Dalam esai ini, hukum Taurat berarti aturan hidup yang diberikan oleh Allah kepada umat-Nya, cara yang harus mereka pakai dalam menjalani hidup, perintah-perintah yang harus mereka patuhi.  Istilah perjanjian lebih fundamental. Perjanjian berarti "penggunaan kasih karunia tertinggi, yang dimulai, ditetapkan, ditegaskan, dan digenapi secara ilahi.

Hukum Musa Dan Hukum Kristus
Hukum Kristus tidak berbeda dengan Hukum Musa. Hukum Kristus bukan nova lex atau hukum baru. Setiap hukum berasal dari Allah dan masing-masing diberikan untuk tujuan yang sama, yaitu untuk memerintahkan supaya mengasihi Allah dan mengasihi sesama (Mat.22:37-40).  Dan ada beberapa  dimensi-dimensi Taurat yang dikatakan teologi Calvinis secara tradisional yaitu hukum moral, hukum upacara agama dan hukum sipil.

Hukum Taurat Dan Janji
Allah memberikan suatu janji kepada Abraham karena Abraham percaya kepada janji tersebut. Bila dilihat dari sudut pandang hukum Taurat bahwa hukum ini sama sekali tidak menentang janji, malahan membantu perwujudan janji itu digenapi dalam kedatangan Kristus.

Hukum Taurat Dan Kasih Karunia
Hukum Taurat itu dilandasi oleh kasih karunia. Karena oleh kasih karunia Allah memanggil Abraham janji-Nya kepada Abraham (Kejadia 12:1-3), Yahweh membebaskan orang-orang Israel dari perbudakan di Mesir. Hukum Taurat itu diungkapkan atas dasar penebusan, bukan sebagai dasar penebusan, bukan sebagai suatu cara untuk memperoleh keselamatan, melainkan sebagai pedoman untuk menunjukkakn rasa terimakasih atas keselamatan yang telah dikerjakan oleh Allah, Keluaran 20:2 bukan hanya merupakan pendahuluan dari dasa Titah, melainkan merupakan dasar teologisnya (ay.3:17).

Hukum Taurat juga memperlihatkan kasih karunia Allah. sebagai pemberi hukum itulah Yahweh menyatakan dirinya sebagai "Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya" (Kel.34:6). Hukum Taurat adalah "pemberian Allah yang diadakan untuk  mendatangkan sukacita dan pembangunan bagi umat perjanjian. Hukum Taurat tidak diberikan sebagai suatu beban, tetapi sebagai harta terbesar dan tanda yang jelas tentang kasih ilahi.

Hukum Taurat Dan Dosa
Paulus memandang hukum Taurat sebagai pemberian Allah kepada umat-Nya yang ditebus untuk menuntun dan melindungi mereka (Galatia 3) dan sebagai alat untuk mengenal dosa. Dan tujuan pokok dosa ialah menghalau orang yang mematuhi hukum agar menjauhi Sang pemberi Hukum dan menuju mau (Rom.6:23). Dosa mendorong korban-korban agar melakukan beberapa hal. (1) melaggar hukum Taurat. Sedemikian itulah pengaruh dosa, sehingga mengenal hukum justru membujuk orang untuk melanggarnya, bukan mematuhinya (Rom.7:7-13). Kesalahan yang menjadi akibat pelanggaran hukum itu menyebabkan orang melarikan diri, seperti yang dilakukan oleh Adam dan Hawa, dari hadirat Allah (Kej.3:8). (2) Memandang hukum Taurat itu sendiri sebagai tujuan. Dosa mendorong manusia untuk memusatkan perhatian pada hukum, bukan pada Allah. Bukan menyembah Allah, sekarang hukum Tauratlah yang disembah dan dilayani orang, melainkan menaati hukum Taurat. (3) Memandang ketaatan pada hukum Taurat sebagai sarana untuk mencapai tujuan lain daripada Allah.

Kristus Dan Hukum Musa
Hubungan antara Kristus dan Hukum Musa itu kompleks dan banyak seginya. Kristus adalah obyek Hukum Musa, Tuhannya, dan gurunya. Yang dimaksud Kristus sebagai objek yaitu Kristus adalah teladan hukum Taurat. Dengan kesetiaan-Nya kepada hukum Taurat dalam segala dimensinya, Yesus memberi contoh dan mewujudkan kehidupan yang suci dan benar, yang diperintahkan oleh hukum Taurat. 

Dan Kristus sebagai Tuhan hukum Musa yaitu Kristus menaklukkan dosa. Dalam pengajaran Paulus, musuh utama umat Allah bukanlah Hukum Musa, tetapi dosa suatu kuasa yang memperbudak mereka melalui hukum itu. Juga kuasa-kuasa Iblis bekerja melayani dosa dan membantu tujuan perbudakan kepada dosa itu. Dalam usaha menaklukan dosa, Kristus Tuhan merebut hukum Taurat itu dari cengkeram dosa. Dan Kristus sebagai guru yang mengajarkan hukum Taurat kepada murid-muridnya.

Tujuan Menaati Hukum Taurat
Tujuan menaati hukum Taurat ialah untuk mengenal Allah, yang adalah satu-satunya sumber kesejahteraan tertinggi manusia. Dalam Westminster Larger Catechism dikatakan "Tujuan paling utama dan paling tinggi dari manusia ialah memuliakan Allah dan sepenuhnya menikmati Dia untuk selamanya. Pada akhirnya, orang-orang yang telah berusaha menghormati Allah dengan cara menaati hukum Taurat-Nya akan diantar menuju kenikmatan penuh dalam persekutuan Musa maupun Yesus.

Aku Datang Untuk Menggenapi Hukum Taurat Dan Kitab Para Nabi (Mat.5:17)
Penggunaan "hukum Taurat dan kitab para nabi" beserta konteksnya oleh Matius, yang berfokus pada hubungan antara Perjanjian Lama dan pengajaran Yesus (5:21-48), menunjukkan bahwa Yesus sedang berbicara mengenai bagaimana pengajaran-Nya berhubungan dengan tuntutan Allah di dalam hukum Taurat Perjanjian Lama.

Kristus "Telos" Hukum Taurat
Makna "Telos"  Rom.10:4 dengan membuat dua arti yaitu "kegenapan" dan "sasaran". Namun tampaknya jelas bahwa kata itu tak mungkin berarti "kegenapan" dalam pengertian penghentian.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter